- Lintang g stasion pengamat yang diperoleh dari hasil interpolasi peta, yaitu dari peta
topografi daerah pengamatan.
2.5 Gambar Bola Langit, posisi bintang terhadap Bumi dinyatakan A dan Z.
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1 Pelaksanaan Pengukuran
7
PERSIAPAN
PERENCANAAN
ORIENTASI MEDAN
PENGAMBILAN DATA PRAKTIKUM
PENGOLAHAN DATA
PEMBUATAN LAPORAN
Surveyor : Kelompok 2
Waktu Pelaksanaan
o Hari, tanggal : Rabu, 30 Mei 2012 o Jam
: 06.00 – 07.45 BBWI
Tempat Pelaksanaan : Jurusan Teknik Geomatika ITS
Kondisi Cuaca : Cerah
3.2 Peralatan :
1. Theodolit merk Nikon NT 3D 2. Paku payung
3. Statif 4. Alat tulis Kertas HVS dan bolpoin
3.3 Diagram Alur Pelaksanaan Praktikum:
KETERANGAN: 1. Persiapan : Kegiatan ini meliputi penentuan waktu praktikum serta tempat yang akan
digunakan praktikum.
8
2. Perencanaan : Kegiatan pada tahap ini adalah peminjaman alat yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan. Sebelum melakukan pengukuran di persiapkan terlebih
dahulu tempat yang akan digunakan untuk penempatan alat sebagai tempat untuk membidik tinggi bangunan sekaligus pengamatan matahari.
3. Orientasi medan : Kegiatan dalam tahap ini adalah melihat medan tempat yang akan digunakan untuk praktikum yang bertujuan untuk menentukan metode yang akan
digunakan dan penempatan titik untuk pengamatan matahari. 4. Pengambilan data : Kegiatan ini adalah praktikum dilapangan, yaitu di tanah lapang
sebelah timur jurusan Teknik Geomatika untuk pengamatan matahari. 5. Pengolahan data : Kegiatan yang dilakukan adalah mengolah data yang telah didapat
yaitu menghitung deklinasi matahari dari data yang telah didapat. 6. Pembuatan laporan : Setelah praktikum selesai membuat laporan dari praktikum yang
telah dilakukan dilapangan dan hasil pengamatan matahari di lapangan.
3.4 Metode Pelaksanaan
1. Hal pertama yang dilakukan adalah penentuan tempat yang akan digunakan untuk pengamatan matahari.
2. Setelah diketahui tempat yang akan digunakan untuk pengamatan matahari , kemudian tentukan titik yang akan digunakan untuk tempat berdirinya alat.
Selanjutnya dirikan alat di titik yang telah ditentukan 3. Arahkan teropong kearah matahari. Pada saat mengarahkan teropong kearah
matahari, letakan selembar kertas HVS putih di depan lensa okuler, kemudian amati bayangan matahari yang ada pada kertas HVS dengan visier. Atur fokus
teropong theodolit sehingga bayangan matahari yang ada pada HVS menyentuh sumbu.
Dengan menggunakan sekrup halus horisontal dan vertikal tempatkan bayangan matahari ke dalam kwadran sesuai dengan waktu pengarnatan. Dengan sekrup gerak
halus horisontal temparkan tepi bayangan matahari pada benang vertikal.
4. Posisi pengamat membelakangi matahari dan menghadap pada kertas tadi. Longgarkan sekrup pengunci horisontal dan vertikal, sehingga mudah untuk
mengatur gerakkan teropong yang mengarah ke matahari sedemikian rupa sehingga bayangan matahari terlihat yang merupakan lingkaran penuh pada kertas
tadah. 5. Kunci sekrup pengunci gerakan horisontal dan vertikal kemudian bayangan
matahari dipertajam dengan menggunakan pengatur fokus dan benang diafragma diperjelas dengan pengatur benang diafrgma.
6. Setelah bayangan matahari sudah tampak dengan jelas di HVS, maka baca sudut vertikal dan horisontal pada theodolit melalui lensa okuler dan tidak lupa untuk
9
menutup teropong dengan buku atau sejenisnya supaya cahaya matahari tidak masuk ke dalam teropong.
7. Lakukan langkah kedua hingga keenam sebanyak tiga kali pengamatan untuk tiap sub kelompok.
8. Hitung hasil dari data yang telah didapat, maka akan mendapatkan hasil pengamatan dan hasil penghitungan azimuth matahari.
BAB IV HASIL DAN ANALISA