Hasil Karakterisasi XR HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.10 Hubungan arus I V terang dan gelap molarita waktu annealing 15 jam Gambar 4.11 Hubungan arus I V terang dan gelap molari waktu annealing 15 jam

4.5 Hasil Karakterisasi XR

Gambar 4.14 pada menunjukkan pola difraksi yang dihasilkan. Puncak pu yang terbentuk mengindikas film memiliki distribusi ori Dari puncak puncak difraksi ditentukan indeks miller h menganggap struktur kris merupakan struktur rhombohe Difraksi tiap film terjadi 2 0 0 hal ini disebabkan ol bidang pendifraksi pada bidan memiliki parameter kisi yang jarak yang berdekatan, sehingg gelombang yang mengalami terlalu berbeda fase dan konstruktif [37]. Pada Gamb dilihat intensitas difraksi ter pada bidang 110 bahkan pad M dan waktu annealing -2.00E-03 -1.00E-03 0.00E+00 1.00E-03 2.00E-03 3.00E-03 -5.00E+01 0.00E+00 5.00E+01 A ru s A Tegangan V -1.00E-04 0.00E+00 1.00E-04 2.00E-04 3.00E-04 4.00E-04 5.00E-04 -5.00E+01 0.00E+00 5.00E+01 A ru s A Tegangan V arus dan tegangan olaritas 0,5 M, pada arus dan tegangan molaritas 1 M, pada Gambar 4.12 Hubungan arus da I V terang dan gelap molaritas waktu annealing 22 jam Gambar 4.13 Hubungan arus da I V terang dan gelap molaritas waktu annealing 22 jam asi XRD ada halaman 16 raksi sinar X film puncak difraksi ndikasikan partikel si orientasi kristal. raksi tersebut dapat h k l dengan kristal LiNbO 3 bohedral. terjadi pada bidang kan oleh banyaknya bidang 2 0 0 yang yang sama dengan ehingga gelombang alami difraksi tidak dan cenderung Gambar 4.1 dapat si terendah terjadi an pada molaritas 2 15 jam tidak terdapat bidang 110, hal ini oleh difraksi sinar X yang terj interferensi destruktif sehingga yang dihamburkan akan menghilangkan. Hal lain y mengakibatkan bidang 110 terse yaitu pada bidang tersebut hany sedikit bidang pendifraksi. Indeks miller yang dipero digunakan untuk menentukan par LiNbO 3 dalam struktur trigonal [ Perbedaan dari empat sub dibuat adalah pada tingginya difraksi. Secara keseluruhan difraksi tertinggi dimiliki oleh fil pada molaritas 2 M dan waktu an jam. Sedangkan intensitas difr paling rendah dimiliki oleh fil pada molaritas 0,5 M dan waktu 15 jam. Oleh sebab itu dapat bahwa film LiNbO 3 pada molar dan waktu annealing 15 jam [0, 0, 0] Curren t_1 1 [0, 0, 0] Current _1 1 [0, 0, 0] Current _1 1 -4.00E-03 -2.00E-03 0.00E+00 2.00E-03 4.00E-03 6.00E-03 -5.00E+01 0.00E+00 5.00E+01 A ru s A Tegangan V [0 0] Cu t_ [0 0] Cu t_ -1.00E-03 -5.00E-04 0.00E+00 5.00E-04 1.00E-03 -5.00E+01 0.00E+00 5.00E+01 A ru s A Tegangan V Terang Gelap Ge Te us dan tegangan laritas 1 M, pada us dan tegangan laritas 2 M, pada l ini disebabkan g terjadi berupa ngga gelombang akan saling in yang bisa tersebut hilang, t hanya terdapat diperoleh dapat an parameter kisi [36]. substrat yang ginya intensitas uhan intensitas film LiNbO 3 annealing 22 s difraksi yang film LiNbO 3 waktu annealing dapat dikatakan molaritas 0,5 M jam memiliki [0, 0, 0] Curren t_1 1 [0, 0, 0] Curren t_1 1 [0, 0, 0] Current _1 1 [0, 0, 0] Current _1 1 Gelap Terang Gelap Terang struktur kristal paling baik daripada sampel yang lain, karena semakin tinggi puncak intensitas difraksi menunjukkan semakin banyaknya jumlah bidang pendifraksi yang seragam dalam orientasi bidang yang sama [38]. Perbedaan lainnya, yaitu adanya pergeseran sudut difraksi pada bidang 110. Pada penelitian ini bidang 110 untuk LiNbO 3 terjadi pada 2θ = 31,61 o film LiNbO 3 pada molaritas 1 M dan waktu annealing 15 jam sedangkan peneliti lain memperoleh sudut difraksi bidang 110 untuk LiNbO 3 yaitu 2θ = 31,99 o . Pada film LiNbO 3 dengan molaritas 0,5 M dan waktu annealing 15 jam bidang 110 terjadi pada 2θ = 33,74 o , sudut difraksi ini mendekati sudut difraksi untuk 2 metoksietanol [H 3 COOCH 2 CH 2 OH, 99.9], yaitu 2θ = 33,10 o , sedangkan pada film LiNbO 3 dengan molaritas 1 M, dan waktu annealing 15 jam bidang 110 terjadi pada 2θ = 30,90 o , sudut difraksi ini mendekati sudut difraksi lithium asetat [LiO 2 CH 3 , 99,9], yaitu 2θ = 31,15 o [36]. Pergeseran sudut difraksi film karena adanya pengaruh lama waktu annealing. Film pada waktu annealing 8 jam memunculkan bidang 110. Ketika waktu annealing 8 jam memunculkan bidang 110 LiNbO 3 dan ketika lama annealing ditingkatkan menjadi 15 jam memunculkan bidang 110 untuk lithium asetat [LiO 2 CH 3 , 99,9]. Sedangkan film pada waktu annealing 22 jam tidak terdapat bidang 110 seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Besar parameter kisi dapat dilihat pada Tabel 4.6 yang diperoleh dengan metode analitik dapat dilihat pada Lampiran 3. Dari tabel tersebut dapat dilihat film LiNbO 3 pada molaritas 2 M dan waktu annealing 22 jam pada suhu 900 O C memiliki parameter kisi dan intensitas difraksi paling besar dibanding film yang lainnya. Dalam penelitian ini parameter kisi a dan b setiap sampel berkisar dari 4,008 4,203 Å dan parameter kisi c dari 4,017 4,214 Å. Sedangkan dalam JCPDS International Centre for Diffraction Data ICDD dipaparkan bahwa parameter a, b dan c adalah 3,977 Å [36]. Gambar 4.14 Pola difraksi sinar X film LiNbO 3 Ket: a film pada molaritas 2 M dan waktu annealing 22 jam; b film pada molaritas 1 M dan waktu annealing 22 jam; c film pada molaritas 1 M dan waktu annealing 15 jam; d film pada molaritas 0,5 M dan waktu annealing 15 jam. Tabel 4.5 Taksiran sudut difraksi dan indeks miller film LiNbO 3 Sudut difraksi 2θ Indeks miller h k l Molaritas M dan waktu annealing jam 0,5 ; 15 1 ; 15 1 ; 22 2 ; 22 33,74 31,61 30,90 1 1 0 38,12 38,33 37,98 37,97 1 1 1 44,49 44,03 44,52 44,49 2 0 0 64,84 64,40 64,82 64,80 2 2 0 77,80 77,54 77,88 77,89 3 1 1 Keterangan: = sudut difraksi ini mendekati sudut difraksi untuk 2 metoksietanol [H 3 COOCH 2 CH 2 OH, 99.9]. = sudut difraksi ini mendekati sudut difraksi lithium asetat [LiO 2 CH 3 , 99,9]. = tidak ada sudut. Tabel 4.6 Parameter kisi film LiNbO 3 berstruktur rhombohedral Film LiNbO 3 pada molaritas M dan waktu annealing jam Parameter kisi Å a=b=c 0,5 ; 15 4,214 1 ; 15 4,052 1 ; 22 4,017 2 ; 22 4,018 a b c d Tabel 4.6 memperlihatkan parameter kisi a, b, dan c film yang nilainya cenderung menurun jika waktu annealing lebih lama dan molaritas yang semakin besar. Semakin lama proses annealing sampai batas waktu annealing 22 jam akan mengakibatkan ukuran butir kristal film membesar seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti lain [23]. Membesarnya ukuran butir mempengaruhi jarak atom atom dalam kristal yang semakin berdekatan sehingga mengakibatkan parameter kisi menurun.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN