pengertian “muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatuur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan
dengan masyarakat. Muamalah ini meliputi bidang kegiatan jual-beli ba’e, bunga riba,
piutang qoroah, gadai rohan, memindahkan utang hawalah, bagi untung dalam perdagangan qiro’ah, jaminan dhomah, persekutuan syirqoh,
persewaan dan perburuhan ijarah. Di dalam operasionalnya Bank Islam harus mengikuti dan atau
berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah, bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama atau cendekiawan
Muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al-Quran dan Hadits.
41
Dalam Al-Qur’an, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit. Tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur,
manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, shadaqah, ghanimah rampasan perang, bai’ jual beli,
dayn utang dagang, maal harta dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu,
usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan utamanya.
Kegiatan usaha bank akan selalu berkait dengan komoditas antara lain:
41
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait:BAMI, Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2004, Cet-4
hal.5-6
1 Pemindahan uang 2 Menerima dan membayaran kembali uang dalam rekening Koran
3 Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat-surat berharga lainnya,
4 Membeli dan menjual surat-surat berharga 5 Membeli dan menjual surat-surat berharga
6 Memberi kredit 7 Memberi jaminan kredit
42
2. Tujuan dan Ciri-ciri Bank Syariah
Bank syariah mempunyai beberapa tujuan di antaranya sebagai berikut:
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermu’amalah secara islam, khususnya mu’amalah yang berhubungan dengan perbankan,
agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha atau perdagangan lain yang mengandung unsur gharar tipuan, di mana
jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam islam, juga telah menimbulkan dampak negative terhadap ekonomi umat.
2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal orang kaya dengan pihak yang membutuhkan dana orang miskin.
42
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, hal.27
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kegiatan usaha
yang produktif, menuju terciptanya kemandirian berusaha berwira usaha.
4. Untuk membantu
menanggulangi mengentaskan
masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari
Negara-negara yang sedang berkembang. 5. Untuk menjaga kestabilan ekonomi atau moneter pemerintahan.
Dengan aktivitas-aktivitas Bank Islam yang diharapkan mampu mengindarkan inflasi akibat penerapan sistem bunga.
6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank non-Islam konvensional yang menyebabkan umat Islam berada di
bawah kekuasaan bank. Sehingga umat Islam tidak bisa melaksakan ajaran agamanya secara penuh.
43
Bank syariah mempunyai ciri-ciri berbeda dengan bank konvensional, adapun ciri-ciri bank syariah adalah:
1 Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang
besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar.
43
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait:BAMI, Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, hal 17.
2 Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat
pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir. 3 Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah
tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan di muka. Karena pada hakikatnya yang
mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang di biayai bank hanyalah Allah semata.
4 Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh penyimpan di anggap sebagai titipan al-wadiah
sedangkan bagi bank di anggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek
yang di biayai bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah sehingga pada penyimpan tidak di janjikan imbalan
yang pasti.
44
3. Produk-produk Bank Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu produk penyaluran dana, produk
penghimpunan dana dan produk jasa.
1. Produk Penyaluran Dana
44
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, hal 44.