Ternak Teknologi Budidaya Umur ≥ 2 Tahun a. Jumlah Sampel n

dengan ketersedian dana, waktu dan kurangnya motivasi petani ternak karena masing-masing anggota memiliki pekerjaan pokok diluar kegiatan kawasan. Pengembangan hijauan pakan ternak dengan kondisi topografi berbukit di kawasan Blang Ubo-ubo harus dilakukan penerapan pola tanam dan pemilihan jenis hijauan pakan ternak yang sesuai untuk mengatasi erosi, sedangkan kesuburan tanah yang rendah di kawasan Cot Seuribe perlu perlakuan penggolahan tanah maupun penggembalaan bergilir.

c. Ternak

Ternak sapi potong yang dikembangkan di kawasan sapi potong VBC kabupaten Aceh Besar adalah bangsa sapi Bali sebagai bibit dasar populasi. Populasi sapi Bali dalam kawasan Blang Ubo-ubo masih rendah dibandingkan dengan ketersedian lahan menghasilkan hijauan pakan ternak yaitu 24.20 – 36.73 sehingga kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia KPPTR di kawasan tersebut masih cukup tinggi. Berbeda kondisinya dengan kawasan Cot Seuribe dimana tingkat populasi ternak dibandingkan kemampuan lahan menghasilkan hijauan pakan ternak yang rendah sehingga kapasitas peningkatan populasi ternak yang rendah. Hasil pendugaan bobot badan menunjukkan bahwa sapi Bali di kedua kawasan memiliki produktivitas yang rendah. Persentase kelahiran 2.94 – 14.66 dan kematian 10.62 – 24.72 dari populasi menunjukkan tingkat kematian relatif masih cukup tinggi dibandingkan dengan tingkat kelahiran. Berdasarkan kondisi tersebut menunjukkan kinerja reproduksi dan produksi ternak sapi pada kawasan tersebut masih belum optimal. Salah satu ciri dari kawasan baru adalah ternak sapi yang dipelihara memiliki tingkat reproduksi yang rendah, dicirikan dengan tingkat kelahiran dibawah 50 dan kematian anak sapi ≥15 serta memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah dengan rataan pertambahan bobot badan dibawah 0.5 kgekorhari Deptan 2002.

d. Teknologi Budidaya

Untuk komponen teknologi budidaya pada kawasan sapi potong VBC kabupaten Aceh Besar penerapannya hanya pada level produksi subsistem yaitu teknologi input rendah sehingga pemakaian input dan biaya produksi sangat minim. Pada aspek teknologi budidaya menunjukkan kedua kawasan masih pada tahapan kawasan baru yang dicirikan ; 1 Jenis sapi yang dibudidaya terutama jenis sapi lokal yaitu sapi Bali, 2 Metode pembiakan sapi masih tergatung pada kawin alam, penggunaan pejantan unggul dan teknik inseminasi buatan dengan semen pejantan unggul belum diterapkan dan belum ada seleksi yang terarah untuk memperbaiki mutu bibit sapi Bali, 3 Sumber pakan ternak terutama mengandalkan rumput alam tanpa tambahan hijauan potongan dan limbah sisa hasil pertanian dan perkebunan untuk diolah sebagai sumber pakan maupun konsentrat, hanya mineral mineral blok dan garam yodim yang sering diberikan bergantung pada ketersedian dana dari kas kelompok, penggadaan dari Dinas Peternakan kabupaten Aceh Besar maupun perorangan, 3 Sistem budidaya