Infrastruktur dan Klasifikasinya TINJAUAN PUSTAKA

menanggulangi kemiskinan secara efektif, mandiri dan berkelanjutan. Misi PNPM Mandri Perkotaan adalah: Memberdayakan masyarakat perkotaan khususnya masyarakat miskin , menjalin kerjasama dengan pemerintah dan kelompok peduli lokal untuk menanggulangi kemiskinan melaluiPengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, melembagakan budaya kemitraan antar pelaku. Adapun tujuan PNPM Mandiri Perkotaan adalah : 1. Mewujutkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan sesuai kebijakan PNPM. 2. Peranan Pemerintah Daerah dan Instansi sektoral semakin nyata dan terpacu menerapkan modalpembangunan partisifatip serta memperkuat kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat dalam penanggulangan kemiskinan. 3. Capaian manfaat program kepada kelompok sasaran masyarakat miskin semakin efektif peningkatan IPM–MDGs.

2.2 Infrastruktur dan Klasifikasinya

Menurut Setyaningrum 1997, infrastruktur adalah bagian dari kapital stok darisuatu negara, yaitu biaya tetap sosial yang langsung mendukung produksi. Stone dalam Kodoatie 2003 mendefinisikan infrastruktur sebagai fasilitas – fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen – agen publik untuk fungsi – fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan – pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan – tujuan ekonomi dan sosial. Infrastruktur merupakan input penting bagi kegiatan produksi dan dapat memengaruhi kegiatan ekonomi dalam berbagai cara baik secara langsung maupun tidak langsung. Infrastruktur tidak hanya merupakan kegiatan produksi yang akan menciptakan output dan kesempatan kerja, namun keberadaan infrastruktur juga memengaruhi efisiensi dan kelancaran kegiatan ekonomi di sektor – sektor lainnya. Infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat pisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi selanjutnya. Pembangunan infrastruktur suatu negara harus sejalan dengan kondisi makro ekonomi negara yang bersangkutan. Direktorat Jenderal Keuangan Daerah, 2013 Infrastruktur merupakan suatu penentu dasar kelancaran dan akselarasi pembangunan. Tersedianya fasilitas infrastruktur akan merangsang pembangunan di suatu daerah atau negara. Semakin cepat dan besar suatu pembangunan ekonomi yang akan digerakkan, maka semakin banyak fasilitas infrastruktur yang diperlukan. Basri dan Munandar, 2009:129 Dalam kebijakan pembangunan infrastruktur, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Nasional 2010–2014, disebutkan tiga hal, yakni pertama, peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sesuai dengan SPM, antara lain melalui peningkatan aksesibilitas jangkauan pelayanan sarana dan prasarana di daerah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan wilayah terdepan. Kedua, mendukung peningkatan daya saing sektor riil dengan mengoptimalkan sumber daya terbatas dalam pengembangan sarana dan prasarana. Ketiga, meningkatkan kerjasama pemerintah dan swasta dengan menyempurnakan peraturan perundangan terkait dengan KPS dan menajamkan pembagian wewenang antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan sarana dan prasarana yang dikerjasamakan. Secara umum, kondisi infrastruktur daerah tertinggal masih menghadapi berbagai kendala, di antaranya belum optimalnya pelayanan infrastruktur dasar sesuai standar pelayanan minimal SPM, seperti rendahnya tingkat keselamatan transportasi dan akses terhadap pelayanan transportasi untuk masyarakat miskin dan masyarakat di kawasan terpencil dan perbatasan. Kemudian, rendahnya akses masyarakat terhadap informasi dan teknologi lainnya, banyaknya penduduk yang belum memiliki hunian yang layak, serta terjadinya krisis listrik di berbagai daerah dan masih rendahnya rasio elektrifikasi nasional maupun pedesaan. Sementara itu, pembangunan infrastruktur yang dibiayai melalui anggaran pemerintah diarahkan untuk mendukung langkah–langkahstimulasi terhadap perekonomian dari sisi fiskal pro–growth, memperluas penciptaan lapangan kerja produktif pro–job, dan mengentaskan kemiskinan pro–poor. Peningkatan pembangunan infrastruktur sendiri, misalnya domestic connectivity, merupakan contoh urgensi koordinasi dan sinergi dalam pembangunan yang mencakup pembagian peran dan kewenangan, pengembangan kerangka kerja bersama, serta pembagian tugas dan tanggungjawab termasuk pembiayaan. Kemendagri, 2013 Infrastruktur dapat dikategorikan kedalam tiga jenis, yaitu: 1. Infrastruktur ekonomi, merupakan aset fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi baik dalam produksi maupun konsumsi final, meliputi public utilities tenaga, telekomunikasi, air minum, sanitasi dan gas, public work jalan, bendungan, kanal, saluran irigasi dan drainase serta sektor transportasi jalan, rel kereta api, angkutan pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya. 2. Infrastruktur sosial, merupakan aset yang mendukung kesehatan dan keahlian masyarakat, meliputi pendidikan sekolah dan perpustakaan, kesehatan rumah sakit dan pusat kesehatan, perumahan dan rekreasi taman, museum dan lain – lain. 3. Infrastruktur administrasiinstitusi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi dan koordinasi serta kebudayaan. Menurut Basri dan Munandar 2009 jenis infrastruktur dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut: 1. Infrastruktur Keras Fisik physical hard infrastructure yang meliputi jalan raya, rel kereta api, bandara, pelabuhan dan dermaga, bendungan dari saluran irigasi, dan sebagainya. 2. Infrastruktur Keras Nonfisik nonphysical hard infrastructure yang berkaitan dengan fungsi utilitas umum seperti ketersediaan air bersih beserta instalasi pengolahan air dan jaringan pipa penyaluran, pasokan listrik, jaringan telekomunikasi telepon dan internet, dan pasokan energi mulai dari minyak bumi dan gas beserta jaringan pipa distribusinya. 3. Infrastruktur lunak soft infrastructure atau biasa disebut kerangka institusional kelembagaan yang meliputi berbagai nilai dan norma khususnya yang dikembangkan dan dikodifikasi menjadi peraturan hukum dan perundang – undangan, serta kualitas pelayanan umum yang disediakan oleh berbagai pihak terkait khususnya pemerintah. Ketiga jenis infrastruktur secara bersama menjalankan peranan vital karena ketiga – tiganya merupakan instrument yang dapat menggerakkan perekonomian nasional.Namun dari ketiga jenis infrastruktur yang terabaikan yaitu infrastruktur lunak atau kondisi institusional.

2.3 Peran Infrastruktur dalam Pembangunan