Hubungan panjang bobot Pemisahan kelompok umur Parameter pertumbuhan

17 Berdasarkan Gambar 4, ikan tembang berada pada urutan ketiga sebagai hasil tangkapan ikan pelagis yang didaratan di PPP Labuan. Daerah penangkapan nelayan di Kecamatan Labuan berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia WPP RI 512 yaitu meliputi wilayah perairan Samudera Hinda bagian selatan, Selat Sunda dan Laut Jawa. Namun nelayan hanya melakukan penangkapan di wilayah perairan Selat Sunda terutama disekitar Pulau Sebuku, Pulau Sebesi, Pulau Rakata Kecil, Pulau Krakatau dan Pulau Panaitan. Pemasaran ikan tembang hanya untuk pasar lokal saja. Bentuk produk yang dijual berupa ikan segar dan ikan asin. Hal ini bertujuan agar ikan tetap awet dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Harga jual ikan tembang bervariasi tergantung pada ketersediaannya di pasar, harga ikan tembang segar berkisar antara Rp 3000-Rp 5000.

4.1.2 Hubungan panjang bobot

Analisis hubungan panjang bobot Gambar 5 menggunakan data panjang total dan bobot basah ikan contoh untuk melihat pola pertumbuhan individu ikan tembang di perairan Selat Sunda, dengan jumlah contoh sebanyak 614 ekor ikan tembang. Berikut ini adalah hubungan panjang bobot ikan tembang untuk keseluruhan pengambilan contoh di PPP Labuan, Banten. Gambar 5. Hubungan panjang dan bobot ikan tembang di perairan Selat Sunda W = 0,00001L 2,927 R² = 0,802 n = 614 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 50 100 150 200 B o b o t g ra m Panjang total mm 18 Hasil analisis hubungan panjang bobot, mendapatkan nilai b sebesar 2,927. Dengan demikian, diperoleh persamaan hubungan panjang dan bobot ikan tembang sebagai berikut: dengan koefisien determinasi sebesar 80,2 dan pada selang kepercayaan 95 Lampiran 6 nilai b ikan tembang di Perairan Selat Sunda berkisar antara 2,572- 3,282.

4.1.3 Pemisahan kelompok umur

Hasil analisis pemisahan kelompok ukuran ikan tembang menggunakan metode NORMSEP disajikan pada Gambar 6 dan 7. Gambar 6. Kelompok umur ikan tembang jantan di Perairan Selat Sunda April n = 54 Juni n = 51 Juli n = 61 Agustus n = 41 September n = 34 Oktober n = 37 Panjang total mm 19 Gambar 7. Kelompok umur ikan tembang betina di Perairan Selat Sunda April n = 45 Juni n = 49 Juli n = 38 Agustus n = 54 September n = 65 Oktober n = 63 Panjang total mm 20 Berdasarkan Gambar 6 dan 7 di atas dapat dilihat bahwa pergeseran modus kelompok umur yang sama pada ikan jantan dan betina terjadi pada bulan Juli hingga Oktober.

4.1.4 Parameter pertumbuhan

Berdasarkan hasil pemisahan kelompok umur, didapatkan data modus panjang ikan Lampiran 7 dan 8 yang selanjutnya akan dianalisis untuk menduga parameter pertumbuhan ikan tembang. Hasil analisis parameter pertumbuhan ikan tembang yaitu koefisien pertumbuhan K, panjang asimptotik L dan umur teoritis ikan pada saat panjang ikan 0 t disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter pertumbuhan ikan tembang di Perairan Selat Sunda Parameter Jantan Betina L mm 181,94 190,45 K bulan -1 0,33 0,26 t bulan -0,31 -0,38 t bulan 20,12 24,65 Keterangan : umur dugaan saat L t = L Berdasarkan Tabel 2 diperoleh persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy ikan tembang jantan dan betina di Perairan Selat Sunda berturut-turut adalah sebagai berikut: = 181,94 1 − [ , , ] dan = 190,45 1 − [ , , ] Dari persamaan pertumbuhan di atas maka dapat diketahui panjang ikan tembang dari berbagai umur relatif, sehingga dapat dihitung pertambahan panjang ikan tembang untuk setiap bulannya hingga mencapai panjang asimptotiknya Gambar 8 dan 9. Kurva dugaan parameter pertumbuhan ikan tembang yang diperoleh dengan memplotkan umur bulan dan panjang total ikan mm hingga ikan berumur 20 bulan. 21 Gambar 8. Kurva pertumbuhan ikan tembang jantan di Perairan Selat Sunda Gambar 9. Kurva pertumbuhan ikan tembang betina di Perairan Selat Sunda Berdasarkan dari kurva pertumbuhan di atas, dapat diketahui panjang rata-rata ikan yang dihasilkan selama penelitian dan digunakan dalam menganalisis pendugaaan parameter pertumbuhan, serta umur dugaannya sebagai berikut. 40 80 120 160 200 -2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 P a n ja n g t o ta l m m Waktu bulan 40 80 120 160 200 -2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 P a n ja n g t o ta l m m Waktu bulan L t = 190,45 1 e [-0,26t + 0,38] L L t = 181,94 1 e [-0,33t + 0,31] L 22 Tabel 3. Panjang rata-rata ikan serta umur dugaan Jantan Betina ̂bulan L t mm ̂bulan L t mm 3,3 128,16 3,8 128,14 4,3 144,56 4,8 143,84 5,3 150,19 5,8 150,22 6,3 162,78 6,8 162,67

4.2 Pembahasan