melakukan tindakan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki dengan mentransfer daya dari lingkungannya.
Payne, 1997: 266 Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk menciptakan atau
meningkatkan kapasitas masyarakat menuju kemandirian dalam pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.Pemberdayaan bukan hanya meliputi
penguatan induvidu anggota masyaraakat, tetapi juga pranata – pranatanya. Menanamkan nilai – nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan,
kebertanggungjawaban dan lain – lain yang merupakan bagian pokok dari upaya pemberdayaan itu sendiri. Pemberdayaan yang di maksud dalam penelitian ini
adalah Pemberdayaan masyarakat miskin melalui PNPM Mandiri. Sekretaris unit pengendali PNPM Mandiri, 2009
2.1.1 Tujuan dan Sumber Dana PNPM Mandiri Perkotaan
Kementerian Pekerjaan Umum 2014 bahwa pelaksanaan PNPM MandiriPerkotaan mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan umun dan
khusus. Tujuan umum PNPM Mandiri Perkotaan adalah terjadinya percepatan pengurangan kemiskinan serta peningkatan kemampuan kelembagaan masyarakat
dalam menangkal dan menanggulangi kemiskinan khususnya di perkotaan. Tujuan khusus dari PNPM Mandiri Khusus adalah:
1. Terciptanya organisasi masyarakat yang representatif, tanggap dan akuntabel
yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan.
2. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat miskin khususnya untuk
mendapatkan dana usaha, dana sosial dan dana untuk prasarana.
3. Meningkatnya jaringan kerjasama antar kelembagaan masyarakat serta keterpaduan dalam penanggulangan kemiskinan Kementerian pekerjaan
umum, 2014.
PNPM Mandiri sebagai program bersama antara pusat dan daerah didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Provinsi atau KabuptenKota. PNPM Mandiri juga membuka peluang dukungan atau pendanaan dari sektor swasta,
swadaya masyarakat dan berbagai lembaga.Dalam mengkoordinasikan dukungan hibah dari berbagai donor, pada tahun 2007 dibentuk Fasilitas Pendukung PNPM
Mandiri PNPM Support Facilicty atau PSF yang diketuai oleh Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan UKM Bappenas. Dukungan yang diberikan
PSF kepada pemerintahberupa dukungan teknis yang terkait dengan perencanaan, kebijakan, managemen pengelolaan dan perencanaan keuangan dalam
pelaksanaan PNPM Mandiri.
2.1.2 Prinsip Dasar dan Visi-Misi PNPM Mandiri Perkotaan
Berdasarkan Paket Informasi PNPM Mandiri 2012–2013:6–7, PNPM Mandiri menekankan Prinsip dasar yang menjadi landasan dalam pengambilan
keputusan maupun tindakan yang di ambil dalam pelaksanaan kegiatan. Prinsip– Prinsip tersebut diharapkan dapat mewujudkan tujuan PNPM Mandiri.
1. Bertumpu pada pembangunan manusia.Pelaksanaan PNPM Mandiri senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia
seutuhnya.
2. Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan dan
mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola. 3. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral
dankewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya.
4. Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok
masyarakat yang kurang beruntung. 5. Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan
keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.
6. Kesetaraan dan keadilan gender. Laki–laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam
menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan. 7. Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara
musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.
8. Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga
pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif.
9. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara
optimal berbagai sumberdaya yang terbatas. 10. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan
kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.
11. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tapi
juga di masa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 12. Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan
PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola, serta dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat.
Demokrasi, Partisipasi, Transparansi, Akuntabilitas, dan Desentralisasi serta prinsipdemokrsi dalam pemgambilan keputusan hendaknya dikedepankan,
sehingga program dan keputusan selalu dimusyawarahkan bersama melaluiperwakilan Kelompok yang merupakan Swadaya Masyarakat KSM
ataupun melalui forum BKM yang merupakan perwakilan anggota untuk BKM.Partisipasi mengandung makna bahwa warga masyarakat miskin sebagai
sasaran kegiatan hendaknya terlibat secara aktif untuk memanfaatkan program yang dikembangkan PNPM Mandiri Perkotaan.
Berdasarkan Paket Informasi PNPM Mandiri Perkotaan 2012–2013 Visi PNPM Mandiri Perkotaan adalah Masyarakat yang berdaya dan mampu menjalin
sinergi dengan Pemerintah Kota dan kelompok setempat dalam rangka
menanggulangi kemiskinan secara efektif, mandiri dan berkelanjutan. Misi PNPM Mandri Perkotaan adalah: Memberdayakan masyarakat perkotaan khususnya
masyarakat miskin , menjalin kerjasama dengan pemerintah dan kelompok peduli lokal untuk menanggulangi kemiskinan melaluiPengembangan kapasitas,
penyediaan sumber daya, melembagakan budaya kemitraan antar pelaku. Adapun tujuan PNPM Mandiri Perkotaan adalah :
1. Mewujutkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan sesuai kebijakan
PNPM. 2. Peranan Pemerintah Daerah dan Instansi sektoral semakin nyata dan terpacu
menerapkan modalpembangunan partisifatip serta memperkuat kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat dalam
penanggulangan kemiskinan. 3. Capaian manfaat program kepada kelompok sasaran masyarakat miskin
semakin efektif peningkatan IPM–MDGs.
2.2 Infrastruktur dan Klasifikasinya