c. Pengawetan.
Pada struktur berbahan utama kayu, sambungan akan muncul karena alasan geometrik dan keterbatasan ukuran batang kayu yang tersedia. Sambungan merupakan
bagian yang paling lemah sehingga kadang-kadang terjadi kerusakan oleh kegagalan sambungan.
Efektifitas suatu alat sambung dapat diukur berdasarkan kuat dukung yang disumbangkan oleh sambungan dibandingkan dengan kuat ultimit kayu yang
disambungnya. Karakteristik dalam konstruksi kayu adalah juga adanya deformasi atau pergeseran
pada sambungan. Maka untuk sambungan kayu tidaklah cukup hanya dengan memandang beban patah tapi juga perlu mengetahui pergeseran-pergeseran yang harus dibatasi.
Dalam hal ini yang akan ditinjau adalah sambungan yang memikul gaya momen pada sambungan antar kayu dengan kayu dengan alat sambung baut yang bervariasi yaitu
Ø10 mm, Ø12 mm, dan Ø16 mm. Sehingga nantinya akan diketahui hubungan antara beban P dan penurunannya deformasi baik secara eksperimental maupun secara teoritis
dengan menggunakan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI-5 2002.
1. 2. Perumusan Masalah
Pada penelitian yang dilakukan ini, bahan sambungan yang akan digunakan adalah kayu dengan alat penyambung baut dengan diameter yang bervariasi yaitu Ø10 mm, Ø12
mm, dan Ø16 mm. Ketiganya akan dibandingkan dengan menggunakan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI-5 2002. Sehingga nantinya akan
didapat hubungan antar beban P dan penurunan deformasi sampai pada beban ultimit pada tiap-tiap variasi diameter baut, baik secara teoritis maupun eksperimental.
Universitas Sumatera Utara
1. 3. Maksud dan Tujuan
Mengetahui efektivitas sambungan kayu dengan diameter baut yang berbeda berupa perbandingan hubungan antara beban P dan penurunan deformasi yang terjadi
sampai beban ultimit baik secara teoritis maupun eksperimental. Sehingga dari hubungan itu akan diperoleh berapa besar beban patah untuk setiap sampel.
1. 4. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang diambil untuk mempermudah penyelesaian adalah : 1.
Bahan bersifat linear elastis. 2.
Kayu bersifat homogen dan ortotropis.
3. Kayu yang digunakan adalah kayu kelapa.
4. Alat sambung yang digunakan adalah baut.
5. Variasi baut yang digunakan adalah Ø10 mm, Ø12 mm, dan Ø16 mm.
6. Dimensi lebar yang disambung dibatasi sebesar dua kali dimensi penyambung.
7. Sambungan yang digunakan adalah sambungan antar kayu dengan kayu.
8. Perhitungan teoritis berdasarkan Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI
NI-5 2002.
1. 5. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode penelitian laboratorium yaitu :
1. Penyediaan bahan uji.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengujian physical dan mechanical properties kayu meliputi :
a. Berat jenis kayu yang dipakai.
b. Kadar air dari kayu yang dipakai.
c. Tegangan tekan izin sejajar serat kayu Ft.
d. Tegangan lentur izin Fb.
e. Elastisitas lentur kayu Fw.
3. Pengujian kayu tanpa sambungan memikul momen dengan menggunakan dial
deformasi. 4.
Pengujian sambungan kayu dengan kayu dengan alat penyambung baut Ø10 mm, Ø12 mm, dan Ø16 mm yang memikul momen dengan menggunakan dial
deformasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar I.1 Sampel Penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB II STUDI PUSTAKA