2.2 Gambar Sistem kuadran dalam Geodesi
2.5 Koreksi ½ d sudut horizontal
Koreksi ½ d ini tidak hanya diberikan kesudut horizontal saja, akan tetapi juga diberikan ke sudut horizontal yang tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan sudut ke pusat matahari.
Pemakaian tanda + - juga dipengaruhi posisi bayangan, matahari dalam sistem kuadran.
2.3 Gambar sistem koreksi ½ Diameter untuk sudut horizontal
2.6 Koreksi Paralaks dan Refraksi
4
- Koreksi Paralaks horizontal
2.4 Gambar Koreksi Paralaks Horizontal Dimana:
D : jarak dari burni ke matahari C-M Z : sudut zenith pengamat
Z : sudut zenith geosentris p : Z-Z : paralaks horizontal
R : jari-jari bumi C-O Perhatikan segitiga OCM
:
Secara pendekatan :
Jika Z : 90, maka diperoleh paralaks horizontal :
5
Harga paralaks ini dapat diperoleh dari tabel yang terdapat pada Almanak Matahari dan bintang.
- Koreksi Refraksi
Faktor alam, seperti temperatur, tekanan, dan kelembaban udara adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap pengukuran yang dilakukan. Hal ini jelas diketahui
karena dapat memberikan efek pemuaian ataupun melengkungnya sinar yang masuk ke dalam teropong refiaksi. Semua gejala ini dialami oleh hasil pengukuran sejak
rnulai dari target yang dibidik sampai didalarn teropong itu sendiri. Oleh karenanya jadi diperlukan koreksi. Harga koreksi refraksi tersebut dapat diperoleh dari tabel
pada Almanak tahunan Matahari dan Bintang, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana: Rm
:Koreksi refraksi menengah pada p =760mmHg ; t : l0C; kelembaban nisbi 60 dengan argumen adalah tinggi ukuran dari matahari.
Cp :Faktor koreksi barometric, dengan argumen adalah tekanan udara stasion
pengamat atau ketinggian pendekatan dari stasion pengamat. Cl
:Factor koreksi temperature, dengan argument adalah temperatur udara stasion pengamat.
2.7 Segitiga Astronomi
Segitiga astronomi adalah segitiga bola langit yang dibatasi oleh lingkaran besar yang dibentuk oleh titik zenith, titik matahari atau bintang yang diamati dan sebuah titik kutub
lndonesia mengambil kutub utara sebagai acuan. Penentuan azimuth geografi dengan metoda pengamatan tinggi matahari diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan
data :
- Tinggi matahari h diperoleh dari hasil pengamatan dari stasion pengamat.
- Deklinasi matahari 6 yang diperoleh dari tabel pada almanak matahari dan bintang
dengan argument adalah waktu, tanggal dan tahun pengamatan.
6
- Lintang g stasion pengamat yang diperoleh dari hasil interpolasi peta, yaitu dari peta
topografi daerah pengamatan.
2.5 Gambar Bola Langit, posisi bintang terhadap Bumi dinyatakan A dan Z.
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN