BAB IV Meneropong Bela Negara di Indonesia

aturan perundang-undangan sehingga merahbirunya negerti saat ini sangat ditentukan oleh elit politik. Posisi elit politik sebenarnya sangat berpengaruh dalam menumbuhkan semangat kebangsaan, rasa nasionalisme, dan cinta tanah air. Dalam budaya masyarakat Indonesia yang ketimuran dan memegang teguh etika moral, para elit politik tidak mampu mengembangkan budaya malu quilt culture dan budaya salah shame culture.  Empat Pilar Kebangsaan dan Bela Negara Empat pilar kebangsaan adalah: Pancasila, UUD RI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Ini merupakan consensus nasional yang telah dibuat, diperjuangkan dan dipatrikan oleh para founding fathers. Empat pilar kebangsaan merupakan jati diri bangsa Indonesia di tengah konstelasi global yang tidak dimiliki oleh negara lain selain Indonesia, dan merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuhkembangkan semangat bela negara. Bela negara membutuhkan empat pilar kebangsaan sebagai bangunan yang kokoh.

4. BAB IV Meneropong Bela Negara di Indonesia

 Pendahuluan Di era reformasi saat ini, kesadaran bela negara masyarakat Indonesia sedang diuji. Maraknya konflik vertical dan horizontal yang berdimensi politik, ekonomi, dan sosial budaya menunjukkan bahwa kepentingan individu, kepentingan kelompok, dan kepentingan partai lebih ditonjolkan daripada kepentingan bangsa dan negara. Asumsinya, semakin tinggi bela negara yang ada dalam hati sanubari masyarakat Indonesia, maka semakin rendah potensi konflik yang terjadi. Dan demikian pula sebaliknya.  Bela Negara: Pengertian, Nilai dan Dasar Yuridis Dalam konteks Indonesia, bela negara dipahami sebagai sikap dan perilaku warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi 10 oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara guna menghadapi ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam negeri. Dasar hukum bela negara adalah Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi: “Bahwa tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara” dalam Pasal 30 Ayat 1 dan 2 UUD 1945 berbunyi “Bahwa tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai Komponen Utama, Rakyat sebagai Komponen Pendukung” dalam UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B dinyatakan “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara, sesuai dengan ketentuan yang berlaku” UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 1 menegaskan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara” Pasal 9 Ayat 2 ditegaskan bahwa “Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dimaksud Ayat 1 diselenggarakan melalui: Pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib dan pengabdian sesuai dengan profesi.  Indonesia: Karut Marut Bela Negara Kita Pada aspek ideologi, bukan membela Pancasila sebagai ideologi negara, melainkan membela ideologi lain, seperti bela kapitalisme, bela liberalisme, bela komunisme, bela anarkisme, dan bela radikalisme. Pada aspek politik, semangat membela diri dan kelompoknya tercermin dalam sikap dan perilaku seperti bela partai, bela korupsionisme, bela kleptokrasisme, bela ormas, bela LSM, bela diri, dan bela kelompok. Pada aspek ekonomi, kehidupan ekonomi yang sudah dikooptasi oleh pasar bebas melahirkan kompetisi yang tidak sehat dan menimbulkan kesenjangan antar masyarakat. Sehingga terjadi sikap seperti bela usahanya, bela 11 bisnisnya, bela kongsinya, bela perusahaannya, bela uangnya, bela investasinya, dan bela hasil korupsinya. Pada aspek sosial budaya, sikap dan perilaku seperti bela agamanya, bela konconya, bela keluarganya, bela dinastinya, bela sukunya, bela etnisnya, dan bela daerahnya.  Menelisik Faktor yang Mempengaruhi Bela Negara Bela negara merupakan sebuah semangat yang bersifat dinamis, dan merupakan sebuah kesadaran diri. Ada kalanya bela negara di satu daerah lebih tinggi dibandingkan dengan bela negara di masyarakat yang lain, da nada pula bela negara orang yang satu lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang lain. Tingkat kesadaran bela negara dan tingkat kualitas pemahaman bela negara antar satu pihak dengan pihak lain tentunya berbeda- beda, tergantung dari berbagai faktor. Faktor penyebab lemahnya bela negara di Indonesia antara lain: 1 Faktor ideologi, maraknya ideologi liberalisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme dan berbagai ideologi lain yang berbasis pada agama telah mempengaruhi pola piker dan mindset pada masyarakat Indonesia. 2 Faktor politik, kegiatan politik praktis yang seringkali dipenuhi dengan ketegangan, konflik, kekerasan, provokasi dan mobilisasi yang tidak mengindahkan berbagai nilai dan norma ditengah masyarakat telah mendorong lemahnya bela negara. 3 Faktor ekonomi, kondisi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan yang terjadi dimasyarakat mendorong lemahnya bela negara ditengah masyarakat. 4 Faktor sosial budaya, kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia yang saat ini terkena virus hedonisme, konsumerisme, individualisme, dan materialisme, menyebabkan masyarakat Indonesia tidak lagi hirau dan peduli dengan semangat bela negara.  Alternatif Meningkatkan Bela Negara 12 Melihat gambaran umum bela negara di Indonesia, maka sangat penting dan menjadi prioritas untuk melakukan upaya peningkatan bela negara di tengah masyarakat agar supaya tidak mudah tersulut konflik dan terprovokasi untuk melakukan aksi separatisme, radikalisme, dan terorisme. Bela negara di masyarakat Indonesia harus ditingkatkan dengan cara membuat kebijakan yang komprehensif, holistik, dan integralistik baik dari aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan-keamanan. Pendekatan keamanan dan kesejahteraan merupakan senyawa yang harus dipegang teguh bagi para pengambil kebijakan dalam mengelola bela negara di tengah masyarakat.

5. Bela Negara di Wilayah Perbatasan