lahan kering dan padang penggembalaan umum yang telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat.
Kawasan Cot Seuribe dengan tingkat kesuburan tanah dan ketersedian air yang rendah dibandingkan kawasan Blang Ubo-ubo menyebabkan pengaruh
musim kemarau merupakan faktor pembatas. Berdasarkan kondisi agrofisik lahan pada kedua kawasan tersebut yang berbeda maka perlu adanya
penangganan melalui pembangunan sarana prasaran dan kebijakan penggunaan lahan untuk mendukung produktivitas lahan bagi keberlanjutan pengembangan
kawasan sapi potong VBC di kabpaten Aceh Besar.
b. Ketersedian Hijauan Makanan Ternak
Padang rumput alam dan hijauan pakan yang tumbuh di padang penggembalaan dan pinggiran hutan masih merupakan pakan utama ternak sapi
Bali pada sistem pemeliharaan di kedua kawasan sapi potong VBC kabupaten Aceh Besar. Pengembangan hijauan pakan ternak berupa penanaman rumput
gajah Penissetum purpureum pada lahan kebun rumput dan rumput gembalaan Brachiaria humidicola pada lahan penggembalaan telah dilakukan pada saat
awal program berjalan. Selain itu pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan sebagai pakan ternak dedak, kulit kakao, limbah tanaman palawija, ampas
singkong dan ubi jalar belum dilakukan walaupun ketersediaannya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Hasil pengamatan sebagian lahan pengembangan hijauan pakan ternak di kedua kawasan dengan kondisi lahan yang rusak dimana infasi gulma berupa
rumput alam dan semak belukar serta dibeberapa tempat kondisi permukaan tanah yang terbuka. Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan tatalaksana
penggembalaan yang buruk dan terjadinya overgrazing tanpa menerapkan pola penggembalaan bergilir padok sehingga kemampuan hijauan rumput unggul
untuk beregenerasi terganggu dan pada akhirnya vegetasi tanaman mati. Perbaikan kondisi padang penggembalaan yang dilakukan anggota kelompok
melalui kegiatan gotong royong berupa pembersihan lahan, namun jarang dilakukan kecuali di kelompok petani ternak di desa Sukamulia yang
melakukannya secara rutin setiap bulan sekali. Kondisi tersebut berkaitan
dengan ketersedian dana, waktu dan kurangnya motivasi petani ternak karena masing-masing anggota memiliki pekerjaan pokok diluar kegiatan kawasan.
Pengembangan hijauan pakan ternak dengan kondisi topografi berbukit di kawasan Blang Ubo-ubo harus dilakukan penerapan pola tanam dan pemilihan
jenis hijauan pakan ternak yang sesuai untuk mengatasi erosi, sedangkan kesuburan tanah yang rendah di kawasan Cot Seuribe perlu perlakuan
penggolahan tanah maupun penggembalaan bergilir.
c. Ternak