Prosedur Pengujian Prototype Material Penyerap Gelombang Radar dari Komposit Polimer Chitosan-Polivinil Alkohol

tensile strength ASTM 1989. Prosedur pembuatan film komposit polimer chitosan-PVA disajikan pada Gambar 3. Preparasi prototype dilakukan dengan perluasan paparan permukaan film dengan ukuran 30 cm x 30 cm Podlaseck et al. 1996. Menurut Wang et al. 2011, perluasan permukaan ini bertujuan untuk meningkatkan daya penyerapan gelombang radar. Karakterisasi kualitas prototype penyerap gelombang radar yang dilakukan adalah pengujian reflection loss Inui et al. 1992. Gambar 3 Diagram alir pembuatan film chitosan-PVA modifikasi dari Liung et al. 2009, El-Hefian et al. 2010

3.4 Prosedur Pengujian

Proses pengujian film chitosan-PVA meliputi pengujian karakteristik bahan baku dan larutan chitosan, karakteristik kualitas film chitosan-PVA dan karakteristik kualitas prototype material penyerap gelombang radar. PVA Akuades Larutan PVA Chitosan Larutan Chitosan Asam Asetat 1 Penghomogenan T: 25 o C, t: 10 menit Pencetakan Pengovenan T: 60 o C, t: 15 jam Pengeringan T: 25 o C, t: 24 jam Larutan Chitosan-PVA Film Chitosan-PVA 3.4.1 Karakteristik bahan baku dan larutan chitosan 1 Pengukuran derajat deasetilasi DD Domsay Robert 1985 Pengukuran nilai derajat deasetilasi menggunakan metode spektroskopi FTIR Fourier Transform Infra Red dilakukan dengan pembentukan pellet chitosan menggunakan KBr hingga membentuk lapisan tipis. Selanjutnya, serapan diukur dengan FTIR pada panjang gelombang 4000-400 cm -1 . Puncak tertinggi P dan puncak terendah P dicatat dan diukur dengan garis dasar yang dipilih. Nilai absorbansi dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan : A = Absorbansi P o = transmitans pada garis dasar P = transmitans pada puncak minimum Perbandingan absorbansi pada 1.655 cm- 1 dengan absorbansi 3.450 cm- 1 digandakan satu per standar N-deasetilasi kitosan 1,33. Dengan mengukur absorbansi pada puncak yang berhubungan, nilai persen N-deasetilasi dapat dihitung dengan rumus : Keterangan : A 1.655 = Absorbansi pada panjang gelombang 1.655 cm- 1 A 3.450 = Absorbansi pada panjang gelombang 3.450 cm- 1 1,33 = Konstanta untuk derajat deasetilasi yang sempurna 2 Analisis kadar air AOAC 1995 Pertama-tama cawan porselen dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 ºC selama 1 jam. Kemudian cawan tersebut diangkat dan diletakkan ke dalam desikator selama 15 menit dan dibiarkan hingga dingin kemudian ditimbang. Cawan tersebut ditimbang kembali hingga beratnya konstan, selanjutnya sebanyak 5 gram serbuk kitosan dimasukkan ke dalam cawan, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 105 ºC selama 5 jam. Setelah selesai proses, cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan hingga dingin dan ditimbang berat akhirnya. Perhitungan kadar air menggunakan rumus : Kadar Air Keterangan : X = berat cawan dan sampel awal gram Y = berat cawan dan sampel akhir gram Z = berat sampel awal gram 3 Analisis kadar abu AOAC 1995 Serbuk kitosan sebanyak 2 gram ditimbang dalam cawan porselen dan dipanaskan di dalam tanur pada suhu 600 o C selama 2 jam. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam desikator dan didinginkan. Selanjutnya dilakukan penimbangan berat abu. Perhitungan kadar abu menggunakan rumus : Kadar Abu Keterangan : A = Berat abu gram B = Berat awal sampel gram 4 Analisis viskositas larutan chitosan-PVA Abu-Aiad et al. 2005 Viskositas larutan chitosan-PVA diukur dengan menggunakan viskometer Brookfield. Sejumlah sampel yang telah dilarutkan, dimasukan ke dalam wadah kemudian diukur viskositasnya dengan menggunakan viskometer. Viskositasnya cp adalah angka hasil pengukuran x faktor konversi Lampiran 5. 3.4.2 Karakteristik kualitas material film chitosan-PVA 1 Pengukuran ketebalan film chitosan-PVA El-Hefian et al. 2011 Ketebalan film chitosan-PVA diukur dengan menggunakan mikrometer sekrup ketelitian 0,001 mm. Sampel disisipkan diantara spindel silinder dengan anvil landasan mikrometer sekrup, kemudian dibaca nilai ketebalan yang terukur pada alat. Pengukuran dilakukan pada lima titik yang berbeda dan kemudian dihitung nilai rata-ratanya Lampiran 6. 2 Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red Costa-Junior et al. 2009 Spektroskopi FTIR dilakukan untuk mengetahui struktur kimia dari film dan kemungkinan interaksi diantara komponen-komponennya. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 4000-400 cm -1 dengan spektrofotometer model Bruker Tensor 27. Sampel film yang berbentuk lembaran dipotong hingga berbentuk bulat kemudian dimasukkan ke dalam wadah spektrofotometer. Hasil yang didapat berupa spektrum yang muncul pada komputer yang tersambung dengan alat spektrofotometer Lampiran 7. 3 Scanning Electron Microscopy Tripathi et al. 2009 Analisis SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi dari film yang telah dibuat. Sampel diperkecil ukurannya hingga berukuran 1x1 cm kemudian diletakkan di depan lensa kamera. Hasil yang didapat berupa gambar dari morfologi sampel yang dilihat menggunakan alat JEOL JSM-6510LA Philips perbesaran 1000 kali, tegangan 20kV. 4 Pengukuran kuat tarik tensile strength ASTM 1989 Kuat tarik film diukur menggunakan alat Tensile Strength and Elongation Tester Strograph-MI Toyoseiki. Film dikondisikan dalam ruangan bersuhu 25 o C, RH 50 selama 24 jam. Alat ukur diset pada initial grip separation 10 cm, load cells 5 kg dan kecepatan crosss head 50 mm per menit. Kuat tarik ditentukan berdasarkan beban maksimum pada saat film pecah Lampiran 8. 3.4.3 Karakteristik kualitas prototype penyerap gelombang 1 Pengukuran reflection loss Inui et al. 1992 Prototype penyerap gelombang radar dengan ukuran 30 x 30 cm ditempatkan pada ruang anti-gema Anechoic chamber dan diletakkan diatas substrat alumunium Liu et al. 2007. Hasil dari pengukuran reflection loss adalah berupa nilai daya serap gelombang yang diukur menggunakan alat Vector Network Analyzer merk Agilent-N5230C pada rentang frekuensi 5-10 GHz. Dokumentasi setting alat untuk pengukuran disajikan pada Lampiran 4. Setting alat dan pengukuran disajikan pada Gambar 4. Keterangan : 1. Antena 2. Sampel 3. Substrat aluminium 4. Vector Network Analyzer Gambar 4 Setting alat pengukuran reflection loss Sumber: Duan et al. 2010 1 2 3 4 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Bahan Baku Chitosan dan Larutan Chitosan-PVA