9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gaya Belajar Siswa
Pranshnig mendefinisikan gaya belajar sebagai cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses dan menampung informasi yang baru
dan sulit Aswandi, 2010: 1. Gaya belajar adalah potensi dan preferensi atau kecenderungan yang digunakan seseorang dalam belajar. Misalnya ada
seseorang yang bisa mempelajari sesuatu dengan hanya melihat tulisan atau membuat catatan dari buku. Ada yang harus mendengarkan informasi itu
berulang-ulang, ada pula yang harus mempraktekkan secara langsung untuk memahami suatu materi ajar. Jadi gaya belajar adalah suatu potensi yang
dimiliki dan merupakan bagian tak terpisahkan dari orang itu. Setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam belajar, sesuai dengan karakter yang
terdapat dalam diri individu tersebut.
Proses pembelajaran yang ada pada seorang siswa dengan siswa yang lain berbeda. Menurut DePorter 2002: 110, gaya belajar seseorang adalah
kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Selanjutnya DePorter 2002: 112 mengatakan secara
umum ada dua kategori tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, bagaimana seseorang menyerap informasi dan kedua, cara seseorang
10 mengatur dan mengolah informasi tersebut. Pada awal pengalaman belajar,
langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas kita masing- masing yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. Apakah
modalitas kita visual belajar melalui apa yang dilihat, auditorial belajar melalui apa yang didengar, atau kinestetik belajar melalui gerak dan
sentuhan.
Menurut Bandura dalam Widyastuti, 2010: 1 dalam mengajar guru hendaknya mampu mengkomunikasikan materi dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan berbagai model mengajar agar setiap anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat
diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila guru mengetahui karakteristik murid-muridnya yang visual, auditori atau kinestetik.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa ternyata kita memiliki cara belajar dan berpikir yang berbeda-beda. Bagaimana cara kita
belajar akan sangat mempengaruhi struktur otak kita. Hal inilah yang kemudian kita kenal sebagai Learning Styles Gaya Belajar. Menurut
DePorter 2002: 113 modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar auditori, visual dan kinestetik.
1. Auditori Orang yang memiliki gaya belajar auditori, belajar dengan mengandalkan
pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat
utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa
11 mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah
mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk
tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Menurut De Porter 2002: 118 beberapa ciri seorang auditori antara lain : - Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam
kelompok - Mengenal banyak sekali laguiklan TV
- Suka berbicara. - Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.
- Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya. - Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarangmenulis.
- Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.
2. Visual Orang yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitikberatkan
ketajaman penglihatan. Bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Orang dengan gaya belajar visual memiliki kebutuhan
yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Mereka lebih mudah menangkap pelajaran lewat
materi bergambar, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik.
Kendalanya, sulit untuk berdialog secara langsung sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan.
12 Beberapa karakteristik visual menurut De Porter 2002: 116 adalah :
- Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya.
- Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu. - Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai
untuk mendengarkan orang lain. - Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan.
- Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan. - Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ributramai tanpa merasa
terganggu.
3. Kinestetik Orang yang memiliki gaya belajar kinestetik mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Mereka menempatkan tangan sebagai alat penerima
informasi utama. Hanya dengan memegangnya saja, seorang kinestetik bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Pribadi
kinestetik tidak tahan duduk lama mendengarkan penyampaian informasi.
Mereka bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Mereka lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara
menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Individu kinestetik dianjurkan untuk belajar melalui
pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau berupa pemberian proyek untuk menggali pengetahuannya lebih
13 lanjut. Menurut De Porter 2002: 118 orang yang memiliki gaya belajar
kinestetik biasanya memiliki karakteristik : - Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.
- Sulit untuk berdiam diri. - Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan.
- Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik. - Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar.
- Mempelajari hal-hal abstrak merupakan hal yang sangat sulit.
B. Pemetaan Konsep Concept Mapping