3.5 Pengamatan
Patogenitas ditentukan dengan mengamati mortalitas kematian symphylid. Indikasi kematian serangga uji dilakukan dengan cara mengamati symphylid di
bawah mikroskop untuk mengetahui apakah pada tubuh symphylid tumbuh jamur B. bassiana. Untuk mendeteksi penyebab kematian symphylid akan diinkubasi
diatas media PDA. Pengamatan mortalitas dilakukan setiap hari. Data hasil pengamatan akan disajikan kedalam tabel seperti dibawah ini:
Tabel 1. Data hasil pengamatan mortalitas symphylid pada metode residu pakan
Perlakuan ∑ Mortalitas symphylid ekor pada pengamatan hari ke-
1 2
3 4
5 6
7 8
... 20
KP BP
TP Tabel 2. Data hasil pengamatan mortalitas symphylid pada metode residu pada
hidup symphylid
Perlakuan ∑ Mortalitas symphylid ekor pada pengamatan hari ke-
1 2
3 4
5 6
7 8
... 20
KM BM
TM
Menurut Rustama et al. 2008, persentase mortalitas kematian serangga dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut:
= 100
Dengan catatan M = mortalitas serangga , n = serangga yang mati ekor, dan
N = jumlah serangga yang diuji ekor.
3.6 Analisis Data
Seluruh data yang diperoleh diuji dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan pengujian BNT dengan taraf nyata 5 . Data yang diperoleh dianalisis dengan
mengunakan software SAS 9.1 for windows.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Aplikasi jamur B. bassiana terhadap symphylid hanya menyebabkan kematian tidak lebih dari 10 dan mortalitas symphylid tidak berbeda nyata antar
perlakuan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa B. bassiana belum terbukti mampu menginfeksi dan menyebabkan
mortalitas symphylid.
5.2 Saran
Perlu penelitian lebih lanjut untuk aplikasi B. bassiana dengan isolat yang berasal dari beberapa tempat dan diharapkan untuk menggunakan metode yang benar
karena kondisi tanah yang digunakan pada penelitian ini kurang lembab.
PUSTAKA ACUAN
Barnett. H. L. 1960. Ilustrated Genera of Imperfecty Fungy. Published by Burgess Pub. Co, Minneapolis. Mishawaka, IN, U.S.A Second Edition P: 62.
Bartholomew, D. P., R. E Paull and K. G. Rohrbach. 2003. The Pineapple: Botany, production and Uses. Bartholomew, D. P., R. E Paull and K. G. Rohrbach
eds.. CABI Publishing, Wallingford, UK. Pp 1-301.
Biro Pusat Statistik BPS. 2012. Produksi Nanas. http:bps.go.id. Diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Burger, H. D and N. W. Hussey. 1971. Microbial Control of Insects and Mites. Academic Press. New York.
Cloyd. 2003. Nursery, Greenhouse and Landscape: Naturalis-O, A new Mycoinsecticida. htpp:www.Entomology.wisc.edumben land210 html.
Diakses 21 Januari 2003.
Dinata, A. 2006. Insektisida Yang Ramah Lingkungan. Diakses dari: http:www.pikiranrakyat.com.cetak04415cakrawala.penelitian. Tanggal
23 Agustus 2015.
Flint, M. L. 1990. Pests of the Garden and Small Farm. Pest Notes Publication 3332. Division of Agriculture and Natural Resources, University of California.
Ghidiu, G. M. 2005. Garden Symphylans. Fact Sheet 234 NJ Agricultural Experiment Station NJAES, Rutger. The State University of New Jersey. USA.
Gillespie, A. T. 1988. Use of fungi to control pests of agricultural importance, p. 37- 60. In M. N. Burge ed., Fungi in biological control systems. Manchester
University Press, Manchester, England.
Greenslade, P. 2002. Kelas: Symphyla . Directory Faunal Australia. Australian National University .