terstimulasi dan pH saliva 1 bulan pasca pemakaian piranti ortodonti cekat.
10
Menurut Peros dkk., 2011, laju aliran saliva terstimulasi dan pH saliva juga menunjukkan
peningkatan setelah 18 minggu pemakaian piranti ortodonti cekat.
16
Pada penelitian Lara-Carrillo dkk., 2012, tentang pengukuran laju aliran dan pH saliva pada enam
tahap kontrol berbeda pasca pemasangan, ditemukan bahwa laju aliran saliva terstimulasi adalah stabil dan begitu juga halnya dengan pH saliva.
12
Berdasarkan uraian di atas, perlu untuk diteliti perubahan laju aliran dan pH saliva pada pengguna piranti ortodonti cekat dengan cara membandingkannya dengan
pasien tanpa piranti ortondonti. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FKG USU disebabkan karena asumsi bahwa oral hygiene pada mahasiswa FKG lebih baik
walaupun menggunakan piranti ortodonti cekat karena mahasiswa FKG lebih mengetahui bagaimana cara menyikat gigi yang baik, seberapa sering menyikat gigi
maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan kebersihan gigi dan mulut, sebab laju aliran dan pH saliva juga dapat dipengaruhi oleh kebersihan rongga mulut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa laju aliran dan pH saliva pasien dengan piranti ortodonti cekat dan tanpa piranti ortodonti pada mahasiswa FKG USU?
2. Bagaimana perbedaan laju aliran dan pH saliva pasien dengan piranti ortodonti cekat dan tanpa piranti ortodonti pada mahasiswa FKG USU?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui laju aliran dan pH saliva pasien dengan piranti ortodonti
cekat dan tanpa piranti ortodonti pada mahasiswa FKG USU. 2. Untuk membandingkan laju aliran dan pH saliva pasien dengan piranti
ortodonti cekat dan tanpa piranti ortodonti pada mahasiswa FKG USU
Universitas Sumatera Utara
1.4 Hipotesis
Terdapat perbedaan laju aliran dan pH saliva pada pasien dengan piranti ortodonti cekat dan pasien tanpa piranti ortodonti pada mahasiswa FKG USU.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat khususnya pasien ortodonti bahwa pemakaian piranti ortodonti cekat dapat menyebabkan perubahan laju aliran
dan pH saliva. 2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih
lanjut.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian dapat digunakan oleh dokter gigi sebagai informasi dasar untuk menyampaikan saran kepada pasien saat menggunakan piranti ortodonti cekat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Kebersihan rongga mulut merupakan hal penting yang perlu dijaga oleh setiap individu. Keadaan kebersihan rongga mulut seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti perilaku pemeliharaan kebersihan rongga mulut dan peran dokter gigi dalam memberikan motivasi dan instruksi.
17
Namun, pada sebagian orang yang mengalami maloklusi, menjaga kebersihan rongga mulut sulit untuk dilakukan.
Maloklusi merupakan bentuk hubungan rahang atas dan rahang bawah yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Maloklusi
dapat disebabkan karena tidak adanya keseimbangan dentofasial.
18
Prevalensi maloklusi yang terjadi pada remaja di Indonesia cukup tinggi, yaitu 90 pada tahun 1983 dan 89 pada tahun 2006. Penelitian lain mengenai prevalensi
maloklusi juga dilakukan oleh Dewi 2008 pada remaja SMU di kota Medan, yaitu sebesar 60,5 dengan kebutuhan perawatan ortodonti sebesar 23.
13
Hal tersebut mengindikasikan bahwa permintan pasien terhadap penggunaan piranti ortodonti
khususnya piranti cekat juga akan meningkat, sebab perawatan ortodonti dapat mengoreksi dan mencegah maloklusi yang lebih parah.
10
Memperbaiki kelainan susunan pada gigi-geligi, akan membantu dan memudahkan seseorang dalam
menjaga kebersihan rongga mulutnya.
19
Namun, penggunaan piranti ortodonti cekat saat ini bukan hanya untuk kepentingan perawatan gigi dan mulut saja, tetapi juga sebagai bagian dari gaya
hidup. Masyarakat sering tidak menyadari risiko dari penggunaan piranti ortodonti cekat, seperti masalah kebersihan rongga mulut. Perawatan ortodonti khususnya
penggunaan piranti ortodonti cekat dapat menyebabkan perubahan lingkungan rongga mulut, seperti perubahan laju aliran dan pH saliva. Saliva merupakan salah satu yang
paling berperan dalam menjaga keadaan lingkungan atau ekosistem rongga mulut.
17
Universitas Sumatera Utara
2.1 Saliva
Saliva merupakan cairan kompleks yang dihasilkan dalam rongga mulut oleh beberapa kelenjar saliva dan terdiri atas air dan kandungan lainnya.
5
Sekitar 90 saliva dihasilkan saat makan yang merupakan reaksi atas rangsangan yang berupa
pengecapan dan pengunyahan makanan.
1,20
Kelenjar saliva terdiri atas kelenjar mayor dan minor, dimana sebagian besar produksi saliva dihasilkan oleh kelenjar mayor,
yaitu kelenjar parotid, submandibular dan sublingual. Kelenjar saliva minor terdiri atas kelenjar saliva yang terletak pada daerah labial, bukal, palatoglosal, palatal dan
lingual.
5,21
Gambar 1. Lokasi kelenjar saliva mayor parotid, submandibula, dan sublingual
21
Kandungan saliva 99 merupakan air dan 1 terdiri atas ion dan kandungan organik. Saliva biasanya lebih hipotonik jika dibandingkan dengan plasma, namun
dapat juga menjadi isotonik dan bahkan hipertonik di bawah kontrol fisiologis. Ion penting yang terkandung dalam saliva adalah kation Na
+
dan K
+
, serta anion Cl
-
Universitas Sumatera Utara
dan bikarbonat HCO
3 -
. Kandungan elektrolit lainnya seperti kalsium, fosfat, flour, tiosianat, magnesium sulfat, dan iodin. Kandungan organik dalam saliva terdiri atas
protein, karbohidrat, lipid dan molekul organik lainnya.
4,5,8
Komponen saliva dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komponen dan Fungsi Saliva
6
Fungsi Komposisi
Lubrikasi Musin, proline-rich glycoprotein,
Aksi antimikroba Lisozim, laktoferin, laktoperoksida,
mucin, sistin,
histatin, immunoglobulin,
proline-rich glycoprotein, IgA
Menjaga integritas mukosa Musin, elektrolit, air
Pembersihan Air
Kapasitas buffer dan remineralisasi Bikarbonat,
fosfat, kalsium,
staterin, proline-rich
anionic protein, fluor
Mempersiapkan makanan sebelum penelanan Air, musin
Pencernaan Amilase,
lipase, ribonuklease,
protease, air, musin, Perasa
Air, gustin Fonasi
Air, gustin Salah satu fungsi penting saliva adalah menjaga kebersihan rongga mulut.
5
Selain itu, saliva juga membantu pencernaan dan penelanan makanan.
1
Fungsi lain saliva dalam rongga mulut diantaranya:
4-6,21
Sebagai pelumas makanan saat mengunyah, menelan dan membantu dalam fungsi berbicara
Membawa unsur-unsur tertentu Berperan sebagai buffer, untuk menjaga integritas enamel
Membatasi aktivitas bakteri Menciptakan kesehatan bagi mukosa oral
Menjaga keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi
Universitas Sumatera Utara
Membantu pembentukan pelikel, yang merupakan membran pelindung permukaan gigi
Saliva merupakan faktor penting dalam pencegahan karies, kelainan periodontal serta untuk mendeteksi gambaran penyakit mulut lainnya. Sekresi saliva
yang menurun akan menyebabkan kesukaran berbicara, mengunyah dan menelan.
2,6
Selain itu, berkurangnya laju aliran saliva dapat terjadi pada pasien lanjut usia akibat proses menua, efek samping obat-obatan yang dikonsumsi, dan hormonal, sehingga
memberikan efek mulut kering xerostomia.
5
2.1.1 Laju Aliran Saliva
Sekresi saliva yang diatur dengan baik sangat penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut. Pada sekresi saliva yang berkurang dapat menyebabkan
inflamasi dan percepatan proses karies, sedangkan sekresi saliva yang berlebih dapat sangat mengganggu saat berbicara. Sekresi saliva diatur oleh sistem saraf otonom
parasimpatis maupun simpatis.
2
Sekresi saliva per hari berkisar 500-700 ml dan rata-rata volume dalam rongga mulut adalah 1,1 ml. Laju aliran saliva terbesar diproduksi selama dan sesudah
makan, dan paling sedikit diproduksi pada malam hari, khususnya ketika tidur. Rangsangan mekanis dan elektrik dapat meningkatkan sekresi saliva sampai 1,5
mlmenit. Pada keadaan istirahat, sekresi saliva rata-rata 0,25-0,35 mlmenit, yang sebagian besar diproduksi oleh kelenjar submandibula dan sublingual.
6
Pada saat istirahat, tanpa stimulasi dari luar dan famakologi, produksi saliva sedikit menurun namun secara terus-menerus melumasi dan melembabkan jaringan
rongga mulut. Salivary flow SF index merupakan parameter yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan saliva dengan dan tanpa stimulasi. Penentuan kriteria laju
aliran saliva tanpa stimulasi dibedakan atas 3 kategori, yaitu normal 0,25-0,3 mlmenit, rendah 0,1-0,25 mlmenit, dan sangat rendah 0,1 mlmenit.
Laju aliran saliva terstimulasi dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu normal 1-3 mlmenit,
rendah 0,7-1 mlmenit, dan sangat rendah 0,7 mlmenit.
4
Universitas Sumatera Utara
Laju aliran saliva dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
2
Mekanis, misalnya pemakaian piranti ortodonti, mengunyah makanan keras atau permen karet
Kimiawi, misalnya rangsangan rasa seperti asam, manis, asin, pahit dan pedas
Neuronal, melalui sistem saraf otonom, baik simpatis maupun parasimpatis
Psikis dan stress dapat menghambat sekresi saliva, sedangkan ketegangan dan kemarahan dapat menjadi stimulasi
Rangsangan rasa sakit, seperti inflamasi, gingivitis, pemakaian piranti orotodonti dan protesa dapat menstimulasi sekresi
2.1.2 Derajat Keasaman pH Saliva
Makanan yang kita makan menyebabkan saliva bersifat asam maupun basa. Peran lingkungan saliva terhadap proses karies tergantung dari komposisi, viskositas
dan mikroorganisme pada saliva. Derajat keasaman pH saliva dan kapasitas buffer saliva ditentukan oleh susunan kuantitatif dan kualitatif elektrolit di dalam saliva
terutama oleh susunan bikarbonat, karena susunan bikarbonat sangat konstan dalam saliva dan berasal dari kelenjar saliva. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan pH saliva:
1,2
Rata-rata kecepatan aliran saliva Mikroorganisme rongga mulut
Kapasitas buffer saliva Irama sirkadian dan diet
Derajat keasaman pH saliva dalam keadaan normal antara 5,6-7,0 dengan rata-rata pH 6,7. pH saliva yang optimum untuk pertumbuhan bakteri adalah 6,5-7,5
dan pH rongga mulut yang berkisar antara 4,5-5,5 akan memudahkan pertumbuhan mikroorganisme asidogenik seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus.
1
pH saliva total yang tidak dirangsang biasanya sedikit asam, bervariasi dari 6,4-6,9. Konsentrasi bikarbonat pada saliva dalam keadaan istirahat adalah rendah,
Universitas Sumatera Utara
sehingga sumbangan bikarbonat kepada kapasitas buffer paling tinggi adalah 50. pH saliva dapat naik cepat setelah stimulasi ringan dan berjalan dari pH 6,0-7,4 pada
kecepatan sekresi 1 mlmenit. Konsentrasi bikarbonat pada saliva yang dirangsang sekitar 85. Oleh, kecepatan sekresi saliva dapat mempengaruhi derajat keasaman
saliva. Keadaan psikologis juga dapat menyebabkan penurunan pH saliva akibat penurunan kecepatan sekresinya.
2
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Aliran dan pH Saliva
Perubahan laju aliran saliva dapat disebabkan oleh:
2,9
Penyakit sistemik Rangsangan rasa sakit seperti inflamasi, gingivitis, protesa dan alat
ortodonti Diet, kadar hormon, gerak badan dan obat
Keadaan psikologis emosi, stress, putus asa dan rasa takut Usia
Kista dan tumor kelenjar saliva Bernafas melalui mulut
Agenesis kelenjar saliva sangat jarang terjadi AIDS
Derajat keasaman saliva selalu dipengaruhi perubahan yang disebabkan oleh irama sirkadian, diet, dan perangsangan kecepatan sekresi. Sehubungan dengan irama
sirkadian, pH saliva meningkat segera setelah bangun keadaan istirahat, tetapi kemudian cepat turun kembali.
2
2.1.4 Metode Pengumpulan Saliva
Ada beberapa cara mengumpulkan saliva, baik tanpa atau dengan stimulasi. Untuk mengumpulkan saliva tanpa stimulasi, pasien diinstruksikan untuk tidak
mengonsumsi makanan dan minuman, merokok, mengunyah permen karet satu jam sebelum dilakukannya pengumpulan saliva. Pasien diinstruksikan untuk berkumur
dengan air destilasi dan relaks selama 5 menit. Kepala harus dicondongkan ke depan
Universitas Sumatera Utara
dan mulut harus tetap terbuka kemudian saliva dibiarkan mengalir pada wadah yang telah disediakan. Pada akhir pengumpulan saliva, sisa saliva pada mulut harus
diludahkan ke wadah percobaan.
22
Metode yang dapat dipakai untuk mengumpulkan saliva antara lain:
23
a. Passive Drool
Metode ini adalah metode yang paling sering digunakan. Caranya adalah dengan mengeluarkan saliva secara pasif ke dalam wadah kecil. Passive drool sangat
direkomendasikan karena metode ini telah diterima oleh banyak peneliti.
Gambar 2. Metode passive drool
22
b. Metode Spitting Saliva dikumpulkan di dasar mulut dan kemudian subjek meludahkannya ke
dalam test tube setiap 60 detik. Untuk pengumpulan pH saliva yang distimulasi, pasien diinstruksikan untuk mengunyah parafin wax atau chewing gum.
c. Metode Suction Saliva diaspirasi terus-menerus dari dasar mulut ke dalam test tube dengan
saliva ejector atau aspirator. Saliva dikumpulkan dalam masa waktu tertentu. d. Metode Absorbent
Saliva dikumpulkan dengan swab, cotton roll atau gauze sponge, kemudian diletakkan dalam tabung dan diputar dengan gerakan sentrifugal. Metode absorbent
ini kadang-kadang menyebabkan gangguan pada pengujian imunitas.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Ortodonti
Ilmu ortodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan pencegahan, intresepsi dan pengoreksian maloklusi dan abnormalitas dentofasial
lainnya sehingga diperoleh penampilan dentofasial yang menyenangkan secara estetika. Ortodonti berasal dari kata orthos yang artinya mengoreksi dan edontos yang
berarti gigi. Kata orthodontic pertama kali diperkenalkan oleh Felon. Pada tahun 1922, para ahli ortodonti Inggris menjadikan ortodonti sebagai ilmu yang
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan bagian rahang dan wajah serta tubuh yang mempengaruhi posisi gigi. Tujuan perawatan ortodonti menurut Jackson yang
dikenal sebagai Jackson’s Triad adalah untuk efisiensi fungsional, keseimbangan struktural, dan harmonis estetis.
24
Perawatan ortodonti adalah salah satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang kedokteran gigi yang bertujuan mendapatkan penampilan dentofasial yang
baik secara estetika yaitu dengan memeperbaiki susunan gigi berjejal, mengoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi-geligi, mengoreksi hubungan antar
insisal serta menciptakan hubungan oklusi yang baik.
25
Secara garis besar, piranti ortodonti dibagi atas removable appliance piranti lepasan, fixed appliaance piranti
ortodonti cekat dan functional appliance.
26
Pemakaian ketiga piranti ortodonti tersebut dapat menyebabkan perubahan pada lingkungan rongga mulut, termasuk laju
aliran dan pH saliva.
10
Piranti ortodonti lepasan removable appliance Piranti ortodonti lepasan merupakan piranti yang digunakan dalam perawatan
ortodonti yang dapat dipakai dan dilepas sendiri oleh pasien.
27
Penggunaan piranti ortodonti lepasan dapat mengurangi kekeringan rongga mulut, yang artinya terjadi
peningkatan laju aliran saliva saat pemakaian piranti ortodonti lepasan tersebut.
28
Sedangkan pH saliva pada saat penggunaan piranti ortodonti lepasan masih dalam batas normal.
29
Piranti ortodonti cekat fixed appliance Piranti ortodonti cekat fixed appliance adalah alat ortodonti yang melekat
pada gigi pasien dan tidak dapat dilepas oleh pasien.
26
Alat cekat mempunyai tiga
Universitas Sumatera Utara
komponen dasar yaitu bracket, archwire dan assesoris. Interaksi dari ketiga komponen ini menentukan cara berfungsinya piranti tersebut.
25
Selain keuntungan dalam memperbaiki maloklusi, pemakaian piranti ortodonti cekat juga menyebabkan perubahan lingkungan dalam rongga mulut, seperti
perubahan pada konsentrasi bakteri, kapasitas buffer saliva, derajat keasaman pH saliva dan laju aliran saliva.
10
Efek pemakaian piranti ortodonti cekat terhadap laju aliran dan pH saliva dapat disebabkan oleh adanya rangsangan rasa sakit yang diberikan pasca
pemasangan.
2
Disamping itu, penggunaan piranti ortodonti cekat dapat meningkatkan laju aliran saliva, kapasitas buffer dan pH saliva dalam kurun waktu minimal sebulan
sebagai suatu bentuk respon fisiologis tubuh yang menganggap pesawat ortodonti cekat sebagai benda asing.
Pemasangan ortodonti cekat pada pasien maloklusi meningkatkan proses stimulasi secara mekanis di dalam rongga mulut.
10
Piranti ortodonti fungsional functional appliance Alat fungsional berguna mengoreksi maloklusi dengan menggunakan,
menghilangkan dan memodifikasi gaya yang dihasilkan oleh otot orofasial, erupsi gigi, dan pertumbuhan dentofasial.
26
Penggunaan piranti ortodonti fungsional akan menyebabkan peningkatan produksi saliva pada awal pemakaian. Namun setelah
beberapa hari, produksi saliva akan kembali normal.
30
2.3 Pengaruh Perawatan Ortodonti Cekat terhadap Laju Aliran dan pH Saliva