Etiologi Gangguan tidur Gangguan Tidur

10

2.2.2. Metode Pengukuran

Pengukuran kualitas tidur dapat dilakukan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI. PSQI terdiri dari 19 pertanyaan yang dijawab sendiri dan 5 pertanyaan yang dijawab oleh teman sekamar hanya pertanyaan yang dijawab sendiri yang digunakan dalam penilaian Buysee et al,1989. PSQI menghasilkan tujuh skor yang berkorenspondensi dengan domain- domain kualitas tidur. Skor setiap komponen dimulai dari 0 tidak sulit sampai 3 sangat sulit. Skor dari setiap komponen akan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total antara 0-21. Bila skor total dari PSQI 5, maka kualitas tidur dari pasien adalah buruk, demikian sebaliknya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner PSQI, dibutuhkan waktu 5-10 menit untuk menyelesaikannya. PSQI ini sendiri telah divalidasi oleh University of Pittsburgh dengan sensitivitas 89.6 dan spesifisitas 86.5. Reliabilitas dari kuesioner ini juga telah diuji dengan nilai cronbach’s alpha sebesar 0.83 Buysse,et al 1989.

2.3. Gangguan Tidur

2.3.1. Etiologi Gangguan tidur

Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktik. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut Japardi,2002. Oleh karena itu, perlu diketahui beberapa macam penyebab terjadinya gangguan tidur. Tiga penyebab utama yang paling berpengaruh menyebabkan gangguan tidur yaitu kondisi medis, kondisi psikiatri, dan kondisi lingkungan sekitar seseorang. 1. Kondisi medis Berbagai kondisi medis yang buruk dari seseorang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan tidur. Misalnya gangguan pada paru yang menyebabkan gangguan nafas seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis. Akibat gangguan pernafasan yang dialami, maka seseorang 11 tentunya saja akan mengalami gangguan tidur. Kondisi jantung yang juga berpengaruh meyebabkan gangguan tidur pada seseorang seperti iskemia dan gagal jantung kongestif. Berbagai penyakit neurologis seperti stroke, kerusakan saraf perifer, apnea tidur tipe sentral dan gangguan endokrinologis seperti pada kehamilan, gangguan siklus menstruasi, hipertiroid juga dapat menyebabkan gangguan tidur. Selain itu, kondisi gastrointestinal yang sangat mengganggu tidur yaitu gastroesophageal reflux disease GERD karena asam lambung yang naik ke esophagus akan menyebabkan rasa yang mengganggu. 2. Kondisi psikiatri Kondisi psikiatri seperti depresi dapat menyebabkan gangguan tidur tipr REM. Gangguan stres post trauma sering menyebabkan gangguan tidur teror pada malam hari. Selain itu, gangguan anxietas, panic disorder paling sering menyebabkan insomnia atau sulit tidur pada banyak pasien. Selain itu, juga perlu diketahui bahwa, penggunaan obat-obatan pada kondisi psikiatri seperti anti depresan dapat mengganggu tidur pola tidur REM. Obat-obat benzodiazepin yang terlalu sering digunakan dan dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan rebound insomnia gangguan untuk tertidur akibat pemakaian obat sehingga apabila obat dihentikan, pasien menjadi merasa sulit tertidur. 3. Kondisi lingkungan Gangguan tidur sering disebabkan lingkungan yang bising atau oleh karena suhu lingkungan yang tidak nyaman. Pertukaran jam kerja yang tidak teratur sering menyebabkan gangguan siklus tidur, seperti halnya yang juga terjadi pada jetlag akibat bepergian ke tempat yang mempunyai waktu yang tidak cocok dengan daerah asal. Pergantian ketinggian yang signifikan juga dapat menyebabkan gangguan tidur Lubit,2012. 12

2.3.2. Klasifikasi gangguan tidur