BAB III Krisis Bela Negara

Konsepsi multikulturalisme yang intinya menekankan pada pengakuan dan penghormatan terhadap kebhinekaan dan perbedaan sedang berhadapan secara tajam dengan isu-isu terorisme, dimana mereka tidak mengedepankan pada kebersamaan dan pluralisme, melainkan hanya menekankan pada uniformitas yang monolitik. Melihat betapa bahayanya permasalahan terorisme di Indonesia, salah satu cara yang efektif untuk itu adalah langkah penguatan masyarakat sipil civil society. Tujuan utama dibentuknya negara adalah kontrak sosial dengan seluruh elemen masyarakat untuk secara bersama mendelegasikan kekuasaan kepada negara untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi interaksi hak dan kewajiban antar individu dalam masyarakat.  Sumpah Pemuda atau Pemuda di Sumpah? Makna yang dapat kita ambil dari peringatan sumpah pemuda kali ini adalah semangat dari para pemuda Indonesia diseluruh tanah air ketika itu yang menyatakan diri untuk bersatu dalam tumpah darah bangsa Indonesia. Namun, berbagai gejala disintegrasi bangsa harus dipahami sebagai sebuah gejala arus balik. Terdapat dua faktor yang menyebabkan gejala terjadinya arus balik yaitu: Pertama adalah semakin menguatnya fenomena etnisitas dan etnonasionalisme sempit berbasis pada primordialisme. Kedua adalah kuatnya penetrasi global yang senantiasa masuk melalui media-media tertentu diseluruh dimensi kehidupan. Momentum hari sumpah pemuda sudah seharusnya dijadikan sebagai sarana untuk refleksi sekaligus ajang untuk menjadikan pemuda disumpah; Sumpah nasionalisme atau Sumpah kebangsaan.

3. BAB III Krisis Bela Negara

 Pendidikan Bela Negara Pendidikan bela negara sangat penting bagi masyarakat agar supaya semua komponen masyarakat memahami, menyadari, dan menjiwai tentang nasionalisme, patriotisme, dan wawasan kebangsaan. 8 Pada pendidikan tinggi di berbagai perguruan tinggi, para mahasiswa harus dibekali dan ditanamkan pendidikan bela negara. Banyak mata kuliah yang dapat menyisipikan materi bela negara kepada para mahasiswa dan tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2012 Materi yang diajarkan dalam pendidikan bela negara harus disampaikan secara komunikatif, dialogis, dan interaktif. Bela negara adalah komponen penting dalam sebuah tegaknya negara menjadi berdaulat, adil, dan makmur. Tanpa bela negara, negara tidak akan mampu menjadin super power.  Bela Negara di Kalangan Generasi Muda Kunci sukses dalam bersaing di tengah arus globalisasi dan membawa nama Indonesia di tengah percaturan global adalah landasan semangat bela negara yang tinggi bagi generasi muda penerus bangsa. Peran pemuda sangat besar dalam upaya pembelaan negara. Pentingnya pemuda ini dalam konteks negara sampai ada dagium terkenal, yakni: “siapa yang menguasai pemuda, maka ia akan menguasai masa depan suatu bangsa”. Para muda saat ini lebih banyak terjebak pada kegiatan pragmatis jangka pendek dan terkooptasi oleh kepentingan politik elit yang menawarkan berbagai limpahan materi yang menggiurkan dan melupakan semangat bela negara. Namun, saat ini para pemuda generasi bangsa tidak memiliki wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap para pemuda untuk dididik dan dilatih bela negara yang benar. Kalangan pemuda sekarang ini telah tergelincir pada sikap pragmatis, hedonis, materialistis, dan apatis, sehingga jauh dari karakter pemuda yang seharusnya berkarakter, progresif, idealis, revolusioner, radikal, dan inovatif.  Elit Politik dan Bela Negara Ditangan para elit politik kemajuan bangsa Indonesia dipertaruhkan. Elit politik merupakan supra struktur politik yang memproduksi kebijakan dan 9 aturan perundang-undangan sehingga merahbirunya negerti saat ini sangat ditentukan oleh elit politik. Posisi elit politik sebenarnya sangat berpengaruh dalam menumbuhkan semangat kebangsaan, rasa nasionalisme, dan cinta tanah air. Dalam budaya masyarakat Indonesia yang ketimuran dan memegang teguh etika moral, para elit politik tidak mampu mengembangkan budaya malu quilt culture dan budaya salah shame culture.  Empat Pilar Kebangsaan dan Bela Negara Empat pilar kebangsaan adalah: Pancasila, UUD RI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Ini merupakan consensus nasional yang telah dibuat, diperjuangkan dan dipatrikan oleh para founding fathers. Empat pilar kebangsaan merupakan jati diri bangsa Indonesia di tengah konstelasi global yang tidak dimiliki oleh negara lain selain Indonesia, dan merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuhkembangkan semangat bela negara. Bela negara membutuhkan empat pilar kebangsaan sebagai bangunan yang kokoh.

4. BAB IV Meneropong Bela Negara di Indonesia