Konsep Evaluasi KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Evaluasi

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003:38 pasal 57 ayat 1 dan 2 dikemukakan bahwa: 1. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak- pihak yang berkepentingan. 2. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Ditambahkan pula dalam pasal 58 ayat 1 dan 2, bahwa: 1. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. 2. Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Depdiknas 2008:3 menyatakan bahwa penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan karena mencerminkan perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan baca “mutu” pendidikan dari satu waktu ke waktu lain. Disamping itu, berdasarkan penilaian, tingkat pencapaian prestasi pendidikan antara satu sekolah dengan sekolah lain atau satu wilayah dengan wilayah lain dapat dibandingkan. Ada empat istilah yang sangat erat hubungannya dengan bahan evaluasi, yaitu: pengukuran, tes, penilaian, dan pengambil keputusankebijakan. Pengukuran adalah 13 suatu kegiatan untuk mendapatkan informasidata secara kuantitatif. Salah satu alat ukurnya dinamakan tes dan hasilnya dinamakan skor hasil pengukuran. Tes merupakan alat ukur, instrumen, atau prosedur pengukuran yang dipergunakan untuk mengetahui kemajuan dan perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Penilaian evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program telah berhasil dan efisien atau tidak. Pengambilan kebijakankeputusan adalah tindakan yang diambil oleh seseorang atau lembaga. Jadi tujuan utama penilaian evaluasi adalah sebagai pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan Aqib, 2008: 94. Tujuan umum untuk mengevaluasi haruslah jelas. Untuk menentukan strategi evaluasi yang cocok, seorang peneliti harus mengetahui mengapa evaluasi dilaksanakan Brinkerhoff, 1983:16. Apakah evaluasi akan digunakan untuk menemukan permasalahan, memecahkan permasalahan, menyediakan informasi yang sedang berlangsung, atau memutuskan keberhasilan program? Alasan umum untuk mengevaluasi akan membantu evaluator menentukan strategi untuk melahirkan pertanyaan-pertanyaan evaluasi secara khusus. “The first step in the utilization- focused approach to evaluation is identification and organization of relevant decision makers for information users of the evaluation ” Patton, 1978:61. Untuk memutuskan tujuan suatu evaluasi, seorang evaluator membuat keputusan mengenai evaluasi tersebut. “Most evaluation studies arise from the interest in oversight” Levine, 1981:134. Sementara ada tujuan yang dikesampingkan atau terpusat secara umum untuk dimanfaatkan dengan evaluasi, evaluator akan menemukan bahwa audience yang berbeda akan memiliki alasan berbeda pula untuk menginginkan 14 evaluasi yang sama. Maka dari itu, audience bermaksud akan menggunakan hasil tersebut dengan berbeda pula Brinkerhoff, 1983:16. Rahmat 2009:200 menyatakan evaluasi adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu, didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang telah diamati dengan menggunakan standar tertentu yang telah dibakukan. Wilbur dalam Rahmat 2009:201 mengemukakan bahwa “ Evaluation is the systematic process of judging the worth, desirability, effectiveness, or adequacy of something according to definitive criteria and purposes. The judgement is based upon a careful comparasion of observation data with criteria standars”. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa evaluasi penilaian adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu, didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diamati dengan menggunakan standar tertentu yang telah dibakukan. Stufflebeam 1985:3 menyatakan ‘’The standard definition of evaluation is as follows: Evaluation is the systematic assessment of the worth or merit of some object ’’. Stufflebeam 1985:174 juga menyatakan, “a process evaluation is an on going check on the implementation of a plan ”. 15 Demikian pula Gronlund 1971:6 mengemukakan definisi tentang evaluasi sebagai berikut evaluasi dapat dikemukakan sebagai suatu proses sistematis dari menentukan tingkat capaian tujuan bahan pelajaran yang diterima oleh siswa. Gronlund 1971:36 juga mengemukakan kembali bahwa evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi tentang pencapaian pembelajaran guna menentukan nilai. Selanjutnya Lynch 1996:2 mendefinisikan “evaluation is defined here as the systematic attempt to gather information in order to make judgements or decisions ”. Demikian pula Baumgartner Jackson 1995:154 mengemukakan “Evaluationoften follows measurement, taking the form of judgement about the quality of aperformance ”. Ghani 2009:162 mengemukakan bahwa istilah ‘evaluasi’ sering membingungkan penggunaannya terutama dalam pembelajaran. Kadang- kadang ‘evaluasi’ disamakan dengan ‘pengukuran’ atau juga digunakan untuk menggantikan istilah ‘pengujian”. Ketika guru menyelenggarakan tes hasil belajar, mereka mungkin mengatakan: ‘menguji prestasi’, ‘mengukur prestasi’, atau mengevaluasi prestasi.’ Selanjutnya, dalam kasus lain istilah evaluasi juga diartikan sebagai metode penelitian yang tidak tergantung pada pengukuran. Selanjutnya Ghani 2009:163 mengatakan bahwa, istilah evaluasi mengandung dua pengertian, yakni evaluasi sebagai deskripsi kualitatif dari perilaku siswa dan sebagai deskripsi kuantitatif dari hasil pengukuran misalnya: skor tes. Untuk jelasnya arti istilah tes, pengukuran, dan evaluasi dapat diperbandingkan sebagai berikut: 1. tes adalah suatu instrumen atau prosedur sistematis untuk mengukur contoh perilaku siswa. 16 2. pengukuran adalah suatu proses perolehan deskripsi numerik dari ciri khusus penguasaan siswa. 3. evaluasi adalah proses sistematis dari pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi guna menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan pembelajaran. Anderson Ball Ghani, 2009:163 mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Menurut Cronbach Ghani, 2009:163 evaluasi adalah menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan. Sehubungan dengan pembelajaran, evaluasi yang dimaksud adalah suatu proses pengumpulan data untuk menentukan manfaat, nilai, kekuatan, dan kelemahan pembelajaran yang ditujukan untuk merevisi pembelajaran guna meningkatkan daya tarik dan efektifitasnya. Dalam proses pembelajaran dikenal adanya evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan selama berlangsungnya suatu program pembelajaran yang bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan program, sedangkan evaluasi sumatif dilaksanakan pada akhir pelaksanaan suatu program pembelajaran yang bertujuan untuk pengambilan keputusan akhir biasanya dilakukan setelah berakhirnya pembelajaran suatu materi tertentu. Worthen Sanders 1981:129 mengemukakan “Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives ”. Hubungan antara pengukuran dan evaluasi dapat dilihat dari penjelasan Gronlund 1971:6 sebagai berikut: evaluasi = deskripsi kuantitatif dari 17 siswa pengukuran + penetapan nilai value judgement, evaluasi = deskripsi kualitatif dari siswa bukan pengukuran + penetapan nilai value judgement. Weiss 1972:6 mengungkapkan bahwa evaluasi adalah pembandingan “what is” dengan “what should be”. Walaupun peneliti sendiri tetap tidak bisa dan objektif, peneliti terfokus pada fenomena yang mendemonstrasikan apakah program tersebut menerima tujuan yang diinginkannya. Menurut Soetjipto Rahmat, 2009:201 ada dua jenis penilaian evaluasi, yakni evaluasi proses formatif dan evaluasi hasil sumatif. Evaluasi proses sangat erat kaitannya dengan monitoring, yaitu prosedur untuk mendapatkan informasi tentang operasi program yang hasilnya dipergunakan sebagai bahan untuk memperbaiki operasi itu. Sedangkan evaluasi sumatif berhubungan dengan keberhasilan suatu program pada waktu program itu selesai dilakukan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai penilaian untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan program. Penilaian evaluasi mempunyai tujuan sebagai pengarah kegiatan evaluasi dan sebagai kegiatan penilaian program. Evaluasi pada umumnya berkaitan dengan upaya mengumpulkan, pengolahan, dan penyajian data atau informasi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Secara sederhana Azwar 2004:7 mengemukakan karakteristik evaluasi adalah : 1. merupakan perbandingan anatara hasil ukur dengan suatu norma atau suatu kriteria. 2. hasilnya bersifat kualitatif. 3. hasilnya dinyatakan secara evaluatif. 18 Para evaluator memerlukan berbagai keahlian supaya lebih efektif dalam mengevaluasi. Selain itu mereka seharusnya menjadi ahli analisis yang baik sehingga tidak salah tafsir makna yang terkandung didalam fenomena yang menjadi data. Mereka seharusnya juga memiliki keahlian pemasaran. Mereka harus mengkomunikasikan nilai evaluasi kepada pengambil kebijakan dan para manager yang mungkin tidak menyadari keuntungan dari bantuan evaluasi yang sistematis. Dengan demikian para pengambil kebijakan dan manager akan mendapatkan manfaat dari evaluasi sehingga mereka akan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wholey, Harty, dan Newcomer 1994:591 sebagai berikut “Evaluators need a variety of skills to be effective. They should be good analysts. They should be gifted at listening. Evaluators should also possess marketing skills. They must communicate the value of evaluation to policy-makers and managers who may not appriciate the benefits to be derived from systematic evaluation efforts ”. Jadi komponen yang perlu dipertimbangkan dalam sistem evaluasi menurut Ghani 2009:82 adalah: 1 pernyataan tujuan; 2 kriteria kinerja; 3 rating scale yang mendefinisikan standar kinerja; 4 deskripsi prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan informasi pada kinerja; dan 5 alat meringkas informasi yang formal pada kinerja, seperti suatu ringkasan evaluasi. Sebagai contoh komponen proses pembelajaran yang perlu dievaluasi dikemukakan oleh Ghani 2009:166 adalah: 1. apakah strategi yang digunakan telah terbukti efektif ? 2. apakah media pembelajaran yang ada telah dimanfaatkan secara optimal? 19 3. apakah cara mengajar telah berhasil membantu mengajar secara optimal? 4. apakah cara belajarnya efektif? Contoh komponen output yang perlu di evaluasi adalah bagaimana prestasi peserta didik? Evaluasi ini sebaiknya terpisah dari objek evaluasi lainnya. Evaluasi terhadap output pembelajaran adalah evaluasi hasil belajar siswa. Menurut pendapat Kaufman dan Thomas 1980:5 yang menyebutkan bahwa tujuan evaluasi adalah “to collect data result, convert the data into information that which aids in makin a useful decision and use the information to make decisions, if decisions are not made, the evaluation might just as well have been skipped . Dari kutipan tersebut dapat dimengerti bahwa evaluasi ditujukan untuk mengumpulkan data hasil, mengubah data tersebut menjadi informasi yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang bermanfaat, dan penggunaan informasi tersebut untuk mengambil keputusan. Jika keputusan tidak diambil, maka hasil-hasil evaluasi dapat pula diabaikan. Penjelasan Kaufman dan Thomas tentang tujuan evaluasi sedikit berbeda dengan penjelasan para ahli yang lain. Mereka menyatakan bahwa pengambilan keputusan dalam rangka perubahan, perbaikan atau mempertahankan apa yang sedang dikerjakan merupakan bagian dari proses evaluasi. Keputusan dan hasil dari sebuah keputusan merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sebuah evaluasi yang baik. Menurut mereka, evaluasi memiliki tujuan, hasil dan hendaknya pula memiliki dampak yang teramati. 20 Penjelasan lain tentang tujuan evaluasi dikemukakan oleh Weiss 1972:4 sebagai berikut die purpose of evaluation research is measure the effect of a program againts the goals it set out accomplish as means of contributing to subsequent decision making about the program and improving future programming. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tujuan penelitian evaluasi adalah untuk mengukur dampak sebuah program dengan membandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan tentang program tersebut dan meningkatkan program masa yang akan datang. Para ahli evaluasi seperti Alex Astin Bob Panos Madaus, Scriven Stufflebeam, 1986:293 mengatakan bahwa tujuan prinsip evaluasi adalah untuk menghasilkan informasi yang dapat memandu keputusan mengenai adopsi atau modifikasi program pendidikan. Evaluasi diharapkan untuk menyelesaikan berbagai tujuan: 1. mendokumentasikan kejadian. 2. mencatat perubahan siswa. 3. mendeteksi daya kelembagaan. 4. menempatkan kesalahan bagi permasalahan. 5. membantu membuat keputusan administratif. 6. memfasilitasi aksi perbaikan. 7. meningkatkan pemahaman kita terhadap pembelajaran. Masing-masing tujuan ini berhubungan secara langsung atau tidak pada nilai suatu program dan mungkin suatu tujuan legitimasi untuk studi evaluasi tertentu. Hal ini sangatlah penting untuk disadari bahwa masing-masing tujuan membutuhkan data yang terpisah semua tujuan tidak dapat disajikan dengan pengumpulan data tunggal. Anderson Rahmat, 2009:202 merumuskan tujuan evaluasi sebagai berikut: 21 1. memberi masukan untuk perencanaan program. Penilaian di mulai setelah adanya keputusan tentang penyelenggaraan program pendidikan. Dalam penilaian program yang sedang direncanakan biasanya digunakan analisis awal dan analisis akhir suatu program front-end analysis. Informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam mempersiapkan suatu program pendidikan adalah identifikasi kebutuhan program, penilaian tentang kecocokan konsep yang digunakan, perkiraan tentang biaya dan kelayakan program, dan proyeksi tentang perkembangan tuntutan kebutuhan serta daya dukung terhadap program. Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian informasi tentang hal-hal tersebut sangat penting untuk melaksanakan pelaksanaan program dan ruang lingkup kegiatan perencanaan program pendidikan. 2. memberi masukan untuk keputusan tentang keputusan, perluasan, dan penghentian sertifikasi program. Tujuan ini biasanya dicapai melalui penilaian sumatif atau penilaian pengaruh program summative or impact evaluation. Penilai sering berpendapat bahwa tujuan inilah yang menjadi tujuan utama evaluasi. 3. memberi masukan untuk keputusan tentang modifikasi program. Tujuan penilaian berhubungan dengan penilaian formatif. Titik berat kegiatan penilaian adalah mendeskripsikan proses pelaksanaan program, bukan hasil program. Dalam proses pelaksanaan program, maka komponen-komponen yang dihimpun, dianalisis, dan disajikan adalah tujuan, isi, metodologi, dan konteks program, serta kebijaksanaan atau pendayagunaan tenaga. 4. memperoleh informasi tentang pendukung dan penghambat. Kehendak untuk melakukan penilaian ini muncul apabila para pengambil keputusan harus menghimpun dukungan untuk kelangsungan program pendidikan atau alasan- alasan untuk menghentikan program sehingga biaya dan sumber-sumber lainnya dapat dipergunakan untuk melaksanakan program atau kegiatan lain. Dalam hal tertentu sebaiknya lembaga penyelenggara program menyampaikan tentang pentingnya tujuan penilaian ini kepada para penilai dan menunjukkan kepeduliannya terhadap gejala positif dan negatif yang muncul dalam pelaksanaan program. Apabila kondisi ini terjadi, para penilai perlu mengkaji berbagai informasi, seperti dukungan masyarakat, politik, keuangan dan profesi yang dapat memperkuat dan menentang kelangsungan program. Pendapat di atas menunjukkan bahwa, penilaian evaluasi memiliki posisi strategis dan krusial dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Khususnya untuk memperoleh data atau informasi akurat dan objektif tentang pelaksanaan program pendidikan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, terdapat beberapa pemanfaatan yang digunakan untuk memberikan alasan penggunaan hasil evaluasi, yaitu: 22 1. pengambil keputusan mungkin mencari jalan untuk menunda atau melanjutkan suatu keputusan. 2. ducking responsibility, administrator menggunakan evaluasi untuk membuktikan fakta guna pengambilan keputusan. 3. public relation, jika program berhasil baik menurut hasil evauasi maka akan disebarluaskan. 4. untuk memenuhi keharusan menunjukkan bukti bahwa program berjalan dengan baiksesuai yang direncanakan. Stufflebeam dan Shinkfield 1985:165 menyatakan bahwa ....the most important purpose of evaluation is not to prove, but to improve . Kalimat ini menjelaskan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk meningkatkan, bukan membuktikan. Edwin Wand Gerald W.Brown Fathurrohman dan Sutikno, 2007:17 mengemukakan “evaluation refer to the act or process to determining the value of action refer to the value of something”. Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan Wayan Nurkancana Sumartana Fathurrohman, Sutikno, 2007:17. 23 Roestyah Fathurrohman, Sutikno, 2007: 17 mengemukakan evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui sebab-akibat dan hasil belajar siswa guna mendorong atau mengembangkan kemampuan belajar. Abu Ahmad Widodo Supriyono Fathurrohman, Sutikno, 2007: 17 menyatakan bahwa evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut: 1. merangsang kegiatan siswa. 2. menemukan sebab kemajuan atau kegagalan belajar. 3. memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat masing-masing siswa. 4. memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan. 5. untuk memperbaiki mutu pelajaran cara belajar dan metode mengajar. Ditambahkan pula oleh Abu Ahmad Widodo Supriyono Fathurrohman, Sutikno, 2007:17 evaluasi sebagai sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar dan di dalamnya melibatkan guru dan siswa, pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut: 1. memberikan umpan balik feed back kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pengajaran serta mengadakan perbaikan program bagi murid. 2. memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, serta penentuan lulus tidaknya seorang murid. 3. menetukan posisi murid didalam situasi belajar mengajar agar sesuai dengan tingkat kemampuan dan karakteristik lainnya yang dimiliki masing-masing siswa. 4. mengenal latar belakang psikologis, fisik, dan lingkungan murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar. Dengan kata lain, istilah evaluasi berhubungan secara khusus dengan seberapa efektif atau seberapa tidak efektif, seberapa memadai atau seberapa tidak memadai, 24 seberapa baik atau seberapa buruk, seberapa bernilai atau seberapa tidak bernilai, seberapa cocok atau seberapa tidak cocok, sebuah tindakan, proses atau produk dalam persepsi-persepsi individual yang menggunakan informasi yang disediakan oleh evaluator. Stufflebeam Shrinkfield 1985:284 menjelaskan bahwa tujuan evaluasi adalah menilai: 1. kesesuaian atau tidak kesesuaian antara kebutuhan dengan tujuan program; 2. kebaikan atau kelemahan-kelemahan dari segi strategi, peralatan, sumber daya yang digunakan untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan; 3. ketepatan atau ketidaktepatan pelaksanaan program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukankan; 4. ketercapaian tujuan program yang telah ditentukan. Berdasarkan berbagai pendapat dan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi memiliki tujuan secara umum, yaitu mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan, memungkinkan pendidikguru menilai aktivitaspengalaman yang didapat siswa dalam pembelajaran, dan menilai metode mengajar yang dipergunakan. Tujuan evaluasi adalah evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun berkenaan dengan produk suatu pendidikan dan desain proses belajar mengajar dimasa mendatang, dan evaluasi juga berfungsi untuk memperoleh informasi yang tepat, terkini dan objektif berkaitan dengan penyelenggaraan sebuah program. Informasi yang dapat digali berupa input, proses atau produk dari sebuah program. 25

2.2 Model Evaluasi CIPP Context, input, Process, Product