Hubungan antara Populasi Mikrob dan Fungi Tanah pada Kemantapan Agregat Tanah

Penurunan indeks stabilitas agregat ini dikarenakan populasi total fungi pada sampel yang diinkubasikan soil conditioner lebih kecil daripada populasi total fungi pada kontrol, sehingga agregasi berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, ukuran briket soil conditioner juga memberikan pengaruh. Pemberian soil conditioner dalam bentuk briket akan menyebabkan luas permukaan spesifik soil conditioner yang mengalami kontak dengan permukaan tanah semakin kecil. Hanafiah 2005 menerangkan bahwa makin kecil ukuran partikel berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaannya per satuan bobot tanah. Dengan semakin kecilnya luas permukaan spesifik soil conditioner maka interaksi antara soil conditioner dengan tanah juga semakin rendah. Sehingga soil conditioner belum mampu memberikan efek perbaikan yang sesuai pada agregat tanah. Faktor lain yang menjadi penyebab menurunnya indeks stabilitas agregat pada perlakuan soil conditioner adalah soil conditioner yang diberikan dalam bentuk briket akan hancur pada saat pengayakan kering dan basah dalam penetapan agregat tanah, sehingga mempengaruhi jumlah bobot diameter tanah pada saringan yang berukuran lebih kecil. Menurut Bronick Lal 2005 dinamika agregasi sangat kompleks dan dipengaruhi oleh interaksi beberapa faktor seperti lingkungan, pengelolaan tanah, tanaman, komposisi mineral, tekstur, konsentrasi karbon organik tanah, proses pedogenesis, aktivitas mikroorganisme tanah, ion-ion yang dapat dipertukarkan,cadangan nutrisi di dalam tanah, dan kelembaban.

4.3 Hubungan antara Populasi Mikrob dan Fungi Tanah pada Kemantapan Agregat Tanah

Hasil penelitian menunjukkan nilai populasi mikrob meningkat dan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol Gambar 5, walaupun secara statistik selisih peningkatan tersebut belum memberikan pengaruh yang nyata Tabel Lampiran 1. Sedangkan untuk fungi juga mengalami peningkatan walaupun nilai tersebut tidak lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol Gambar 6 sehingga secara statistik pemberian soil conditioner belum memberikan pengaruh Tabel Lampiran 1. Untuk agregat secara keseluruhan baik kontrol maupun yang diberikan perlakuan soil conditioner sama-sama mengalami penurunan Gambar 8. Walaupun nilai agregat pada tanah latosol yang diberikan perlakuan soil conditioner lebih kecil dibandingkan kontrol. Secara statistik pemberian perlakuan soil conditioner belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap kemantapan agregat Tabel Lampiran 1. Hal ini disebabkan oleh aktivitas fungi yang rendah.Menurut Bronick Lal 2005 dinamika agregasi dipengaruhi oleh interaksi beberapa faktor seperti aktivitas mikroorganisme tanah. Selain itu, ukuran briket soil conditioner juga berpengaruh terhadap kemantapan agregat tanah. Hanafiah 2005 menerangkan bahwa makin kecil ukuran partikel berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaannya per satuan bobot tanah. Faktor lain yang menjadi penyebab menurunnya indeks stabilitas agregat ialah pada saat analisis agregat di laboratorioum, briket ikut hancur dengan tanah. Menurut Seta 1987 mekanisme pembentukan agregat tanah oleh adanya peran bahan organik ini dapat digolongkan dalam empat bentuk : 1 penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah baik jamur dan actinomycetes . Melalui pengikatan secara fisik butir-butir primer oleh misella jamur dan actinomycetes, maka akan terbentuk agregat walaupun tanpa adanya fraksi lempung; 2 Pengikatan secara kimia butir-butir liat clay melalui ikatan antara bagian-bagian positif dalam butir lempung dengan gugus negatif karboksil senyawa organik berantai panjang polimer; 3 Pengikatan secara kimia butir-butir liat clay melalui ikatan antara bagian-bagian negatif dalam liat clay dengan perantaraan basa-basa Ca, Mg, Fe dan ikatanhidrogen; 4 Pengikatan secara kimia butir-butir liat clay melalui ikatan antara bagian-bagian negatif dalam liat clay dengan gugus positif gugus amina, amida, dan amino senyawa organik berantai panjang polimer.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Aplikasi soil conditioner dalam bentuk briket belum memberikan pengaruh nyata terhadap populasi total mikrob dan populasi total fungi tanah. Akan tetapi, populasi total mikrob dan total fungi tanah cenderung meningkat dengan aplikasi soil conditioner . 2. Peningkatan kadar air tanah akibat pemberian soil conditioner dalam bentuk briket menghambat pertumbuhan fungi sehingga total fungi di dalam tanah menurun. 3. Aplikasi soil conditioner dalam bentuk briket tidak meningkatkan stabilitas agregat tanah. Stabilitas agregat tanah menurun akibat soil conditioner dalam bentuk briket menjadi hancur pada saat penetapan stabilitas agregat.

5.2 Saran

Perlunya penelitian lebih lanjut dengan dosis soil conditioner yang lebih tinggi. Selain itu, perlu penelitian lebih lanjut dengan soil conditioner berbahan dasar sampah kota agar C-organik serta keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya lebih tinggi.