Analisis Biaya Perolehan Air Tanah : Data Empirik

87

6.5.1.4. Biaya Pemompaan Pemakai Air Tanah Kategori Sosial atau Institusi

Besaran pemakaian air untuk keperluan sosial dan institusi menurut standar pedoman konstruksi dan bangunan yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum, misalnya sebagai berikut: universitas kebutuhan air 20 litermahasiswahari, sekolah kebutuhan air 15 litersiswahari, rumah sakit kurang dari 100 tempat tidur kebutuhan air 340 litertempat tidurhari rumah sakit dengan lebih 100 tempat tidur kebutuhan air 400-450 litertempat tidurhari. Sebagai ilustrasi dihitung biaya listrik untuk pemompaan air sebuah universitas dengan 3.000 mahasiswa + 250 staf akademik dan non-akademik, hari efektifkerja 25 hari per bulan, memakai listrik dengan batas daya 3.500 VA – 200 kVA listrik prabayar, mesin pompa mode Wasser PC 500 EA dengan faktor koreksi kapasitas 60. Biaya listrik untuk pemompaan per bulan dapat dihitung sebagai berikut:

6.5.2. Analisis Biaya Perolehan Air Tanah : Data Empirik

Analisis ini didasarkan di Kampus UKRIDA II Jalan Terusan Arjuna Kebon Jeruk Jakarta Barat mulai bulan November 2004 sampai Agustus 2009. Rincian jumlah pemakaian, besarnya pajak air tanah yang harus dibayar dipaparkan secara rinci pada Lampiran 2. Tagihan pajak atau harga air tanah pada dasarnya merupakan biaya bagi pemakai. Pengeluaran untuk membayar pajak air tanah adalah salah satu komponen biaya untuk memberikan jasa pendidikan suplai. Dengan demikian dari perspektif pemakaikonsumen kemudian bisa 88 dibuat biaya rata-rata, biaya marjinal, dan selanjutnya bisa didapatkan fungsi biaya total. Rata-rata besarnya pajak air tanah berdasarkan data Nopember 2004 sampai Mei 2009 adalah Rp. 441,28m 3 . Sejak diberlakukannya NPA yang baru berdasarkan Pergub 372009 rata-rata besarnya pajak air tanah adalah Rp. 5366,60m 3 dihitung berdasarkan pemakaian Juni sampai Agustus 2009, mengalami kenaikan sebesar 1.116,14 atau besarnya pajak yang baru 12,16 kali lipat harga yang lama. Dari data empirik tersebut juga didapatkan besarnya biaya marjinal untuk berbagai kisaran pemakaian pada tarif pajak lama atau sebelum diberlakukannya Pergub 372009, seperti dtitunjukkan dalam Tabel 33. Tabel 33. Biaya Rata-rata, Biaya Marjinal, dan Fungsi Biaya Total pada Berbagai Kisaran Pemakaian Air Tanah di Provinsi DKI Jakarta Rpm 3 Kisaran Pemakaian Q AC MC Fungsi TC 42 – 81 m 3 bulan 409,24 439,66 TC = 439,66Q 81 – 455 m 3 bulan 437,60 450,00 TC = 450Q 455 – 527 m 3 bulan 446,13 468,90 TC = 468,90Q 527 – 919 m 3 bulan 457,56 500,40 TC = 500,40Q 919 – 1.652 m 3 bulan 486,64 544,16 TC = 544,16Q Selanjutnya dari MC bisa didapatkan TC, yakni , misalnya untuk MC = 439,66 maka . Sesuai dengan keputusan gubernur yang mengatur pajak air tanah, dalam hal pemakaian air tanah tidak dipungut biaya abonemen atau biaya tetap, sehingga pada saat tidak ada pemakaian , maka sehingga , dengan demikian . Gambar 4 menunjukkan TC, AC, dan MC pada semua kisaran pemakaian air tanah berdasarkan data empirik diatas. 89 Gambar 4. TC, AC, dan MC Berdasarkan Data Empirik 90 Pada semua kisaran pemakaian, yang menunjukkan kenaikan jumlah pemakaian, tampak MC AC, hal ini menunjukkan model tarif yang dipakai adalah increasing block tariff atau kenaikan satuan biaya pemakaian seiring dengan kenaikan jumlah pemakaian.

6.5.3. Komparasi Biaya Perolehan Air Tanah dan Air PAM di Provinsi DKI Jakarta