hidrofilik sehingga merubah kapasitas tanah menahan air water holding capacity dan 3 Meningkatkan kapasitas tukar kation KTK tanah.
Ozturk 2005 menyatakan bahwa pada umumnya, soil conditioner kimia atau sintetis dapat meningkatkan dan mempertahankan struktur tanah dan stabilitas
agregat, termasuk meningkatkan resapan air dan mengurangi limpasan dan erosi, serta polimer sintetis efektif dalam meningkatkan konduktivitas hidrolik, porositas
tanah, dan meningkatkan kapasitas memegang air. soil conditioner sangat penting dalam industri pertanian, untuk melawan penggunaan peralatan berat untuk pertanian
yang bisa memadatkan tanah dan mengurangi produktivitas tanaman Bathke et al., 1992.
Menurut Bauder 1976 beberapa soil conditioner dapat mempengaruhi sifat- sifat tanah. Sifat tanah yang secara teori dapat dipengaruhi oleh penambahan soil
conditioner ke dalam tanah antara lain 1 kemampuan menahan air, 2 suhu, 3
kapasitas dan ketersediaan hara, 4 aerasi, 5 struktur dan stabilitas agregat, 6 populasi dan perilaku mikrob, 7 bahan organik, 8 perilaku hewan, termasuk
serangga.
2.5 Pengaruh Bentuk Soil Conditioner
Menurut Glaser et al., 2002 perbedaan bentuk pembenah tanah akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memperbaiki kualitas tanah, khususnya
dalam ketersediaan hara, retensi hara, dan retensi air. Pembenah tanah yang dikemas dalam bentuk granul mempunyai kadar air, kandungan hara P dan K serta pH yang
lebih rendah namun mempunyai nisbah CN lebih tinggi dibandingkan bentuk serbuk dan pelet. Pada umumnya kemasan serbuk mempunyai kandungan C-organik yang
lebih tinggi, namun kandungan asam fulvat lebih rendah dibandingkan bentuk granul dan pelet Nurida et al., 2010. Sementara menurut Annafi 2004, briket organik
kompos dan pupuk kandang selain dapat digunakan sebagai media tanam dan pupuk organik juga dapat menjadi alternatif pembenah tanah, jika digunakan pada lahan
lahan marginal, dapat meningkatkan bahan organik tanahnya dan dapat meningkatkan kapasitas menyimpan air.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan University Farm, IPB, Laboratorium Konservasi Tanah dan Air dan Laboratorium Bioteknologi
Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanaian Bogor. Penelitian dimulai Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Bahan
tanah Latosol diambil dari lahan semak belukar pada kedalaman 0 – 20 cm di kebun
Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB.
3.2 Bahan dan Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah ayakan, cangkul, sekop, ember, timbangan, gayung, alat pencetak soil conditioner, polybag, laminar air flow,
oven, autoklaf, inkubator, cawan petri, tabung reaksi, plastik dan kertas. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah Martin Agar yang digunakan sebagai media
isolasi total fungi dan Nutrient Agar yang digunakan untuk isolasi total mikrob.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1.Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap 2 faktor, yakni faktor pertama, tanah dengan dua taraf perlakuan yakni diberikan dan tidak diberikan soil
conditioner dan faktor kedua, waktu inkubasi dengan dua taraf yaitu 2 bulan dan 6
bulan, dan terdiri dari 3 ulangan sehingga didapatkan 12 satuan percobaan. Model matematis :
Yijk = µ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ є
ijk
i = 1, 2, 3,…………,a j = 1,2,3...........,b dan k =1.2.3,.......n