dengan  peningkatan  ketersediaan  unsur  hara,  mikrob  berfungsi  untuk  mempercepat dekomposisi bahan organik dan sebagai pemacu tingkat kelarutan senyawa anorganik
yang tidak tersedia menjadi bentuk tersedia. Mikrob dan fungi tanah merupakan salah satu  dekomposer  bahan  organik,  dimana  mereka  mengubah  bahan  organik  tersebut
menjadi  bagian  terkecil  dan  dimanfaatkan  sebagai  makanannya.  Saat  mencapai  fase letalmati  mikrob  dan  fungi  tanah  mengeluarkan  ekskresi  berupa  metabolit
sekundernya yang sangat berguna bagi tanah Annisa, 2010.
2.1.1 Bakteri
Bakteri  merupakan  mikrob  prokariotik  tidak  memiliki  membran  inti  dan mempunyai  dinding  sel  yang  tersusun  atas  peptidoglikan.  Ukuran  bakteri  berkisar
antara  1-2µm  dengan  diameter  0,5-1µm.  Bakteri  tanah  menempati  pori  mikro 10µm.  Hal  ini  disebabkan  pada  pori  mikro  bakteri  akan  lebih  terlindung  dari
serangan protozoa Kilham, 1995. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keanekaragaman bakteri dalam tanah
antara lain : kelembaban, suhu, aerasi, bahan organik, derajat kemasaman pH, dan suplai hara. Sebagian bakteri dapat tetap bertahan hidup pada kondisi ekstrim dengan
membentuk  endospora  Alexander,  1976.  Pertumbuhan  bakteri  tanah  dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik. Keadaan ini akan meningkatkan daya
pegang air oleh tanah sehingga air yang tersedia bagi tanaman meningkat. Selain itu, unsur hara yang semula berada dalam bentuk tidak larut akan berubah menjadi bentuk
yang  terlarut  sehingga  lebih  mudah  diambil  tanaman  Sarief,  1985.  Bakteri  sangat beragam  dalam  ukuran,  bentuk  dan  kebutuhan  oksigen  aerob  dan  anaerob,
penggunaan  energi  autotrof  dan  heterotrof,  hubungannya  dengan  tanaman  dan binatang  saprofit  dan  parasit  Sutedjo  et  al.,  1991.  Menurut  Rao  1979,  bakteri
dibagi menjadi
10 ordo
yakni Pseudomonadales,
Chlamydobcteriales, Hypomicrobiales,  Eubacterterials,  Actinomycetes,  Caryophanales,  Beggiatoales,
Myxobacteriales, Spirochaetales,
Mycoplasmatales ,  tiga  diantaranya  yaitu
Pseudomonadales,  Eubacteriales dan  Aktinomycetes  merupakan  bakteri  yang  sering
ditemukan di dalam tanah.
2.1.2 Fungi
Fungi  merupakan  mikrob  eukariotik  yang  berfilamen.  Filamen  ialah  jalinan dari  hifa  yang  bergabung  satu  sama  lain.  Diameter  hifa  berkisar  antara  2-10  µm.
Ketersediaan  oksigen  merupakan  faktor  yang  sangat  menentukan  populasi  fungi dalam  tanah.  Hal  ini  dikarenakan  sifat  fungi  yang  merupakan  mikrob  aerob  obligat
dimana oksigen mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup fungi. Itulah sebabnya, fungi  amat  jarang  dijumpai  pada  tanah-tanah  yang  tergenang  dan  bersifat  reduktif
seperti ekosistem rawa dan gambut Alexander, 1976. Fungi di dalam tanah mempunyai peranan yang sangat beragam, salah satunya
ialah sebagai dekomposer. Fungi dekomposer atau disebut juga saprofit mendapatkan energi dengan merombak bahan organik menjai  CO
2
dan molekul sederhana seperti asam  organik.  Asam  organik  yang  dihasilkan  oleh  aktifitas  dekomposisi  fungi  akan
meningkatkan  akumulasi  asam  humat  humic  acid  yang  bersifat  resisten  sehingga dapat  bertahan  di  tanah  dalam  waktu  yang  lama  sebagai  sumber  bahan  organik
Killham, 1995. Fungi memegang peranan penting dalam proses-proses yang terjadi di dalam
tanah seperti pada siklus nutrisi tanah dan interaksi dengan organisme tanah lainnya termasuk juga dengan tanaman, baik di atas permukaan tanah maupun di dalam tanah
Subba  Rao,  1994.  Faktor  yang  mempengaruhi  populasi  fungi  dalam  tanah  antara lain  :  kadar  bahan  organik,  konsentrasi  ion  hidrogen  pH,  pemupukan,  regim
kelembaban, aerasi, suhu, dan komposisi vegetasi Alexander, 1976. Fungi  mempunyai  toleransi  yang  lebih  tinggi  terhadap  kemasaman.  Oleh
karena  itu,  proses  dekomposisi  material  pada  tanah-tanah  masam  lebih  didominasi oleh  aktifitas  fungi.  Sebagian  besar  fungi  tergolong  mesofilik  dengan  kisaran  suhu
optimum 25 – 35
o
C.
2.2 KemantapanAgregat