26
Alvarez dan Liden 2007 pada percobaan fermentasi dengan menggunakan sampah sayuran dan buah-buahan menunjukkan volume biogas tertinggi diperoleh pada hari ke-3 dengan
volume sekitar 1900 ml. Produksi biogas terus menurun pada 10 hari pertama fermentasi seiring dengan menurunnya nilai pH dan kandungan metan. Selain itu, Sahidu 1983 pada percoban
fermentasi biogasnya pada volume 62.8 liter dengan menggunakan tinja sapi kelompok I dan tinja sapi dengan penambahan jerami 5 dari beratnya kelompok II menunjukkan volume biogas
tertinggi untuk kelompok I diperoleh pada hari ke-21 dengan volume 12 liter biogas, dan kelompok II diperoleh pada hari ke-21 dengan volume sekitar 16 liter biogas.
Perbedaan produksi biogas harian ini dipengaruhi beberapa faktor kondisi fermentasi anaerobik, diantaranya adalah jumlah mikroorganisme pengurai di dalam digester, baik itu bakteri
asidogen maupun bakteri metanogen, pH subtrat, ketersediaan nutrisi untuk perkembangan mikroba, dan kondisi lainnya yang berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup mikroba
pengurai.
4.4.2 Penurunan Total Volatile Solid TVS
Pendegradasian bahan organik bisa ditandai dengan perubahan kandungan Volatile Solid
suatu bahan. Proses degradasi bahan organik diimbangi dengan pembentukkan biogas sebagai hasil proses fermantasi. Bahan organik pada suatu bahan yang merupakan senyawa
kompleks diuraikan menjadi senyawa sederhana pada proses hidrolisis, dari senyawa sederhana ini dibentuk bahan yang merupakan bahan utama biogas yaitu asetat, CO
2
dan H
2
. Seberapa banyak bahan organik yang bisa didegradasi akan berbanding lurus dengan jumlah biogas yang dihasilkan.
Menurut Boullaghui et al. 2003 dalam Rahman 2007 menjelaskan bahwa pada proses produksi biogas secara anaerobik, terjadi penurunan kandungan TVS dengan efisiensi
pendegradasian antara 58-75 pada akhir proses. Penurunan nilai TVS menunjukkan bahwa kandungan padatan organik telah dirombak menjadi senyawa volatile fatty acid, alkohol, CO
2
dan H
2
pada tahap asidogenesis, kemudian menjadi CH
4
dan CO
2
pada tahap metanogenesis. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa padatan organik bahan hanya sedikit yang
terdegradasi yaitu 0.35 8.75 g dari 2500 g bahan pada batch pertama, 0.23 bahan organik pada batch kedua, dan 1.66 pada batch ketiga.
Jika dihubungkan dengan volume biogas yang dihasilkan maka akan diperoleh laju pembentukkan biogas. Tabel 11 menyajikan laju pembentukkan biogas pada setiap batch
perlakuan penambahan feed. Tabel 11. Laju pembentukkan biogas
Perlakuan Produksi biogas
ml Penurunan TVS
g Laju pembentukkan
biogas mlg VS
Awal 16707 8.75
1909.37 Feed 50
10908 5.75
1897.04 Feed 75
12378 41.50
298.26 Jika dilihat TVS bahan sebelum difermentasi yaitu berkisar antara 91.9-93.8 d.b
merupakan potensi yang cukup besar untuk dikonversi menjadi biogas. Tetapi dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa hanya sedikit bahan organik yang dikonversi menjadi biogas, hal
ini berkaitan dengan keberadaan dan jumlah mikroorganisme dalam digester sebagai pelaku pengurai bahan organik menjadi biogas. Jumlah dan keberadaan mikroorganisme dipengaruhi oleh
27
lingkungan tempat mikroorganisme tersebut hidup. Selain itu, kemungkinan bahan yang difermentasi adalah bahan yang termasuk memiliki rantai kimia panjang sehingga proses degradasi
membutuhkan waktu yang cukup panjang. Perlakuan mixing pengadukkan juga bisa menjadi aternatif untuk mengoptimumkan proses degradasi bahan, karena dengan adanya pengadukkan
subtarat yang diuraikan menjadi lebih merata sehingga bakteri pengurai lebih mudah mendegradasi bahan. Jika proses degradasi bahan optimum, harapannya adalah produksi biogas hasil fermentasi
anaerobik juga optimum hal ini ditandai dengan meningkatnya produksi biogas. Grafik megenai penurunan bahan organik TVS pada setiap batch disajikan pada Gambar 13.
Gambar 13. Penurunan TVS pada masing-masing batch Gambar 13 menunjukkan penurunan kandungan padatan organik dari setiap bahan
pada masing-masing batch. Hasil pengamatan menunjukkan adanya data yang fluktuatif atau naik- turun pada persentase TVS yang diukur, hal ini sangat erat kaitannya dengan bahan yang
dianalisis. Bahan yang dianalisis adalah bahan padat yang diambil dari dalam digester anaerob. Bahan tersebut mengandung banyak kadar air. Besarnya TVS dihitung dari hasil pengurangan
berat total bahan dari kadar air dan kadar abu, sehingga perhitungan mengenai TVS sangat tergantung pada perhitungan kadar air dan kadar abu bahan.
4.4.3 Penurunan Chemical Oxygen demand COD