4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tidur 2.1.1. Definisi Tidur
Tidur adalah keadaan dimana terjadi perubahan kesadaran atau ketidaksadaran parsial dimana seorang individu dapat dibangunkan Tortora dan
Derrickson, 2009. Tidur juga dapat diartikan sebagai periode istirahat untuk tubuh dan pikiran, yang selama masa ini kemauan dan kesadaran ditangguhkan
sebagian atau seluruhnya dan fungsi-fungsi tubuh sebagian dihentikan. Selain itu,tidur juga telah dideskripsikan sebagai status tingkah laku yang ditandai
dengan posisi tak bergerak yang khas dan sensitivitas reversibel yang menurun, tapi siaga terhadap rangsangan dari luar Dorland, 2002.
2.1.2. Tahap dan Siklus Tidur
Selama malam hari, seseorang melalui dua stadium tidur yang saling bergantian, yaitu tidur paradoksikal atau tidur Rapid Eye MovementREM dan
tidur gelombang lambat atau tidur Non-Rapid Eye MovementNREM. Keseluruhan tidur yang terjadi ialah tidur gelombang lambat yang dialami pada
jam pertama tidur setelah bangun selama berjam-jam sedangkan tidur paradoksikal terjadi pada 25 dari waktu tidur yang berulang secara periodik
setiap 90 menit. Tipe tidur ini umumnya disertai dengan mimpi Guyton, 2006.
Tidur NREM terdiri dari 4 tahap yaitu : 1. Tahap 1 adalah tahap transisi antara keadaan bangun terjaga dan tidur,
yang dalam keadaaan normal berlangsung antara 1-7 menit, Dalam tahap ini, orang ini dalam keadaan relaksasi dengan mata tertutup dan
pikiran yang belum tidur sepenuhnya. Apabila orang ini dibangunkan pada tahap ini, maka mereka akan mengatakan bahwa mereka belum
tertidur.
5
2. Tahap 2 atau tidur ringan adalah tahap pertama orang dalam keadaan benar-benar tertidur.
3. Tahap 3 adalah periode tidur dalam yang sedang. Suhu tubuh dan tekanan darah menurun, dan menjadi sulit untuk membangunkan orang
pada tahap ini. Tahap ini berlangsung kira-kira 20 menit setelah tertidur.
4. Tahap 4 adalah level terdalam dari tidur. Meskipun metabolisme otak menurun secara significant dan suhu tubuh menurun sedikit pada tahap
ini, kebanyakan refleks masih terjadi, dan hanya terjadi sedikit penurunan tonus otot Tortora dan Derrickson, 2009. Pada tahap ini
orang akan sangat sulit dibangunkan, hanya suara yang sangat keras yang dapt membangunkan orang tersebut .Apabila pada tahap keempat
orang ini dibangunkan, maka orang tersebut akan terlihat grogi dan bingung Carlson,2005.
Tahap 1 ditandai dengan aktivitas theta pada EEG electroencephalogram. Aktivitas theta adalah aktivitas EEG dgn frekuensi 3,5-7,5 Hz yang terjadi secara
intermitten selama tahap awal tidur NREM dan tidur REM. Setelah kira-kira 10 menit, maka akan memasuki tahap 2 tidur NREM yang ditandai dengan aktivitas
theta, sleep spindles dan K kompleks. Sleep spindles adalah gelombang pendek dengan frekuensi 12-14 Hz yang berlangsung sekitar dua hingga lima kali per
menit yang ditemukan selama tahap 1 hingga tahap 4 tidur NREM. Sleep spindles ini diyakini merepresentasi aktifitas dari mekanisme yang terlibat menjaga orang
agar tetap dalam keadaan tertidur. K kompleks adalah gelombang tajam, tejadi secara tiba-tiba, terjadi kira-kira satu kali dalam semenit, biasanya dipicu oleh
suara bising, dan hanya terdapat pada tahap kedua tidur NREM dan tidak ditemukan pada tahap tidur lainnya. Tahap tidur ketiga dan keempat ditandai oleh
aktivitas delta beramplitudo tinggi serta berfrekuensi lebih kecil dari 3,5 Hz. Perbedaan tahap ketiga dan keempat tidur NREM hanya ditentukan dari jumlah
gelombang delta, pada tahap ketiga, aktifitas delta yang ditemukan sekitar 20-50 persen, sedangkan pada tahap keempat lebih dari 50 persen. Oleh karena
6
ditemukan gelombang delta pada tahap ketiga dan keempat tidur NREM, maka tahap ketiga dan keempat inilah yang sering disebut sebagai tidur gelombang
lambat Carlson, 2005.
Setelah tahap keempat tidur NREM, maka tidur akan memasuki tahap tidur REM, demikian yang akan terus berlangsung secara bergantian dan terus-menerus
sepanjang tidur berlangsung, Satu siklus berlangsung selama 90 menit, dengan tidur REM hanya berlangsung sekitar 20-30 menit saja. Normalnya tidur REM
harus didahului oleh tidur gelombang lambat. Gambaran EEG tidur REM mirip dengan gambaran EEG tahap 1 tidur NREM, hanya saja selain terdiri dari aktifitas
theta seperti pada tahap 1 tidur NREM, pada tidur REM juga dijumpai adanya aktivitas beta pada EEG. Aktifitas beta adalah aktifitas listrik iregular 13-30 Hz
yang direkam dari otak, yang biasanya dijumpai pada keadaan sadarawake. Apabila orang sudah memasuki tidur REM, orang tersebut bahkan sudah tidak
berespon terhadap suara bising terhadapnya, tetapi dapat dengan mudah dibangunkan dengan rangsangan yang bermakna, seperti memanggil nama orang
tersebut. Dan, ketika orang tersebut bangun, akan terlihat dalam keadaan waspada dan sadar sepenuhnya Carlson,2005.
Tidur REM , ditandai dengan hilangnya ketegangan otot batang tubuh, dan EEG desinkronisasi cepat dan gelombang tidak teratur. Aktivitas serebral
misalnya, konsumsi oksigen, aliran darah, dan perangsangan neural meningkat pada banyak struktur otak, dan secara umun terjadi peningkatan pada aktivitas
sistem saraf otonom misalnya pada tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan. Selain itu, selalu dijumpai juga ereksi klitoris atau penis dengan tingkatan tertentu,
serta ditemukan juga pergerakan bola mata secara cepat dengan kondisi mata tertutup bola mata di bawah kelopak mata. Juga ditemukan korelasi yang sangat
kuat antara tidur REM dengan mimpi Pinel, 2009.
7
Fungsi dari tidur gelombang lambat adalah untuk memberi waktu kepada otak untuk beristirahat, sedangkan fungsi dari tidur REM adalah untuk
perkembangan otak dan proses pembelajaran Carlson, 2005.
Tidur adalah proses aktif, bukan sekedar tidak terjaga. Tingkat aktivitas otak keseluruhan tidak berkurang selama tidur. Selama stadium-stadium tidur
tertentu, penyerapan oksigen oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat terjaga normal. Siklus tidur-jaga adalah variasi siklis normal dalam kesadaran mengenai
keadaan sekitar. Berbeda dengan keadaan terjaga, orang yang sedang tidur tidak secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap memiliki pengalaman kesadaran
dalam batin seperti mimpi. Selain itu, mereka dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal, misalnya bunyi alarm Sherwood, 2001.
2.1.3. Mekanisme Tidur dan Bangun