Pemetaan Konsep Concept Mapping

13 lanjut. Menurut De Porter 2002: 118 orang yang memiliki gaya belajar kinestetik biasanya memiliki karakteristik : - Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya. - Sulit untuk berdiam diri. - Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan. - Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik. - Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar. - Mempelajari hal-hal abstrak merupakan hal yang sangat sulit.

B. Pemetaan Konsep Concept Mapping

Peta konsep concept mapping adalah istilah yang digunakan oleh J.D. Novak 1984 dan Gowins 1988 tentang strategi yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa mengorganisasikan konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Hubungan antara satu konsep informasi dengan konsep yang lain dikenal sebagai proposisi. Menurut Martin dalam Trianto, 2007: 152 peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasiakan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Dahar 1996: 120, mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: 1. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna. 14 2. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep. 3. Tidak semua konsep mempunyai konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berati ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain. 4. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut. Peta konsep dapat dikembangkan secara individual atau dalam kelompok kecil. Siswa-siswa mengatur sejumlah konsep atau kata-kata kunci pada suatu halaman kertas, kemudian menghubungkan dengan garis-garis dan sepanjang garis itu ditulis suatu kata atau ungkapan yang menjelaskan kaitan antara kata-kata atau konsep-konsep Suyatna, 2007: 14. Peta konsep merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang diketahui oleh siswa sekaligus menghasilkan proses belajar bermakna Sholahudin, 2002: 811 Dalam pendidikan, peta konsep dapat digunakan untuk: 1 menolong guru mengetahui konsep-konsep yang dimiliki para siswa agar belajar “bermakna” dapat berlangsung 2 untuk mengetahui penguasaan konsep siswa dan 3 untuk menolong para siswa belajar bermakna Dahar, 1996: 129. Dengan menggunakan peta konsep ini dalam pembelajaran maka dapat diperkirakan kedalaman dan keluasan konsep yang perlu diajarkan kepada siswa. Sesuai dengan teori asosiatif, kaitan konsep yang satu dengan konsep 15 yang lain ini bagi siswa merupakan hal yang penting dalam belajar, sehingga apa yang dipelajari oleh siswa akan lebih bermakna, akan lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami, diolah serta dikeluarkan kembali bila diperlukan Rusmansyah, 2001: 351-352. Dahar 1996: 126-128, menjelaskan dalam menyusun peta konsep diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Memilih suatu bacaan dari buku pelajaran. 2. Menentukan konsep-konsep yang relevan. 3. Mengurutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh-contoh. 4. Menyusun konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dari konsep yang paling inklusif di puncak dari konsep yang tidak paling inklusif. 5. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata penghubung. 6. Jika peta konsep sudah selesai perhatikan kembali letak konsep-konsep dan kalau perlu diperbaiki atau disusun kembali agar menjadi lebih baik. Menurut Novak Gowins 1984: 37 ada empat tipe peta konsep, yaitu pohon jaringan, rantai kejadian, siklus, dan peta konsep laba-laba. Ciri peta konsep bentuk pohon jaringan adalah 1 menunjukkan sebab akibat, 2 hierarki, 3 prosedur yang bercabang, 4 istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. Ciri peta konsep rantai kejadian adalah 1 memberikan tahap-tahap dari proses, 2 langkah- langkah dalam prosedur linear, 3 suatu urutan kejadian. Sedangkan ciri-ciri 16 peta konsep laba-laba yaitu 1 tidak menurut hierarki, 2 kategori yang tidak parallel dan 3 hasil curah pendapat.

C. Penguasaan Materi

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 55

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2011/201

1 3 56

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERBIMBING (Quasi EksperimenpadaSiswaKelas XI di SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester GanjilTahunPelajaran 2011/2012)

1 7 71

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 7 57

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 51 56

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL SIKLUS BELAJAR (Learning Cycle) (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Semester Ganjil T.P. 2011/2012).

1 16 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

3 47 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

0 24 64

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

EFEKTIVITAS MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 28