Statistik Deskriptif Statistik Inferensial.

Kemudian Muhidin dan Abdurahman 2007:106 menerangkan bahwa “Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan + 1,00 artinya paling tinggi +1,00 dan paling rendah 0. Apabila angka indeks korelasi bertanda plus + maka korelasi tersebut positif dan arah korelasi satu arah, sedangkan apabila angka indeks korelasi bertanda minus -, maka korelasi tersebut negative dan arah korelasi berlawanan arah, serta bila angka korelasi sama dengan 0, maka hal ini menunjukkan tidak ada korelasi. 6. Analisis Regresi Linear Berganda Digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen kriterium, bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi dinaik turunkan nilainya. Jadi analisa regresi berganda akan dilakukan jika jumlah variabel independennya minimal 2 dengan rumus Sugiono : 2012, 223 Y = a + b X + b X 1 1 2 2 Dimana: Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta X1 = Budaya organisasi X2 = Kepemimpinan b1, b2, = koefesien arah regresi

3.9. Uji Hipotesis

3.9.1. Uji t- statistik

Penghuji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara variable bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan statistik paramatrik analisis linier sederhana atau tunggal. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunkan uji t statistik. Uji t statistik digunakan untuk menguji kuatnya pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Pengujian keberartian masing-masing koefisien regresi dengan menggunakan uji t statistik adalah sebagai berikut : √ √ Keterangan : t = nilai uji t r = nilai korelasi n = besarnya sampel Jika statistik hitung angka 1 output statistik tabel tabel t, maka Ho ditolak. Jika statistik hitung statistik tabel tabel t maka Ho diterima.

3.9.2. Uji F

Tabel F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel terikat. Rumusan hipotesa H o : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0, berarti secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan H 1 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ 0, berarti secara bersama-sama ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Taraf nyata derajad keyakinan yang digunakan sebesar α = 1, 5, 10. Derajat bebas df dalam distribusi F ada dua, yaitu : 1. df numerator = dfn = df 1 = k – 1 2. df denumerator = dfd = df 2 = n – k dimana: df = degree of freedom derajad kebebasan n = Jumlah sampel k = banyaknya koefisien regresi Pada Uji F, H o diterima apabila F hitung ≤ F tabel , artinya semua variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan H o ditolak apabila F hitung F tabel , artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Nilai F tabel yang diperoleh dibanding dengan nilai F hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel , maka ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel depende

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1`. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan statistik pada penelitian ini menujukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya adalah budaya organisasi dan kepemimpinan, maka pada penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa budaya organisasi X.1 yang berkaitan dengan norma-norma atau pedoman bagi anggota organisasi dalam berperilaku dan beraktifitas di lingkungan organisasi.untuk mencapai tujuan organisasi meliputi kemampuan berinovasi dan berani mengambil resiko, berorientasi pada detail, hasil, pada individu dan berorientasi pada kerjasama tim, keagresifan serta kemampuan menjaga stabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Y. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor internal yang mendorong perilaku pegawai menghasilkan kinerja yang berkaitan dengan kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, efektifitas biaya, kebutuhan akan pengawasan pimpinan dan hubungan interpersonal di lingkungan kerja pegawai yang akan menghasilkan kinerja organisasi. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai diperoleh t hitung = 2,409, pada tingkat signifikan α = 0,05, Ternyata nilai t hitung t tabel atau 2,409 2,000, Jadi Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Hal ini berati bahwa semakin baik pemahaman terhadap nilai-nilai Budaya organisasi sermakin baik pula kinerja pegawai. 2. Kepemimpinan X2 yang berkaitan dengan perilaku pimpinan dalam mempengaruhi bawahan sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi meliputi kemampuan memberikan pengarahan, dukungan kepada bawahan, mendorong partisipasi dan kemampuan dalam mendelegasikan tugas kepada bawahan mempunyai pengaruh signifikan kinerja pegawai. Pengaruh variabel kepemimpinan X.2 terhadaqp variabel kinerja pegawai Y diperoleh t hitung = 3,981 pada tingkat signifikan α = 0,05. Nilai t hitung t tabel atau 3,981 2,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Jadi Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai . Ini berarti bahwa semakin baik kemampuan pimpinan memimpin semakin baik pula kinerja pegawai. 3. Budaya organisasi X.1 dan Kepemimpinan X.2 berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai Y. Melalui analisa data dan uji Anova diperoleh nilai F = 23,285 dengan tingkat probabilitas sig. F Change 0,000. Oleh karena probabilitas sig. F Change 0,000 jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, maka model regresi ganda dipakai untuk memprediksi kinerja pegawai artinya budaya organisasi dan kepemimpinan berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin baik penerapan budaya organisasi dan semakin baik kepemimpinan diselenggarakan secara bersama-sama,, maka semakin baik pula kinerja pegawai. Sebaliknya jika budaya organisasi dan kepemimpinan kurang baik maka kinerja pegawai juga akan kurang baik.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Medan Selayang)

40 275 91

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BAGIAN PROTOKOL PROVINSI LAMPUNG

2 27 93

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS SUKOHARJO Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Sukoharjo.

0 3 10

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Sukoharjo.

0 3 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Klat

0 1 13

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Klat

0 2 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PEMKOT CIMAHI.

0 0 47

PENGARUH PELATIHAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN UNIVERSITAS LAMPUNG

0 0 2

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KUALITAS SDM, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP OPTIMALISASI KINERJA PEGAWAI DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI JAKARTA (Studi Tentang Kepemimpinan, Kualitas SDM Dan Budaya Organisasi Terhadap Optimalisasi Kinerja Pegawai Perpustakaan Nasiona

0 1 13

Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai

0 0 22