BAB II DASAR TEORI
2.1 Astronomi Geodesi
Sistem Astronomi merupakan sistem geodesi satelit paling tua yang berbasiskan pengamatan pada bintang. Meski terbatas, sistem ini masih digunakan sampai saat ini untuk
keperluan – keperluan khusus. Sesuai namanya astronomi geodesi merupakan suatu metode dalam penentuan posisi dengan mengamati bintang ataupun benda langit lainnya. Astronomi
geodesi merupakan salah satu cara untuk menetukkan sudut jurusan dari dari dua buah titik yang ada di permukaan bumi. Pengamatan yang paling sering dilakukan adalah pengamatan
matahari.
2.2 Azimuth
Azimuth berfungsi untuk mendapatkan arah suatu sisi terhadap arah utara. Pada alat ukur
yang dilengkapi dengan kompas, pembacaan sudut
horisontalnya ada ketentuan bahwa “azimuth adalah besar sudut yang
dimulai dari arah utara atau selatan jarum magnet sampai
obyektif garis bidik yang besarnya sama dengan
angka pembacaan”. Azimuth dapat didapatkan melalui beberapa cara, yaitu :
- Cara Lokal
- Pengikatan pada dua buah titik tetap
- Dengan kompas
- Pengamatan Astronomis
2.3 Pengamatan Tinggi Matahari
Pengukuran azimuth geografi dengan pengamatan tinggi matahari dapat dilakukan dengan cara ditadah, filter dan prisma roelofs. Pengamatan dilakukan dengan menempatkan
penadah atau tabir, di belakang lensa okuler, penadah tersebut bisa sebuah kertas putih, sebagai layar yang menangkap bayangan matahari dan bayangan benang diafragma.
Bayangan yang jelas dapat diatur sedemikian r-rpa dengan menekan tromol pengatur bayangan atau fokus.
2
2.1 Gambar azimuth matahari
2.4 Koreksi 12 d sudut vertikal
Pembidikan dikakukan terhadap tepi-tepi matahari, untuk mendapatkan tinggi ke pusat matahari, maka sudut vertikal harus diberi koreksi tz diameter bayangan matahari. d adalah
sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan stasiun pengamatan ke tepi-tepi matahari. Makanya dinyatakan dalam satuan sudut. Namun karena jarak rnatahari ke burni
berubah-ubah, maka harga ’d’ juga berubah-ubah sesuai dengan jarak bumi. Pada bulan Desember nilai d adalah 3234 sedangkan pada bulan Juli nilainya 31 35 . Untuk keperluan
hitungan, diambil pembulatan rata-rata sebesar 32. Koreksi d yang diberikan pada sudut vertikal tergantung pada kuadran berapa bayangan matahari ditempatkan.
3
2.2 Gambar Sistem kuadran dalam Geodesi
2.5 Koreksi ½ d sudut horizontal