menyandang senjata dan menjadi anggota tentara dan mengikuti pendidikan militer guna meningkatkan ketangguhan dan kedisiplinan seorang itu sendiri.
Negara-negara yang melaksanakan Wajib Militer di dunia dapat disebutkan sebagai berikut:
Mesir, Republik Cina Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Rusia, Swiss, Brasil, Israel, Turki, Aljazair, dsb.
Selain negara-negara diatas, adapun negara-negara lain yang melaksanakan wamil yaitu :
No Negara
No Negara
1 Angola
17 Norwegia
2 Austria
18 Beralus
3 Bolivia
19 Kazakhstan
4 Chili
20 Armenia
5 Eritrea
21 Moldova
6 Estonia
22 Uzbekistan
7 Finlandia
23 Paraguay
8 Georgia
24 Polandia
9 Iran
25 Romania
10 Korea Utara
26 Seychelles
11 Kroasia
27 Siprus
12 Kuba
28 Suriname
13 Kuwait
29 Suriah
14 Myanmar
30 Swedia
15 Thailand
31 Ukraina
16 Venezuela
32 Yunani
2. BAB II Globalisasi, Modernitas dan Nasionalisme
6
Modernitas, Humanisme, dan Krisis Kemanusiaan Proyek modernitas peradaban Barat yang dibalut oleh temali kapitalisme
global dan mengangkut nilai-nilai individual-liberal serta dikemas dalam tema globalisasi sangat terasa dan kentara dalam kehidupan sosial masyarakat
ketimuran. Kisah-kisah agung modernitas yang dirajut oleh para ilmuwan barat tentang
kemajuan zaman modern telah melahirkan faham humanisme, ditandai dengan pergeseran perkembangan manusia dari makhluk spiritual menjadi
makhluk materiallis. Dalam perkembangannya humanisme modern terbelah ke dalam dua
sempalan. Pertama, humanisme seimbang atau moderat yang menjunjung tinggi keluhuran manusia, keterbukaan nilai, toleransi, universalisme dan
religionalitas yang dekat dengan alam. Kedua, humanisme sekular atau anti agama. Artinya agama difahami sebagai takhayul, ilusi, candu, bentuk
keterasingan manusia, dan keterikatan manusia pada irasionalitas. Ciri dan karakteristik modernitas memiliki tiga dimensji kecendrungan
yaitu: Dimensi kemanusiaan yang tidak bertuhan humanisme, Dimensi materi yang tidak bertuhan materialisme, dan Dimensi perilaku yang tidak
bertuhan atheisme. Multikulturalisme di Tengah Kultur Monolitik dan Uniformitas Global
Masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik heterogen, dimana pola-pola hubungan sosial antar individu
dalam masyarakat bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai peace co-existence.
Jadi multikulturalisme merupakan suatu konsep yang ingin membawa masyarakat dalam kerukunan dan perdamaian, tanpa ada konflik dan
kekerasan, meskipun didalamnya terdapat kompleksitas perbedaan. Penetrasi globalisasi membawa tiga dampak signifikan yaitu: Pola tekanan
ke atas, Pola tekanan ke bawah, dan Pola desakan ke samping. Radikalisme Etnis Merembet ke Radikalisme Teroris
7
Konsepsi multikulturalisme yang intinya menekankan pada pengakuan dan penghormatan terhadap kebhinekaan dan perbedaan sedang berhadapan
secara tajam dengan isu-isu terorisme, dimana mereka tidak mengedepankan pada kebersamaan dan pluralisme, melainkan hanya menekankan pada
uniformitas yang monolitik. Melihat betapa bahayanya permasalahan terorisme di Indonesia, salah satu
cara yang efektif untuk itu adalah langkah penguatan masyarakat sipil civil society. Tujuan utama dibentuknya negara adalah kontrak sosial dengan
seluruh elemen masyarakat untuk secara bersama mendelegasikan kekuasaan kepada negara untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi interaksi hak
dan kewajiban antar individu dalam masyarakat. Sumpah Pemuda atau Pemuda di Sumpah?
Makna yang dapat kita ambil dari peringatan sumpah pemuda kali ini adalah semangat dari para pemuda Indonesia diseluruh tanah air ketika itu
yang menyatakan diri untuk bersatu dalam tumpah darah bangsa Indonesia. Namun, berbagai gejala disintegrasi bangsa harus dipahami sebagai sebuah
gejala arus balik. Terdapat dua faktor yang menyebabkan gejala terjadinya arus balik yaitu: Pertama adalah semakin menguatnya fenomena etnisitas dan
etnonasionalisme sempit berbasis pada primordialisme. Kedua adalah kuatnya penetrasi global yang senantiasa masuk melalui media-media
tertentu diseluruh dimensi kehidupan. Momentum hari sumpah pemuda sudah seharusnya dijadikan sebagai sarana untuk refleksi sekaligus ajang untuk
menjadikan pemuda disumpah; Sumpah nasionalisme atau Sumpah kebangsaan.
3. BAB III Krisis Bela Negara