Nilai pH PENGARUH PENAMBAHAN FEED TERHADAP KINERJA KONDISI

31 menjadikan tanaman tidak tumbuh maksimal atau potensi hasilnya tidak maksimal atau tidak mampu menyempurnakan proses reproduksi yang normal. Peranan P dalam tanaman sebagai penyimpanan dan pemindahan energi yang berpengaruh terhadap berbagai proses lain dalam tanaman. Adanya P dibutuhkan untuk reaksi biokimiawi penting, seperti pemindahan ion, kerja osmotik, reaksi fotosintesis dan glikolisis.

4.4.5 Nilai pH

Secara umum mikroorganisme tumbuh optimal pada kondisi pH netral, hanya beberapa mikroorganisme saja yang hidup pada kondisi ekstrim. Terdapat dua kelompok mikroorganisme penting dalam proses pembentukkan biogas, yaitu kelompok bakteri asidogen dan bakteri metanogen. Menurut Romli 2010 berdasarkan pH optimumnya, ada dua kelompok bakteri anaerobik, yaitu asidogen dan metanogen. Selang pH terbaik untuk asidogen berkisar 5.5- 6.5 dan untuk metanogen 7.8-8.2. nilai selang pH yang baik untuk kombinasi kedua kultur adalah 6.8-7.4 dengan pH netral sebagai kondisi optimum. Hasil analisis bahan awal pH bahan menunjukkan pada pH asam yaitu sekitar 5.1 sama halnya dengan Alvarez dan Liden 2007 yang melakukan percobaan fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas menggunakan bahan sampah sayuran dan buah-buahan, pada karakteristik bahan awal menunjukkan nilai pH 4.9. Kondisi ini yang mungkin membuat proses fermentasi anaerobik tidak optimal mengingat bahwa bakteri metanogen optimal hidup pada kondisi pH netral. Gambar 17 menyajikan nilai pH sampah padat dari setiap batch selama proses fermentasi berlangsung. Hasil pengamatan menunjukkan pH sampah padat awal batch ke-1 berkisar antara 5.1-4.6, sementara itu untuk pH sampah padat feed 50 batch ke-2 berkisar antara 4.2-7.9, nilai pH yang melebihi netral atau bahkan termasuk basa dihasilkan ketika alat pH meter tidak dikalibrasi terlebih dahulu sehingga data yang dihasilkan sedikit error. Kemudian pada pH sampah padat feed 75 batch ke-3 nilai pH menunjukkan kondisi asam yaitu berkisar antara 2.5-4.2. 32 Gambar 17. pH sampah padat selama fermentasi Dari hasil pengamatan selama fermentasi, nilai pH baik itu nilai pH dari sampah padat maupun pH dari lindi yang terbentuk menunjukkan pada kondisi asam pH dibawah 7. Menurut Speece 1996 di dalam Khanal 2008 melaporkan bahwa sekelompok bakteri metanogen dapat hidup stabil pada pH di bawah dari nilai optimum. Ketika pH di bawah 5, ditemukan bakteri metanogen yang hidup dan bertahan sekitar 25 dari jumlah pada kondisi pH netral. Alvarez dan Liden 2007 pada percobaanya menggunakan sampah sayur dan buah- buahan, kondisi steady state digester dicapai pada kondisi pH 4.4, dengan produksi biogas 0.3 literhari. Total VFA Volatile Fatty Acid pada hari ke-1 sampai hari ke-10 meningkat drastis dari 2.5-8.1 gliter dan meningkat secara perlahan sampai hari ke-25. Kandungan VFA yang paling dominan adalah asam asetat sekitar 50-70 dari total FVA dan sisanya adalah asam propionat dan asam butirat. 33 Gambar 18. pH Lindi sampah selama fermentasi Nilai pH bahan padat tentu erat kaitannya dengan nilai pH lindi, karena lindi adalah cairan rembesan hasil degradasi bahan padat. Jika nilai pH bahan padatnya asam maka pH lindinya pun tidak jauh berbeda dengan nilai pH bahan padatnya. Gambar 18 menunjukkan nilai pH lindi dari setiap batch selama fermentasi berlangsung. Hasil pengamatan menunjukkan nilai pH dari setiap batch berkisar antara 3.9-5.4.

4.4.6 Digestat