Sifat fungsional kitosan dilaporkan bergantung pada berat molekul atau viskositasnya No Lee 1995. Menurut Khan et al. 2002, derajat deasetilasi
chitosan yang dihasilkan mempengaruhi kualitas dan aplikasi chitosan di berbagai bidang. Johns Nakason 2011 menyatakan bahwa chitosan merupakan polimer
yang memiliki dwi kutub dipol disebabkan adanya muatan positif dari gugus amina dan muatan negatif dari gugus karboksil. Keberadaan gugus ini
menyebabkan polaritas pada film chitosan dan menggolongkan chitosan sebagai material dielektrik Begum et al. 2011.
2.2 Polivinil Alkohol
Polivinil alkohol merupakan suatu material yang dibuat melalui proses alkoholisis dari polivinil asetat PVAc. Polivinil alkohol memiliki sifat tidak
berwarna, padatan termoplastik yang tidak larut pada sebagian besar pelarut organik dan minyak, tetapi larut dalam air bila jumlah dari gugus hidroksil dari
polimer tersebut cukup tinggi Harper Petrie 2003. Polivinil alkohol memiliki permeabilitas uap air terendah dari semua polimer komersial tetapi sensitivitas
airnya telah membatasi penggunaannya Beswick Dunn 2002. Wujud dari polivinil alkohol berupa serbuk powder berwarna putih dan memiliki densitas
1,2000-1,3020 gcm
3
serta dapat larut dalam air pada suhu 80
o
C Sheftel 2000. Struktur kimia dari polivinil alkohol disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Struktur kimia polivinil alkohol
Sumber: Liang et al. 2009
Secara komersial, polivinil alkohol adalah plastik yang paling penting dalam pembuatan film yang dapat larut dalam air. Hal ini ditandai dengan
kemampuannya dalam pembentukan film, pengemulsi, dan sifat adesifnya. Polivinil alkohol memiliki kekuatan tarik yang tinggi, fleksibilitas yang baik, dan
sifat penghalang oksigen yang baik Ogur 2005. Aplikasi dari polivinil alkohol sudah meliputi banyak bidang. Hodgkins Taylor 2000 melaporkan polivinil
alkohol banyak diaplikasikan dalam bidang kesehatan biomedical, bahan pembuat deterjen, lem dan film. Lin Ku 2008 melaporkan polivinil alkohol
banyak digunakan dalam pengolahan tekstil pada pembuatan nilon dan dalam pembuatan serat sebagai bahan baku untuk produksi serat polivinil alkohol.
Polivinil alkohol juga diaplikasikan sebagai bahan sekali pakai. Salah satu pemanfaatannya sebagai bahan sekali pakai adalah aplikasi polivinil alkohol pada
kantong kotoran hewan yang akan terurai setelah dibuang. Selain itu, polivinil alkohol juga dapat diaplikasikan pada bola golf, sehingga pegolf tidak perlu
mencari bolanya setelah dipukul karena bola tersebut akan terurai di alam. Polivinil alkohol dalam industri pangan digunakan sebagai bahan pelapis karena
sifatnya kedap terhadap uap air. Polivinil alkohol mampu menjaga komponen aktif dan bahan lainnya yang terkandung di dalam bahan dari kontak dengan
oksigen Ogur 2005. Karakter fisik dari polivinil alkohol disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik fisik polivinil alkohol
Karakteristik Nilai
Densitas gcm
3
1,19-1,31 Titik leleh
o
C 180-240
Titik didih
o
C 228
Suhu penguraian
o
C 180
Sumber: Ogur 2005
2.3 Gelombang Radar