Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

(1)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN BIDAN DALAM MENGATASI KOMPLIKASI

SELAMA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HESSA AIR GENTING KABUPATEN ASAHAN

TAHUN 2009

S K R I P S I

Oleh : MELANDI MEHA

NIM. 061000206

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN BIDAN DALAM MENGATASI KOMPLIKASI

SELAMA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HESSA AIR GENTING KABUPATEN ASAHAN

TAHUN 2009

S K R I P S I

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh : MELANDI MEHA

NIM. 061000206

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judu l :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN BIDAN DALAM MENGATASI KOMPLIKASI

SELAMA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HESSA AIR GENTING KABUPATEN ASAHAN

TAHUN 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

MELANDI MEHA NIM. 061000206

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 18 Juli 2009 dan

dr. Yusniwarti Yusad, MSi Ria Masniari Lubis, MSi.

NIP. 131 698 717 NIP. 131 124 053

. Penguji II Penguji III

Asfriyati, SKM., MKes Drs. Abdul Jalil Amri Arma, MKes. NIP. 132 102 006 NIP. 131 124 053

Medan, Agustus 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, MSi. NIP. 131 124 053


(4)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

ABSTRAK

Tahun 2007 angka kematian ibu di wilayah keja Puskesmas Hessa Air Genting sebanyak 3 kasus yang disebabkan adanya triasklasik. Kondisi ini tidak terlepas dari kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diberikan oleh petugas kesehatan khususnya bidan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting. Upaya bidan mengatasi berbagai komplikasi selama persalinan merupakan hal yang sangat penting untuk dikaji dan ditingkatkan kualitasnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap bidan denga tindakan dalam mengatasi komplikasi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah observasi bersifat deskriptif analitik. Populasi penelitian adalah seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting sebanyak 29 orang dan seluruhnya dijadikan sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara variabel pelatihan (p=0,026), pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000) dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan. Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan kualitas pengetahuan dan keterampilan bidan melalui pelatihan kompetensi kebidanan dan supervisi serta pemberian reward atas kinerja bidan dalam memberikan pelayanan obstetrik kepada masyarakat.

Kata Kunci : Karakteristik Bidan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Komplikasi Selama Persalinan


(5)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

ABSTRACT

By 2007 of maternal mortality rate in Hessa Air Genting Public Health Center (PHC) showed 3 cases and it’s caused by triasklasik’s problems. This condition is unrepeatable of quality maternal child health service’s midewife in Hessa Air Genting PHC. Effort’s midewife overcame some complications of delivery process constituted a something very important to learning and increasing their quality.

This research intends to know correlation of characteristic, knowledge and midewife attitude with the midewife action to overcame delivery complication in Hessa Air Genting PHC distric of Asahan at 2009. The research kind’s descriptive analytic. The research population is all midewife in Hessa Air Genting PHC which 29 people and all be sample research (total sampling).

The result of research showed that significant correlation between variables of training (p=0,026), knowledge (p=0,000) and attitude (p=0,000) midewife action to overcame delivery complication. Therefore it’s expected that there are some increasing quality of midewife’s knowledge and skill to pass through a midewife’s training and supervision with giving reward of midewifes work in giving obstetric service to community.

Keywords: The Midewife Characteristic, Knowledge, Attitude, Action, Delivery Complication


(6)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Melandi Meha

Tempat/Tanggal Lahir : Goti/ 7 April 1976

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. Merdeka No. 27 Sadabuan-P. Sidempuan

Alamat Kantor : Jl. S.M. Raja No. 310 Kisaran

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1983-1989 : SDN 142433 Panyanggar P. Sidempuan

2. Tahun 1989-1992 : MTsN P. Sidempuan

3. Tahun 1992-1995 : Sekolah Pendidikan Keperawatan Pemda

Sibolga

4. Tahun 2000-2003 : Poltekes Medan

5. Tahun 2006-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 1995-1996 : Staff Klinik Bersalin Azimar Medan

2. Tahun 1996-Sekarang : Staff Rumah Sakit Umum H. ABD Abdul


(7)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan

Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama

Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Tahun 2009”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui

kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari

berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran

masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing II skripsi yang telah

memberikan kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan skripsi ini.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi. selaku Kepala Departemen Kependudukan dan

Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan

Dosen Pembimbing I skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang positif


(8)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

3. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes. selaku dosen penasehat akademik yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama melaksanakan perkuliahan

di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh dosen dan staf Administrasi di Departemen Kependudukan dan

Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Kepala Puskesmas Hessa Air Genting dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Asahan beserta staf yang telah banyak membantu penulis dalam pemberian

informasi untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Kepala Rumah Sakit Umum Kisaran dr. Bambang Wahyudi yang telah memberi

izin penulis untuk melanjutkan pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat beserta

staf dan

7. Alm. Ibunda Lomi Gajah tercinta yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil dan do’a dalam cintanya di setiap langkah penulis, kakak dan

adik-adikku tersayang, Tulang Usuluddin Gajah yang selalu memberikan

dukungan serta keluarga besar yang juga turut memberikan dukungan moril dan

spirituil kepada penulis.

8. Rekan-rekan sepeminatan di Departemen Kependudukan dan Biostatistik dan

semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT senatiasa melimpahkan

rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.


(9)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Melandi Meha

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Tujuan Umum ... 2


(10)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komplikasi Selama Persalinan ... 5

2.2 Jenis Komplikasi Selama Persalinan... 5

2.3 Pelayanan Antenatal ... 7

2.4 Partograf ... 8

2.5 Bidan ... 8

2.5.1 Pengertian ... 8

2.5.2 Tujuan Penempatan Bidan di Desa ... 9

2.5.3 Wewenang Bidan ... 10

2.5.4 Hambatan dan Keuntungan Penempatan Bidan di Desa ... 11

2.6 Pengetahuan ... 12

2.7 Sikap ... 13

2.8 Faktor-faktor Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan ... 15

2.9 Kerangka Konsep ... 17

2.10 Hipotesis Penelitian... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 19

3.2.2 Waktu Penelitian ... 19

3.3 Populasi dan Sampel ... 19

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.5 Definisi Operasional ... 20

3.6 Aspek Pengukuran ... 21

3.7 Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan ... 24

4.2 Analisis Univariat ... 24

4.2.1 Karakteristik Bidan ... 24

4.2.2 Pengetahuan ... 26

4.2.3 Sikap ... 27

4.2.4 Tindakan Bidan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 28


(11)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

4.3.1 Umur ... 29

4.3.2 Lama Bekerja ... 30

4.3.3 Penghasilan Perbulan ... 30

4.3.4 Pelatihan ... 31

4.3.5 Pengetahuan Bidan ... 32

4.3.6 Sikap Bidan ... 33

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Karakteristik Bidan dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 34

5.1.1 Umur ... 34

5.1.2 Lama Bekerja ... 35

5.1.3 Penghasilan Perbulan ... 37

5.1.4 Pelatihan ... 38

5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 41

5.3 Hubungan Sikap dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 42

VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 43

6.2 Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 Peta Lokasi Penelitian Lampiran 4 Output SPSS


(12)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 25

Tabel 4.2 Pengetahuan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 26

Tabel 4.3 Sikap Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 dalam Mengatasi Komplikasi

Selama Persalinan ... 27

Tabel 4.4 Tindakan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 28

Tabel 4.5 Hubungan Umur Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting

Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 29

Tabel 4.6 Hubungan Lama Bekerja Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa

Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 30

Tabel 4.7 Hubungan Penghasilan Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa

Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 30

Tabel 4.8 Hubungan Bidan yang Pernah Mengikuti Pelatihan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja


(13)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.9 Hubungan pengetahuan Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa

Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 32

Tabel 4.10 Hubungan Sikap Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting

Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 33

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara di

ukur dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Negara

maju tingkat AKI berkisar 1,5 sampai 3 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di

negara berkembang berkisar 750 sampai 1000 per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 - 2003, AKI

di Indonesia berkisar 307 per 100.000 kelahiran hidup (Winkjosastro, 2005).

Berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,

penyebab langsung kematian ibu berupa triasklasik yaitu: perdarahan (28%),

eklamsia (24%) dan infeksi (11%).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan dari 24 puskesmas

diketahui tahun 2007 jumlah kematian ibu bersalin 16 orang dengan jumlah tenaga


(14)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

ditemukan angka kematian ibu bersalin sebanyak 17 orang dengan jumlah bidan

sebanyak 466 orang (Dinkes Asahan, 2008).

Sementara di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting tahun 2006 tidak

terdapat kasus kematian ibu bersalin dengan jumlah bidan 23 orang. Namun tahun

2007 ditemukan jumlah kematian ibu bersalin 3 orang dengan penyebab kematian

berupa perdarahan, preeklampsia, kelainan jantung dan jumlah bidan 29 orang. Tahun

2008 kasus kematian ibu bersalin menurun 1 orang dengan jumlah bidan 29 orang

dari 10 puskesmas lainnya yaitu Puskesmas BP. Mandoge, Pulau Rakyat, Lima

Puluh, Indra Pura, Pagurawan, Meranti, Labuhan Ruku, Kedai Sianam, dan

Puskesmas Mutiara yang berkisar antara 1 sampai 2 kasus.

Berdasarkan data diatas penulis ingin meneliti tentang hubungan karakteristik,

pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi

selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan

tahun 2009.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Adanya tiga kasus kematian ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air

Genting tahun 2007, sementara pada tahun 2008 menurun menjadi satu kasus


(15)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

2. Kematian kasus ibu bersalin di Puskesmas Hessa Air Genting merupakan kasus

terbanyak dari kasus kematian kasus ibu bersalin di 10 puskesmas Kabupaten

Asahan.

3. Penyebab kematian ibu bersalin yang terbanyak disebabkan komplikasi

perdarahan dan preeklampsia.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan sikap

bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan di

wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting tahun 2009.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan umur bidan dengan tindakan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting

Kabupaten Asahan tahun 2009.

2. Untuk mengetahui hubungan lama bekerja bidan dengan tindakan dalam

mengatasi komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air

Genting Kabupaten Asahan tahun 2009.

3. Untuk mengetahui hubungan penghasilan perbulan bidan dengan tindakan dalam

mengatasi komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air


(16)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

4. Untuk mengetahui hubungan pelatihan bidan dengan tindakan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting

Kabupaten Asahan tahun 2009.

5. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan dalam

mengatasi komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air

Genting Kabupaten Asahan tahun 2009.

6. Untuk mengetahui hubungan sikap bidan dengan tindakan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting

Kabupaten Asahan tahun 2009.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang ilmu kesehatan reproduksi

khususnya hubungan karakteristik bidan terhadap tindakan mengatasi komplikasi

selama persalinan

2. Sebagai informasi bagi pihak Puskesmas Hessa Air Genting dalam upaya

meningkatkan kemampuan penolong persalinan/bidan dalam mengatasi


(17)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

3. Terhadap dinas kesehatan tentang dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan ibu/pertolongan persalinan KIA terutama meningkatkan kualitas kinerja

bidannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komplikasi Selama Persalinan

Komplikasi persalinan adalah kegawatdaruratan obstetrik yang dapat

menyebabkan kesakitan/kematian pada ibu dan bayi. Kasus gawat darurat obstetri ini


(18)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

persalinan macet/partus lama yang merupakan penyebab utama kematian ibu, janin

dan bayi baru lahir (Prawirohardjo, 1999).

Komplikasi dalam waktu persalinan membutuhkan pelayanan bidan dan atau

dokter untuk menjamin kesehatan ibu dan bayi. Penilaian yang tepat atas sifat atau

penyebab komplikasi harus dibuat dan pengobatan harus segera dilakukan (Depkes

1991).

2.2 Jenis Komplikasi Selama Persalinan

Adapun beberapa komplikasi yang sering terjadi selama persalinan yaitu

(Depkes RI, 1999) :

1. Partus lama ( kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari 12 jam)

2. Inertia uteri (Kegagalan dalam Dilatasi serviks) atau rahim malas

3. Ketuban pecah sebelum waktunya (lebih dari 24 jam sebelum permulaan

persalinan).

4. Tali pusat keluar (Menumbung)

5. Pre- eklampsia berat atau eklampsia

6. Retensio plasenta

7. Adanya gejala avulsi (putus) tali pusat (Depkes, 2008).

8. Plasenta perdarahan pervaginam (plasenta yang tertahan)

9. Atonia uteri


(19)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Menurut Mochtar (1998) ada tiga penyebab utama kematian maternal yaitu

perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih

dari 500 ml sampai 600 ml dalam masa 24 jam (postpartum sekunder).

Berdasarkan jenis perdarahan postpartum, Manuaba (1998) membagi atas dua

jenis yaitu:

a. Perdarahan Postpartum Primer adalah perdarahan yang berlangsung dalam 24 jam

pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih. Perdarahan

postpartum primer disebabkan atonia uteri, retensio plasenta, robekan jumlah

lahir.

b. Perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan yang berlangsung setelah 24

jam pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih. Perdarahan postpartum

sekunder disebabkan tertinggalnya sebagian plasenta atau membrannya,

perlukaan terluka kembali dan menimbulkan perdarahan serta infeksi pada tempat

implantasi plasenta.

11. Adanya gejala syok

12. Adanya gejala infeksi

2.3 Pelayanan Antenatal (Depkes, 2005)

Berdasarkan penerapan operasional dikenal dengan 7T (penimbangan berat


(20)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

secara lengkap, pemberian tablet besi minimum 90 tablet selama kehamilan, tes

terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan).

Pelayanan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional atau tenaga

kesehatan.

Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau dengan pemberian pelayanan

terhadap ibu hamil saat kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ulangan yang ke

empat kali pada semester ke tiga kehamilan (K4). Batasan dan tujuan pengawasan

antenatal, perlu adanya jadwal dalam pemeriksaan antenatal yang terdiri dari :

1. Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

2. Pemeriksaan Trisemester I dan II

Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sekali untuk mengobservasi adanya

penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, rencana untuk pengobatan,

nasehat diet tentang empat sehat lima sempurnadan pemberian tetanus I.

3. Pemeriksaan Trisemester III

Pemeriksaan dilakukan dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran,

imunisasi tetanus II, mengobservasi terjadinya komplikasi kehamilan trisemester

ketiga dan nasehat tentang tanda-tanda inpartu.


(21)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu

pesalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Partograf harus digunakan

secara rutin untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan baik persalinan

berupa normal maupun patologis dan merupakan elemen terpenting dari asuhan

persalinan. Penggunaan secara rutin bertujuan memastikan bahwa ibu dan bayinya

mendapatkan asuhan yang aman, adekuat, dan tepat waktu serta mebantu mencegah

terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa.

Penggunaan partograf berhubungan dengan realisasi dari lima benang merah

yang dijadikan aspek dasar penting yang saling terkait dalam asuhan persalinan yang

bersih dan aman yaitu : membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang

bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (rekam medik) asuhan persalinan dan rujukan.

Pada partograf dalam pencatatan selama fase aktif persalinan meliputi

pencatatan informasi ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, jam dan waktu fase

aktif persalinan dan pemeriksaan, kontraksi uterus, obat-obatan dan cairan yang

diberikan, kondisi ibu (nadi, tekanan darah, suhu tubuh dan urin) serta pencatatan

asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya.

2.5 Bidan 2.5.1 Pengertian

Menurut Permenkes RI No.363/Menkes/Per/IX/1980, Bidan adalah seseorang

yang telah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan Bidan yang telah diakui


(22)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

1989/1990 pemerintah telah melaksanakan program pengangkatan dan penempatan

Bidan diseluruh pelosok tanah air (Depkes RI, 1990).

Bidan adalah merupakan tenaga profesional yang strategis untuk ditempatkan

dan bertugas di desa mempunyai wilayah kerja 1-2 dan dalam melaksanakan tugas

pelayanan medik baik di dalam maupun di luar jam kerjanya, bidan bertanggung

jawab langsung kepada Kepala Puskesmas (Depkes RI, 2000).

Bidan adalah seorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program

pendidikan kebidanan yang diakui di negara program tersebut di selenggarakan, telah

berhasil menyelesaikan serangkaian pendidikan kebidanan yang di tetapkan, dan telah

memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa di daftarkan dan atau secara

hukum memperoleh izin untuk menjalankan praktek kebidanan (IBI, 2001).

2.5.2 Tujuan Penempatan Bidan di Desa

Secara umum tujuan penempatan bidan di desa adalah untuk meningkatkan

mutu dan pemerataan pelayanan melalui puskesmas dan posyandu dalam rangka

menurunkan angka kematian ibu, bayi, anak balita dan menurunkan angka kelahiran

serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

Sementara tujuan khusus antara lain:

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat.

2. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan khususnya lima program prioritas di

desa.

3. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas


(23)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

4. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan penyulit kehamilan

persalinan dan perinatal.

5. Menurunkan jumlah balita dengan gizi buruk dan diare.

6. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk hidup sehat dengan membantu

pembinaan kesehatan kelompok dasawisma.

2.5.3 Wewenang Bidan

Wewenang Bidan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 363/1980,

wewenang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Wewenang umum yang diberikan untuk melaksanakan tugas yang dapat di

pertanggungjawabkan secara mandiri.

2. Wewenang khusus untuk melaksanakan kegiatan yang memerlukan pengawasan

dokter. Tanggungjawab pelaksanaannya berada pada dokter yang diberikan

wewenang tersebut.

3. Wewenang pada keadaan darurat melakukan pertolongan pertama untuk

menyelamatkan penderita atas tanggung jawabnya sebagai insan profesi. Segera

setelah melakukan tindakan darurat tersebut, bidan diwajibkan membuat laporan

ke puskesmas di wilayah kerjanya.

4. Wewenang tambahan oleh atasannya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan

masyarakat lainnya sesuai dengan program pemerintah, pendidikan dan pelatihan

yang diterimanya. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan bidan

melalui kegiatan teknis bidan desa dan pelatihan meliputi ;


(24)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

b. Pelatihan radio medik bagi bidan desa

c. Kegiatan penyeliaan

d. Pelatihan manajemen program KIA bagi bidan puskesmas dan bidan desa

e. Pelatihan teknis medis meliputi; pelatihan Life Safing Skill (LSS), pelatihan

pelayanan kesehatan maternal dan perinatal, Keluarga Berencana (KB),

imunisasi dan tumbuh kembang anak dan sektor bidan desa.

Namun Notoatmdjo (2007) menyatakan bahwa pengembangan diri tidak harus

melalui pendidikan formal atau pelatihan-pelatihan, melainkan semua situasi dimana

seseorang berinteraksi dengan orang lain, asal didalam diri orang tersebut masih ada

keinginan atau kemauan (willingness) untuk berupaya memahami organisasi dimana

bekerja.

2.5.4 Hambatan dan Keuntungan Penempatan Bidan di Desa

Ada beberapa hambatan yang ditemui dalam penempatan bidan di desa antara

lain (Depkes RI, 1990):

1. Umur bidan relatif muda dan bukan di desa sendiri.

2. Kesulitan dalam menyesuaikan diri di tengah masyarakat.

3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap

menjadi dambaannya.

4. Kemampuan desa untuk membangun polindes masih terbatas sehingga banyak

diantara bidan desa tidak mendapatkan dukungan sarana dari masyarakat.

5. Perkawinan bidan desa yang segera meninggalkan desa dan pindah mengikuti


(25)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang

berfungsi.

7. Karena berusia muda bidan belum mendapatkan kepercayaan masyarakat

sehingga orientasi kepada dukun masih dominan.

Sekalipun banyak hambatan, beberapa keuntungan dalam penempatan Bidan

di desa adalah sebagai berikut :

1. Bidan di desa sebagai tenaga kesehatan terdidik diharapkan memberikan

pengaruh optimal kepada masyarakat.

2. Penetapan kehamilan risiko tinggi melalui pengawasan antenatal, sehingga dapat

mengurangi kesakitan dan kematian dan perinatal.

3. Bidan di desa merupakan tempat masyarakat untuk meminta berbagai nasehat

tentang kesehatan.

4. Menggantikan peranan dukun bersalin.

5. Membuat peta kesehatan sehingga memudahkan pemantauan.

6. Mempercepat tercapainya sehat untuk semuanya di tahun 2010.

7. Merupakan mata rantai Sistem Kesehatan Nasional di pedesaan.

2.6 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan


(26)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Tingkah laku seseorang

senatiasa didasari oleh kognitif yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi

dimana tingkah laku itu terjadi.

Djiwandono (2006) mengutip dari Bloom bahwa pengetahuan termasuk dari

bagian urutan pertama dalam ranah kognitif. Pengetahuan meliputi ingatan akan

hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan yang dapat digali pada saat

dibutuhkan melalui bentuk mengingat kembali. Hal itu dapat meliputi metode,

kaidah, prinsip dan fakta. Misalnya seorang bidan akan dapat menunjukkan

bagaimana teknik/cara menangani pasien yang mengalami atonio uteri dalam proses

persalinan.

2.7 Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulasi atau objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek

dilingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek (Notoadmodjo, 2007).

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Menurut Berkowitz

(1972), sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2007).

Dalam pembagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai tiga (3) komponen pokok, yaitu:


(27)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecendrungan untuk bertindak (tent to behave) (Notoadmodjo, 2007).

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko

merupakan sikap yang paling tinggi.

Djiwandono (2006) menyatakan penilaian dapat juga disebut sebagai

penentuan sikap yang meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap

sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Kemampuan ini dinyatakan

dalam suatu tindakan atau perkataan, seperti menghargai peranan ilmu pengetahuan

dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan perhatian kepada kesejahteraan orang


(28)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Seorang bidan yang terlatih baik, akan mempersiapkan kompetensinya yang

efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang sesuai kinerja yang diharapkan.

Persiapan tersebut adalah:

1. Memiliki pengetahuan dasar tentang asuhan kebidanan

2. Menunjukkan sikap dalam membantu pasiennya yang membutuhkan bantuannya

dan selalu menjaga hubungan yang baik dengan seluruh masyarakat

3. Menguasai ilmu kebidanan yang telah diajarkan selama masa pendidikan

4. Mengontrol keterampilan teknik kebidanan (khusus teknik menangani komplikasi

kehamilan dan persalinan) sehingga memberikan kenyamanan dan aman dalam

pemberian pelayanan kesehatan bagi pasien.

Prijaksono (2002) mengemukakan ada tiga faktor yang perlu diperhatikan

dalam karakteristik bidan yaitu minat (interest), sikap (attitudes) dan kebutuhan

(needs). Minat merupakan sesuatu yang menarik perhatian seseorang untuk berbuat.

Biasanya dimulai dari rangsangan eksternal (misalnya; penghargaan) yang

selanjutnya mempengaruhi perilakunya dalam bertindak. Besar kecilnya minat

seseorang untuk melakukan tindakan tertentu dapat diamati dari perasaan senang

melakukan tindakan tersebut.

Menurut Fesbein dan Alzen yang juga dikutip Notoatmodjo (2007), sikap

yang terbentuk apakah positif atau negatif tergantung dari segi bermanfaat atau

tidaknya komponen pengetahuan. Makin banyak manfaat yang diketahui, semakin


(29)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

untuk melakukan tindakan medis dalam upaya penanganan pasien yang mangalami

kasus komplikasi persalinan.

2.8 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan

Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau mengadopsi

perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap (Djaali, 2008):

1. Pengetahuan, merupakan informasi, fakta, kebiasaan yang terakumulasi dalam

pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman.

2. Sikap, merupakan suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis

tindakan pada situasi yang tepat.

3. Tindakan, seseorang yang telah mengetahui adanya stimulus kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang di ketahui. Proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang

diketahui atau disikapinya.

Sehubungan dengan keadaan diatas ada kaitannya terhadap teori-teori yang

diuraikan sebelumnya, maka perlu diupayakan suatu strategis untuk bertendensi ke

arah peningkatan kemampuan tenaga bidan dalam memenuhi tuntutan ataupun

permintaan masyarakat khususnya ibu hamil dalam pelayanan kebidanan dan obstetri

yang berkualitas.

Sebagian besar kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh

perdarahan pasca persalinan, penyebab utama oleh atonia uteri dan retensio plasenta


(30)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Prijaksono (2002) mengemukakan ada tiga faktor yang perlu diperhatikan

dalam karakteristik individu (bidan) yaitu minat (interest), sikap (attitudes) dan

kebutuhan (needs). Minat merupakan sesuatu yang menarik perhatian seseorang

untuk berbuat. Biasanya dimulai dari rangsangan eksternal

(misalnya;gaji/penghargaan) yang selanjutnya mempengaruhi perilakunya dalam

bertindak. Besar kecilnya minat seseorang untuk melakukan tindakan tertentu dapat

diamati dari perasaan senang melakukan tindakan tersebut.

Syahlan (2000) yang mengutip dari hasil penelitian Gajah Mada Universitas

di Purworejo (1997) mengungkapkan fakta di masyarakat lebih mempercayai

persalinan yang dibantu bidan berumur lebih tua dengan alasan biasanya bidan

tersebut berpengalaman banyak dalam membantu persalinan. Mereka juga

mengungkapkan bidan berumur muda, biasanya kurang sabar dalam menghadapi

pasiennya.

Penelitian Ubra (2007) menemukan 83,9% bidan yang bekerja di wilayah

kerja Puskesmas Kabupaten Fak-fak sebagian besar relatif berusia muda yaitu 20-35

tahun dan mampu memberikan pelayanan antenatal kepada pasiennya secara

berkualitas. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan bidan muda juga diterima

masyarakat.

2.9 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Karakteristik bidan

1. Umur

2. Lama bekerja

3. Penghasilan perbulan 4. Pelatihan


(31)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

2.10 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan variabel-variabel penelitian yang dilakukan, maka hipotesis

penelitian adalah:

1. Ada hubungan umur bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi

selama persalinan.

2. Ada hubungan lama bekerja bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan.

3. Ada hubungan penghasilan perbulan bidan dengan tindakan bidan dalam

mengatasi komplikasi selama persalinan.

4. Ada hubungan pelatihan bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan.

Tindakan Bidan dalam Mengatasi Komplikasi

Selama Persalinan Pengetahuan


(32)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

5. Ada hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan.

6. Ada hubungan sikap bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi

selama persalinan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah observasi bersifat deskriptif analitik bertujuan untuk

mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan

bidan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas

Hessa Air Genting Kabupaten Asahan tahun 2009.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian


(33)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting

Kabupaten Asahan dengan pertimbangan wilayah kerja puskesmas ini termasuk

paling tinggi kematian martenal yaitu tiga kasus dibandingkan dengan sembilan

puskesmas di tahun 2007.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2008 sampai Mei tahun

2009.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Hessa

Air Genting Kabupaten Asahan yang berjumlah 29 orang. Berhubung jumlah

populasi relatif sedikit, maka seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian (Total

Sampling).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara yang

berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan Puskesmas Hessa Air

Genting tentang kematian ibu bersalin.


(34)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dapat didefinisikan variabel

berikut ini:

1. Tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan (seperti: kompresi

bimanual, pemberian infus RL, rujukan ke pelayanan obstetrik yang lebih

lengkap) yang disesuaikan pada bentuk penanganan gawat darurat obstetrik

berdasarkan standar pelayanan kebidanan.

2. Umur yaitu lamanya hidup bidan dalam tahun yang dihitung sejak bidan

dilahirkan sampai saat dilakukan wawancara ini yang dikategorikan berdasarkan

nilai median yaitu; kurang dari 36 tahun dan 36 tahun keatas.

4. Lama bekerja yaitu masa kerja bidan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai

bidan yang dihitung dalam tahun, dikategorikan atas kurang dari 5 tahun dan 5

tahun keatas.

5. Penghasilan yaitu besarnya uang per bulan yang diterima bidan sebagai balas jasa

atas pelayanan yang diberikan bidan ke masyarakat dikategorikan (Referensi

Ikhwan, K., 2005); ≥ Rp. 600.000 dan kurang dari Rp. 600.000

6. Pelatihan yaitu kegiatan yang pernah diikuti bidan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut profesi kebidanannya (seperti:

pelatihan kompetensi, Asuhan Persalinan Normal (APN), dikategorikan

(Referensi Hadi, M.) :

a. Mengikuti pelatihan


(35)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

7. Pengetahuan yaitu sejauh mana bidan memahami dan mengenali secara tepat

tanda dan gejala serta penanganan komplikasi selama persalinan, dikategorikan

atas (Referensi Kristiani, R) ; baik dan tidak baik.

8. Sikap yaitu kecenderungan bidan dalam merespon dan menanggapi hal yang

berkaitan dengan penanganan terhadap komplikasi selama persalinan,

dikategorikan (Referensi Kristiani, R); baik dan tidak baik.

3.6 Aspek Pengukuran

Variabel pengetahuan terdiri dari 30 pertanyaan dengan menggunakan skala

Guttman yang terdiri dari item jawaban “tahu” bernilai 1 dan item “tidak tahu”

bernilai 0. Berdasarkan interpretasi skor jawaban responden, pengetahuan

dikategorikan sebagai berikut (Kristiani, R, 2006):

a. Baik, jika total skor jawaban responden ≥ 50% b. Tidak baik, jika total skor jawaban responden < 50%

Variabel sikap terdiri dari 20 pertanyaan dengan menggunakan skala ukur

Guttman yang terdiri dari item jawaban “setuju” bernilai 1, dan “tidak setuju”

bernilai 0. Berdasarkan interpretasi skor jawaban, sikap dikategorikan sebagai berikut

(Kristiani, R, 2006):

a. Baik, jika total skor jawaban responden ≥ 50%

b. Tidak baik, jika total skor jawaban responden < 50%

Variabel tindakan bidan menangani komplikasi selama persalinan terdiri dari


(36)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

bernilai 1 dan “tidak” bernilai 0. Berdasarkan interptretasi skor jawaban, penanganan

komplikasi dikategorikan sebagai berikut:

a. Baik, jika responden mampu menjawab secara benar dan lengkap tindakan yang

akan dilakukan terhadap suatu kasus komplikasi selama persalinan atau total skor

jawaban responden ≥ 50%

b. Tidak baik, jika responden mampu menjawab secara benar namun tidak lengkap

dan tidak mampu menjawab secara benar terhadap suatu tindakan mengatasi

kasus komplikasi selama persalinan atau total skor jawaban responden < 50%

3.7 Teknik Analisis Data

Data dikumpulkan melalui tahapan editing, coding dan tabulating. Kemudian

data dianalisis dengan cara bertahap yaitu:

1. Analisis Univariat

Analisis ini untuk mendeskripsikan masing-masing variabel bebas dan variabel

terikat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Statistik uji yang digunakan adalah Chi Square dengan


(37)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan

Wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting terdiri dari delapan desa yaitu

Desa Hessa Air Genting, Air Genting, Sei Dadap I - II, Sei Dadap III - IV, Sei Kamah


(38)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting tahun 2008

adalah 47.384 jiwa dengan jumlah laki-laki 22.692 jiwa dan perempuan 24.692 jiwa.

Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Hessa

Air Genting meliputi 2 Balai Pengobatan, 20 praktek bidan, 5 klinik swasta, 3 toko

obat, 2 rumah sakit swasta, 1 Polindes dan 39 posyandu.Tenaga kesehatan di

puskesmas Hessa Air Genting adalah: 29 bidan, 1 dokter umum, 1 dokter gigi, 8

perawat, 1 tenaga analisis farmasi, 2 sarjana kesehatan masyarakat dan 1 ahli gizi,

sedangkan jumlah tenaga non kesehatan ada 2 staf tata usaha.

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan masing-masing variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

4.2.1 Karakteristik Bidan

Variabel karakteristik bidan mencakup umur, pendidikan, lama bekerja,

penghasilan per bulan dan pelatihan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

Karakteristik Bidan f %

1. Umur

≥ 36 tahun 22 75.9

< 36 tahun 7 24.1

Jumlah 29 100.0

2. Pendidikan

D1 kebidanan 22 75.9


(39)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Jumlah 29 100.0

3. Lama bekerja

≥ 5 tahun 21 72.4

< 5 tahun 8 27.6

Jumlah 29 100.0

4. Penghasilan per bulan

Tinggi (≥ Rp. 600.000,-) 25 86.2

Rendah ( < Rp. 600.000,-) 4 13.8

Jumlah 29 100.0

5. Pelatihan

Pernah mengikuti 16 55.2

Tidak pernah mengikuti 13 44.8

Jumlah 29 100.0

Dari tabel 4.1. diketahui dari 29 bidan di Puskesmas Hessa Air Genting lebih

banyak berumur 36 tahun keatas (75,9%), sebagian besar berpendidikan D1

kebidanan (75,9%), lama bekerja bidan lebih banyak 5 tahun keatas (72,4%),

penghasilan lebih tinggi diatas Rp. 600.000,- per bulan (86,2%) dan bidan yang

pernah mengikuti pelatihan obstetrik lebih banyak yaitu 55,2%.

4.2.2 Pengetahuan

Tabel 4.2 Pengetahuan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan

Pengetahuan Bidan f %

Baik 23 79.3

Tidak baik 6 20.7


(40)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.2. menunjukkan 23 bidan (79,3%) berpengetahuan baik dalam

memahami dan mengenali secara tepat tanda dan gejala serta penanganan komplikasi

selama persalinan, sedangkan 6 bidan (20,7%) berpengetahuan tidak baik.

Berdasarkan indikator pengetahuan bidan diketahui 86,2% mengetahui

pengertian komplikasi persalinan dan bahkan mampu menjelaskan berbagai jenis

komplikasi selama persalinan, 82,8% mengetahui tanda/gejala ibu yang mengalami

partus lama tetapi 69% bidan tidak tahu cara menggunakan partograf dalam

mendeteksi terjadinya partus lama, seluruh bidan (100%) mengetahui tanda/gejala ibu

mengalami preeklampsia/eklampsia, 96,6% bidan mampu menyebutkan pengertian

perdarahan post partum namun hanya 48,3% bidan dapat menyebutkan pengertian

perdarahan post partum sekunder. Pada pertanyaan seputar manajemen aktif kala III,

51,7% bidan mampu menyebutkan pengertiannya, 41,4% mengetahui fungsi

pemberian suntikan Oksitoksin 10 IU. Sebagian besar bidan pendidikan D1 kurang

mengetahui penatalaksanaan manajemen ini dan sebagian kecil dari mereka yang

baru mengetahui setelah mengikuti pelatihannya.

4.2.3Sikap

Tabel 4.3 Sikap Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Tahun 2009

Sikap Bidan f %

Baik 24 82.8


(41)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Jumlah 29 100.0

Tabel 4.3. menunjukkan 24 bidan (82,2%) mempunyai sikap baik dalam

merespon dan menanggapi hal yang berkaitan dalam mengatasi komplikasi selama

persalinan, sedangkan 5 bidan (17,2%) termasuk tidak bersikap baik dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan.

Berdasarkan indikator sikap bidan diketahui 82,8% menyatakan setuju bila

bidan harus mampu menggunakan partograf dan rekam medik lainnya dalam

menangani kasus komplikasi persalinan meskipun bidan itu sendiri belum memahami

penggunaan partograf. Sebesar 79,3% bidan setuju merujuk dan memberikan cairan

infus RL/NS dan melakukan kompresi bimanual luar pada ibu yang mengalami

perdarahan hebat, 82,8% setuju menjaga privasi pasiennya selama menangani kasus

komplikasi persalinan, 86,2% setuju meminta salah satu keluarga mendampingi

pasien selama bidan menangani pasien tersebut. Namun peneliti menemukan 55,2%

sikap tidak setuju terhadap larangan melakukan pemeriksaan dalam pada pasien yang

mengalami KPD.

4.2.4 Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi selama Persalinan

Tabel 4.4 Tindakan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan

Tindakan Bidan f %


(42)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Tidak baik 7 24.1

Jumlah 29 100.0

Tabel 4.4. menunjukkan 22 bidan (75,9%) mempunyai kemampuan betindak

secara baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pada pasiennya sedangkan

7 bidan (24,1%) bertindak tidak baik.

Indikator tindakan bidan dalam menangani kasus komplikasi persalinan

dilihat hanya 31% bidan sebelum memutuskan tindakan apa yang dilakukan pada

pasiennya mengkaji data-data pada rekam medik/partograf, 82,8% memberikan infus

RL/NS dan melakukan kompresi bimanual dalam pada penanganan kasus atonio

uteri. Peneliti menemukan bidan yang melakukan pemeriksaan dalam dan pemberian

infus RL/NS pada ibu perdarahan pervaginam (lendir bercampur darah) (62,1%),

pemberian 0,2 mg ergometrin pada pasien hipertensi (55,2%), tidak memberikan

kebebasan pasien inertia uteri untuk memilih posisi persalinan yang diinginkannya

(51,7%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat hubungan masing-masing


(43)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

4.3.1 Umur

Tabel 4.5 Hubungan Umur Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

Umur Bidan

Tindakan Bidan

Jumlah

p Baik Tidak Baik

f % f % f %

≥ 36 tahun 16 72.7 6 27.3 22 100.0

0.646

< 36 tahun 6 85.7 1 14.3 7 100.0

Jumlah 22 75.9 7 24.1 29 100.0

Hasil analisis hubungan umur bidan dengan tindakan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 16 bidan (72,7%) berumur 36

tahun keatas mempunyai kemampuan bertindak secara baik dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan pada pasiennya, sedangkan diantara bidan yang

berumur di bawah 36 tahun sebanyak 6 (85,7%) bertindak baik dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan pasiennya. Secara statistik terbukti tidak ada hubungan

bermakna antara umur bidan dengan tindakan dalam mengatasi komplikasi selama

persalinan (p= 0,646).

4.3.2 Lama Bekerja

Tabel 4.6 Hubungan Lama Bekerja Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009


(44)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Lama Bekerja Bidan

Tindakan Bidan

Jumlah

p Baik Tidak Baik

f % f % f %

≥ 5 tahun 14 66.7 7 33.3 21 100.0

0.142

< 5 tahun 8 100.0 0 0.0 8 100.0

Jumlah 22 75.9 7 24.1 29 100.0

Hasil analisis hubungan lama bekerja bidan dengan tindakan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 14 bidan (66,7%) yang lama

bekerja 5 tahun keatas mempunyai kemampuan bertindak secara baik dalam

mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya, sedangkan 8 bidan (100%) yang

lama bekerja kurang dari 5 tahun mempunyai kemampuan bertindak secara baik

dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya. Secara statistik terbukti

tidak ada hubungan bermakna antara lama bekerja bidan dengan tindakan dalam

mengatasi komplikasi selama persalinan (p= 0,142).

4.3.3 Penghasilan Per Bulan

Tabel 4.7 Hubungan Penghasilan Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

Penghasilan Per Bulan

Tindakan Bidan

Jumlah

p Baik Tidak Baik

f % f % f %

Tinggi (≥ Rp. 600.000,-) 18 72.0 7 28.0 25 100.0

0.546

Rendah (< Rp.600.000,-) 4 100.0 0 0.0 4 100.0

Jumlah 22 75.9 7 24.1 29 100.0

Hasil analisis hubungan penghasilan bidan per bulan dengan tindakan dalam

mengatasi komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 18 bidan (72%) yang


(45)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

secara baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya, sedangkan 4

bidan (100%) berpenghasilan kurang dari Rp. 600.000,- per bulan mempunyai

kemampuan bertindak secara baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan

pasiennya. Secara statistik terbukti tidak ada hubungan bermakna antara penghasilan

per bulan yang diterima bidan dengan tindakan dalam mengatasi komplikasi selama

persalinan (p= 0,546).

4.3.4 Pelatihan

Tabel 4.8 Hubungan Bidan yang Pernah Mengikuti Pelatihan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

Pelatihan

Tindakan Bidan

Jumlah

p Baik Tidak Baik

f % f % f %

Pernah 15 93.8 1 6.2 16 100.0

0.026

Tidak pernah 7 53.8 6 46.2 13 100.0

Jumlah 22 75.9 7 24.1 29 100.0

Hasil analisis hubungan pelatihan yang pernah diikuti bidan dengan tindakan

dalam mengatasi komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 15 bidan

(93,8%) yang pernah mengikuti pelatihan kebidanan mempunyai kemampuan

bertindak secara baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya,

sedangkan diantara bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan kebidanan, sebanyak

7 bidan (53,8%) mempunyai kemampuan bertindak secara baik dalam mengatasi


(46)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

bermakna antara pelatihan yang diikuti bidan dengan tindakan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan (p= 0,026).

Peneliti juga menemukan dari 22 bidan berpendidikan DI sebanyak 12 bidan

(54,5%) pernah mengikuti pelatihan obstetrik. Sementara dari 7 bidan DIII diketahui

4 bidan (57,1%) pernah mengikuti pelatihan.

4.3.5 Pengetahuan

Tabel 4.9 Hubungan pengetahuan Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

Pengetahuan Bidan

Tindakan Bidan

Jumlah

p Baik Tidak Baik

f % f % f %

Baik 22 95.7 1 4.3 23 100.0

0.001

Tidak baik 0 0.0 6 100.0 6 100.0

Jumlah 22 75.9 7 24.1 29 100.0

Hasil analisis hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 22 bidan (95,7%) berpengetahuan

baik dalam memahami dan mengenali secara tepat tanda dan gejala serta penanganan

komplikasi selama persalinan mempunyai kemampuan bertindak secara baik,

sedangkan 6 bidan (100%) yang berpengetahuan tidak baik mempunyai kemampuan

bertindak secara tidak baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya.

Secara statistik terbukti ada hubungan bermakna antara pengetahuan bidan dengan

tindakan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan (p= 0,001).


(47)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.10 Hubungan Sikap Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

Sikap Bidan

Tindakan Bidan

Jumlah

p Baik Tidak Baik

f % f % f %

Baik 22 91.7 2 8.3 24 100.0

0.001

Tidak baik 0 0.0 5 100.0 5 100.0

Jumlah 22 75.9 7 24.1 29 100.0

Hasil analisis hubungan sikap bidan dengan tindakan dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 22 bidan (91,7%) bersikap baik

dalam merespon dan menanggapi hal yang berkaitan dalam mengatasi komplikasi

selama persalinan mempunyai kemampuan bertindak secara baik, sedangkan 5 bidan

(100%) bersikap tidak baik mempunyai kemampuan bertindak secara tidak baik

dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya. Secara statistik terbukti

ada hubungan bermakna antara sikap bidan dengan tindakan dalam mengatasi


(48)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Karakteristik Bidan dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan

5.1.1 Umur

Hasil analisis bivariat menunjukkan 27,3% bidan berumur 36 tahun keatas

bertindak tidak baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya.

Sedangkan diantara bidan yang berumur dibawah 36 tahun, 14,3% bertindak tidak

baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan.

Sebagaimana pendapat Syahlan (2000) yang mengutip dari hasil penelitian

Gajah Mada Universitas di Purworejo (1997) mengungkapkan fakta di masyarakat

lebih mempercayai persalinan yang dibantu bidan berumur lebih tua dengan alasan

biasanya bidan tersebut berpengalaman banyak dalam membantu persalinan. Mereka

juga mengungkapkan bidan berumur muda, biasanya kurang sabar dalam menghadapi

pasiennya.

Namun pada penelitian ini membuktikan bahwa umur bidan tidak ada

berhubungan bermakna dengan tindakannya dalam mengatasi komplikasi persalinan

(p=0,646). Banyak faktor yang berkaitan dengan permasalahan ini, faktor umur yang

semakin tua mempengaruhi tingkat kinerja seseorang tidak dapat disamakan dan

dijamin bahwa kemampuannya tersebut lebih baik daripada seseorang yang berusia


(49)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ubra (2007) bahwa 83,9% bidan

yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Fak-fak sebagian besar relatif

berusia muda yaitu 20-35 tahun dan mampu memberikan pelayanan antenatal kepada

pasiennya secara berkualitas. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan bidan muda

juga diterima masyarakat.

5.1.2 Lama Bekerja

Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan 66,7% bidan dengan masa kerja 5

tahun keatas bertindak baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan.

Sedangkan seluruh bidan yang masa kerjanya dibawah 5 tahun mempunyai

kemampuan bertindak secara baik dalam mengatasi komplikasi persalinan. Hasil

analisis chi square menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara lama bekerja

bidan dengan tindakan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan (p= 0,142).

Kondisi diatas dikarenakan adanya kondisi informasi seputar perkembangan

asuhan kebidanan yang diperoleh setiap bidan berbeda-beda. Seperti bidan dengan

masa pengabdian 5 tahun keatas sebagian besar berpendidikan D1, dimana ilmu

kebidanan yang mereka peroleh tidak selengkap atau sedetail dengan bidan D3. Ilmu

kebidanan bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan

zaman teknologi di eraglobalisasi. Olehkarena itu ada beberapa bidan (khusus D1

kebidanan) berinisiatif selalu mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, seminar-seminar

berkaitan dengan profesi kebidanan. Jelas masa kerja bidan tidak berkaitan dengan


(50)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Data penelitian menemukan masa kerja bidan yang paling lama adalah 27

tahun dan paling singkat 1,5 tahun yang status kepegawaiannya sebagai PNS.

Selama masa pengabdian, setiap bidan tentu mempunyai pengalaman yang berbeda

dalam menghadapi berbagai kasus obstetrik. Ada bidan yang mampu memahami

profesinya dan berupaya untuk menjalankan pekerjaannya sebaik mungkin, mencoba

mengatasi kesulitan pekerjaan. Ada juga bidan yang bekerja hanya sebatas

menjalankan kewajiban sebagai pegawai sipil demi kesejahteraan hidupnya tanpa

ada hasrat untuk berprestasi dibidang profesinya. Bidan yang merasa puas dengan

status kepegawaiannya, hanya menjalankan rutinitas sebagai petugas puskesmas.

Sebagaimana yang dikutip Turwahyudin (2009) dari Stonner dan Freeman

bahwa tingkat kinerja seseorang dinilai dari kuantitas kerja, kualitas kerja, kreativitas,

pengetahuan mengenai pekerjaannya, kerjasama dengan rekan kerjanya, inisatif,

kualitas pribadi selama menjalankan profesinya.

Realisasi teori tersebut yang ditemui peneliti adalah selama masa

pengabdiannya (baik lebih maupun kurang dari 5 tahun) banyak berbagai kasus yang

dihadapi dan tentunya mereka mempunyai kemauan atau hasrat untuk mengatasi

kasus tersebut. Namun tidak seluruhnya mempunyai keinginan atau kemauan untuk

mencoba memahami bahwa hasil kerja mereka selama ini belum optimal sehingga

menimbulkan ketidakpuasan serta keinginan meningkatkan potensi diri.

Banyak yang dilakukan bidan bila merasa belum puas atas kemampuan dalam

bertindak mengatasi komplikasi selama persalinan tersebut seperti ada yang


(51)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

pihak lain untuk mengupayakannya dan terakhir berupaya mengembangkan diri

sendiri melalui pencarian informasi berkaitan dengan kasus sebanyak mungkin baik

dari buku, ikut serta pelatihan atau seminar dan lain-lain. Bahkan ada yang

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sehingga dari proses pengembangan diri

tersebut bidan dapat mengetahui seberapa jauh tindakan pelayanan kesehatan yang

diberikan sesuai dengan standarisasi kebidanan.

5.1.3 Penghasilan Perbulan

Hasil analisis bivariat menunjukkan 72% bidan berpenghasilan diatas Rp.

600.000,- per bulan atau termasuk kategori tinggi bertindak baik dalam mengatasi

komplikasi selama persalinan. Sedangkan bidan yang berpenghasilan rendah atau

dibawah Rp. 600.000,- per bulan seluruhnya bertindak baik dalam mengatasi kasus

komplikasi yang dihadapi. Jelas tidak ada korelasi antara penghasilan dengan tingkan

kinerja bidan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis statistik yaitu tidak ada

hubungan yang bermakna antara penghasilan perbulan yang diterima bidan dengan

tindakannya dalam mengatasi komplikasi selama persalinan (p=0,546).

Hal ini didukung dengan pendapat Sandjana yang dikutip oleh Trisnantoro

(2004), kepuasan kerja cukup tinggi dengan penerimaan gaji yang rendah

dikarenakan pola bekerja di instansi pemerintah yang mempunyai kultur sebatas


(52)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Notoatmodjo (2007) mengutip pendapat Stonner bahwa kinerja seseorang

salah satunya dipengaruhi oleh motivasi dan motivasi tersebut sesuatu yang

mendorong orang tersebut melakukan tindakan.

Bidan dengan penghasilan per bulan termasuk kategori rendah tetap konsisten

dengan tugas dan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang baik. Bidan

tersebut didorong adanya faktor tanggung jawab atas profesinya dan faktor

kemanusiaan. Ada bidan di situasi menghadapi pasien yang gawat obstetri, tidak akan

memikirkan berapa rupiah yang akan diterima dari pasiennya. Bidan tersebut hanya

merasa tertantang untuk dapat mengatasi masalah kasus yang dialami pasiennya dan

jika berhasil adanya kepuasan tersendiri bagi mereka dalam menjalankan tugasnya.

5.1.4 Pelatihan

Hasil analisis bivariat menunjukkan 93,8% bidan yang pernah mengikuti

pelatihan berkaitan dengan obstertik bertindak secara baik dalam mengatasi kasus

komplikasi selama persalinan. Sedangkan diantra bidan yang tidak pernah mengikuti

pelatihan, 53,8% yang mampu bertindak baik dalam mengatasi komplikasi tersebut.

Hasil analisis statistik pun menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pelatihan

yang diikuti bidan denga tindakannya dalam mengatasi komplikasi selama persalinan

(p=0,026).

Tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi tersebut karena adanya

kemampuan profesional yang sudah dimiliki bidan dari hasil belajar di bangku


(53)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

keikutsertaan bidan dalam pelatihan-pelatihan dan pembinaan teknis/supervisi yang

diadakan pihak puskesmas maupun dinas kesehatan.

Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa pengembangan diri tidak harus melalui

pendidikan formal atau pelatihan-pelatihan, melainkan semua situasi dimana

seseorang berinteraksi dengan orang lain, asal didalam diri orang tersebut masih ada

keinginan atau kemauan (willingness) untuk berupaya memahami organisasi dimana

bekerja.

Berdasarkan pernyataan responden, kadang diantara bidan ada yang selalu

menanyakan ke rekanya yang lain mengenai tindakan apa yang seharusnya dilakukan

pada kasus pasien yang tengah dihadapinya yang sesuai dengan standarisasi

kebidanan. Dan juga mereka berpendapat melanjutkan tingkat pendidikan tidak

memungkinkan bagi mereka dengan alasan faktor umur yang sudah tua, keuangan

yang kurang memadai dan waktu yang tidak ada. Apalagi dengan adanya kegiatan

pelatihan-pelatihan atau lokakaryamini yang diadakan oleh dinas kesehatan sudah

cukup menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai bidan khususnya dalam mengatasi

komplikasi obstetri.

Kristiani (2006) mengemukakan bahwa pelatihan adalah kegiatan yang

bertujuan memperbaiki penguasaan berbagai materi atau keterampilan dan teknis

pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu relatif singkat untuk pekerjaan yang sedang


(54)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Diketahui dari 16 bidan yang pernah mengikuti pelatihan, besar manfaatnya

bagi mereka dalam menjalankan tugas. Misalnya 12 bidan D1 yang sebelumnya tidak

mengetahui penatalaksanaan manajemen aktif kala III, setelah mengikuti pelatihan

Asuhan Persalinan Normal (APN) selalu menerapkan manajemen tersebut dalam

proses penanganan persalinan sehingga memperkecil terjadinya resiko perdarahan

pada pasiennya. Begitu juga bidan yang pernah mengikuti pelatihan kegawatan

obstetri dan keterampilan petolongan pertama (Live Safing Skill banyak mengetahui

penanganan komplikasi perdarahan obstetri, partus macet, sepsis,

pre-eklampsi/eklampsia bahkan mereka mendapatkan pelatihan penggunaan partograf,

pengeluaran plasenta secara manual dan penanganan perdarahan.

Hal tersebut didukung dengan penelitian kualitatif Kurniasih (2008) yang

menemukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bidan melalui kegiatan

pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) khusus penanganan manajemen aktif

kala III ternyata sangat membantu mereka dalam menanggulangi berbagai masalah

komplikasi persalinan di Klinik Bersalin Desa Delitua). Sebelum mengikuti pelatihan

tersebut mereka banyak menemukan kasus perdarahan pada pasiennya namun masih

dapat diantisipasi melalui sistim rujukan dan kerjasama dengan petugas medis

lainnya.

Data penelitian menunjukkan 6,3% bidan yang pernah mengikuti pelatihan

namun tetap memiliki tindakan yang tidak baik dalam mengatasi kasus komplikasi

persalinan. Kondisi ini disebabkan jenis pelatihan yang mereka ikuti tidak berkaitan


(55)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

kontrasepsi, diklat denyut jantung janin dan lain-lain. Namun ada juga bidan yang

pernah mengikuti pelatihan, tetapi tidak diterapkan dengan alasan kurang

memahaminya.

Peneliti juga menemukan informasi dari bidan, tidak adanya kegiatan

mempresentasikan kembali materi yang didapatkan selama mengikuti pelatihan/diklat

kepada rekan seprofesi yang tidak mengikuti kegiatan tersebut sehingga tidak ada

peningkatan kualitas sumber daya manusianya secara merata.

5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan

Hasil analisis bivariat menunjukkan 95,7% bidan berpengetahuan baik

terhadap penanganan komplikasi persalinan yang bertindak baik dalam mengatasi

kasus komplikasi yang dihadapinya. Sedangkan bidan berpengetahuan tidak baik

seluruhnya tidak mampu bertindak secara baik dalam mengatasi kompliksai selama

persalinan. Berdasarkan analisis chi square menemukan adanya hubungan bermakna

antara tingkat pengetahuan bidan dengan tindakan dalam mengatasi komplikasi

selama persalinan (p= 0,001).

Bidan dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya menangani kasus

komplikasi selama persalinan, selalu dimulai dari domain kognitif dalam arti bidan

tersebut sudah tahu terhadap stimulus berupa materi-materi/ ilmu kebidanan yang

didapatkan secara teoritis sehingga menimbulkan pengetahuan baru. Selanjutnya


(1)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

lama bekerja * Tindakan Bidan Crosstabulation

14 7 21

66.7% 33.3% 100.0%

63.6% 100.0% 72.4%

48.3% 24.1% 72.4%

8 0 8

100.0% .0% 100.0%

36.4% .0% 27.6%

27.6% .0% 27.6%

22 7 29

75.9% 24.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

75.9% 24.1% 100.0%

Count

% within lama bekerja % within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within lama bekerja % within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within lama bekerja % within Tindakan Bidan % of Total

5 tahun keatas

< 5 tahun lama bekerja

Total

Baik Tidak baik Tindakan Bidan

Total

Chi-Square Tests

3.515b 1 .061

1.930 1 .165

5.321 1 .021

.142 .075

3.394 1 .065

29 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 93.


(2)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Tingkat penghasilan per bulan * Tindakan Bidan Crosstabulation

13 7 20

65.0% 35.0% 100.0%

59.1% 100.0% 69.0%

44.8% 24.1% 69.0%

9 0 9

100.0% .0% 100.0%

40.9% .0% 31.0%

31.0% .0% 31.0%

22 7 29

75.9% 24.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

75.9% 24.1% 100.0%

Count

% within Tingkat penghasilan per bulan % within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within Tingkat penghasilan per bulan % within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within Tingkat penghasilan per bulan % within Tindakan Bidan % of Total

Tinggi

Rendah Tingkat penghasilan

per bulan

Total

Baik Tidak baik Tindakan Bidan

Total

Chi-Square Tests

4.152b 1 .042

2.461 1 .117

6.157 1 .013

.066 .050

4.009 1 .045

29 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2. 17.


(3)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Mengikuti Pelatihan * Tindakan Bidan Crosstabulation

15 1 16

93.8% 6.3% 100.0%

68.2% 14.3% 55.2%

51.7% 3.4% 55.2%

7 6 13

53.8% 46.2% 100.0%

31.8% 85.7% 44.8%

24.1% 20.7% 44.8%

22 7 29

75.9% 24.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

75.9% 24.1% 100.0%

Count

% within Mengikuti Pelatihan

% within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within Mengikuti Pelatihan

% within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within Mengikuti Pelatihan

% within Tindakan Bidan % of Total

Pernah

Tidak pernah Mengikuti

Pelatihan

Total

Baik Tidak baik

Tindakan Bidan

Total

Chi-Square Tests

6.237b 1 .013

4.248 1 .039

6.628 1 .010

.026 .019

6.022 1 .014

29 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3. 14.


(4)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

tingkat pendidikan * Mengikuti Pelatihan Crosstabulation

4 3 7

57.1% 42.9% 100.0%

25.0% 23.1% 24.1%

13.8% 10.3% 24.1%

12 10 22

54.5% 45.5% 100.0%

75.0% 76.9% 75.9%

41.4% 34.5% 75.9%

16 13 29

55.2% 44.8% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

55.2% 44.8% 100.0%

Count

% within tingkat pendidikan % within Mengikuti Pelatihan

% of Total Count

% within tingkat pendidikan % within Mengikuti Pelatihan

% of Total Count

% within tingkat pendidikan % within Mengikuti Pelatihan

% of Total D3 kebidanan

D1 kebidanan tingkat pendidikan

Total

Pernah Tidak pernah Mengikuti Pelatihan

Total

Tingkat Pengetahuan Bidan * Tindakan Bidan Crosstabulation

22 1 23

95.7% 4.3% 100.0%

100.0% 14.3% 79.3%

75.9% 3.4% 79.3%

0 6 6

.0% 100.0% 100.0%

.0% 85.7% 20.7%

.0% 20.7% 20.7%

22 7 29

75.9% 24.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 75.9% 24.1% 100.0% Count

% within Tingkat Pengetahuan Bidan % within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within Tingkat Pengetahuan Bidan % within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within Tingkat Pengetahuan Bidan % within Tindakan Bidan % of Total

Baik

Tidak baik Tingkat Pengetahuan

Bidan

Total

Baik Tidak baik Tindakan Bidan


(5)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Chi-Square Tests

23.776b 1 .000

18.840 1 .000

23.828 1 .000

.000 .000

22.957 1 .000

29 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 45.

b.

Sikap Bidan * Tindakan Bidan Crosstabulation

22 2 24

91.7% 8.3% 100.0%

100.0% 28.6% 82.8%

75.9% 6.9% 82.8%

0 5 5

.0% 100.0% 100.0%

.0% 71.4% 17.2%

.0% 17.2% 17.2%

22 7 29

75.9% 24.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

75.9% 24.1% 100.0%

Count

% within Sikap Bidan % within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within Sikap Bidan % within Tindakan Bidan % of Total

Count

% within Sikap Bidan % within Tindakan Bidan % of Total

Baik

Tidak baik Sikap Bidan

Total

Baik Tidak baik Tindakan Bidan


(6)

Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.

Chi-Square Tests

18.988b 1 .000

14.312 1 .000

18.286 1 .000

.000 .000

18.333 1 .000

29 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 21.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Tentang Asuhan Sayang Ibu Pada Proses Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa

2 54 82

Pengetahuan Dan Tindakan Bidan PTT Dalam Penanganan Perdarahan Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2008

0 47 71

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Pemenuhan Kebutuhan Ibu Nifas Terhadap Konseling Keluarga Berencana (KB) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2009

0 52 64

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Bidan Tentang Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan Di Wilayah puskesmas pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura tahun 2010

1 55 97

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Timur Tahun 2010

0 33 57

Hubungan Karakteristik Bidan dengan Tingkat Pengetahuan Bidan tentang Pencegahan Infeksi Pada Masa Nifas di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru Tahun 2009

3 72 69

Hubungan Karateristik, Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Bidan Desa Dalam Mencegah Dan Mengatasi Komplikasi Kehamilan Di Kabupaten Samosir Tahun 2008

4 47 115

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DAN SIKAP BIDAN DENGAN KELENGKAPAN Hubungan Motivasi Dan Sikap Bidan Dengan Kelengkapan Pengisian Lembar Mtbs Di Puskesmas Kabupaten Karanganyar.

0 2 16

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan masa kerja bidan dengan penerapan asuhan persalinan normal sampul

0 1 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Perilaku Bidan dalam

0 0 11