16
Gambar 6. Penelitian Pendahuluan-2
3.3.3 Penelitian Utama
Penelitian utama dilakukan di dalam reaktor skala 10 liter. Pertama-tama sampah yang sama komposisinya dengan penelitian pendahuluan-2 di rajang ukurannya sampai 2-5 cm.
Kemudian sebanyak 2.5 kg bahan dicampur dengan kotoran sapi segar dengan perbandingan 9:1. Suhu operasi dibuat konstan yaitu pada range 35-40
o
C. Setiap harinya dilakukan pengukuran biogas yang terbentuk dan volume lindinya, selain itu setiap 2 hari sekali dilakukan pengukuran
pH lindi dan bahan, COD lindi dan bahan, dan TS-TVS untuk mengetahui kandungan bahan organik bahan.
Setelah fermentasi selama 30 hari, kompos yang terbentuk ditambahkan feed baru dengan perbandingan 50:50 dan 25:75. Perlakuan pertama adalah penambahan feed sebanyak
50 dari bobot total, artinya sebanyak 1.25 kg kompos ditambah 1.25 kg bahan baru sebagai feed, kemudian dicampurkan atau dihomogenkan dan difermentasi anaerobik selama 30 hari.
Perlakuan kedua adalah dengan penambahan 75 bahan baru dan 25 kompos sebagai strarternya. Pada penelitian utama ini bahan difermentasi pada suhu 35-40
o
C. Kemudian dilakukan analisis meliputi kadar air, kadar abu, TS, TVS, pH lindi dan bahan, COD lindi dan
bahan, kandungan N dan P untuk kompos dan pupuk cair, dan perhitungan jumlah biogas dan lindi yang terbentuk. Diagram alir penelitian utama dijelaskan pada Gambar 7.
Gambar 8 menunjukkan desain reaktor biogas skala 10 l yang digunakan pada penelitian utama. Terdapat 3 tabung utama pada reaktor skala 10 l ini, yaitu tabung A berfungsi
sebagai penampung biogas yang terbentuk, tabung B berfungsi sebagai tabung penyimpanan bahan yang difermentasi, dan tabung C berfungsi sebagai penampung lindi yang terbentuk hasil
prosess fermentasi. Prinsip kerja tabung reaktor ini adalah bahan yang difermentasi disimpan pada tabung B, proses fermentasi anaerobik berlangsung dan biogas yang terbentuk akan
terakumulasi ke atas menekan permukaan air pada tabung A. Perhitungan jumlah biogas yang terbentuk adalah selisih antara volume tabung saat terdapat biogas dengan volume tabung pada
kondisi tanpa biogas. Sementara itu tabung C berfungsi sebagai penampung lindi yang terbentuk, hasil proses fermentasi berupa air lindi akan mengalir ke bawah dan dikumpulkan pada tabung C.
Setiap 2 hari sekali lindi yang terbentuk diresirkulasi ke dalam tabung B melalui saluran yang telah disediakan. Kondisi suhu yang konstan diatur oleh heater dan termostat yang dipasang pada
tabung B. Sebagai indikatornya pada tabung B juga terdapat port untuk memasukkan termometer, sehingga suhu di dalam tabung B senantiasa bisa dikontrol. Selain itu, pada tabung B juga
terdapat lubang pengambilan sampel padat untuk keperluann analisis yang dilakukan.
17
Gambar 7. Diagram alir penelitian utama Sampah pasar organik
Bahan baku 2.5 kg
biogas Kompos dan
pupuk cair Pengecilan ukuran
sampai 2-5 cm
Pengukuran jumlah biogas yang terbentuk
Analisis : kadar air, kadar abu, TS, TVS,
pH, COD, N, P Kotoran sapi
277.7 g Pengukuran TS-TVS bahan,
COD bahan lindi, pH bahanlindi setiap 2 hari
sekali
Kompos yang terbentuk dijadikan starter dengan
penambahan feed baru dengan perbandingan 50:50
dan 25:75
Kompos dan pupuk cair
Fermentasi anaerobik pada suhu 35-40
o
C, selama 30 hari
Pengukuran jumlah biogas yang terbentuk
Analisis : kadar air, kadar abu, TS, TVS,
pH, COD, N, P Pengukuran TS-TVS
bahan, COD bahan lindi, pH bahanlindi setiap 2
hari sekali
biogas Fermentasi anaerobik pada
suhu 35-40
o
C, selama 30 hari
18
Gambar 8. Desain reaktor biogas skala 10 liter
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN