35 Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rata-rata pengambilan dan
pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Hipotesis alternatif bermakna terdapat
perbedaan – dalam hal ini penurunan – rata-rata pengambilan air tanah
sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Menentukan tingkat signifikansi level of significance atau nilai . Dalam
penelitian ini ditetapkan .
Menetapkan nilai kritis atau nilai , dalam hal ini dicari dari tabel
distribusi t dengan derajat bebas , dimana adalah jumlah sampel.
Menghitung perbedaan untuk setiap pasangan data, yakni . Nilai
dan masing-masing menunjukkan rata-rata pengambilan dan
pemanfaatan air tanah per bulan sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru untuk masing-masing sampel.
Menghitung nilai nilai dengan rumus sebagai berikut:
dimana dan
Menentukan keputusan, menolak atau menerima hipotesis nol. Dalam hal ini hipotesis nol ditolak jika:
atau Prosedur penggunaan program SPSS untuk uji-t adalah sebagai berikut:
1 input data penggunaan air tanah sebelum dan sesudah pemberlakukan NPA yang baru pada lembar input data SPSS Data Editor, kemudian variabel
diberi nama dan
. 2 Pilih Analyze
– Compare Means – Paired-Samples T Test. Setelah muncul kotak dialog, isikan variabel
dan , setelah itu tekan OK.
3 Pada lembar output lihat nilai Sig., jika nilainya kurang atau sama dengan 0,05 berarti signifikan atau tolak hipotesis nol.
4.3.5. Uji- z Sampel Berpasangan
Uji-z digunakan jika asumsi normalitas pada uji-t tidak dipenuhi tetapi jumlah sampel besar Weiss, 1993. Pengertian sampel besar adalah
30. Pada dasarnya semua tahapan pengujian sama dengan prosedur uji-t, perbedaanya
36 hanya terletak pada penetapan statistik uji
dan wilayah penolakan hipotesis nol. Nilai statistik uji dihitung dengan rumus sebagai berikut:
dimana dan
Untuk tingkat signifikansi 5 dan pengujian dua arah two-tailed nilai = ±1,96. Dengan demikian, keputusannya adalah menolak hipotesis nol
jika 1,96 atau
-1,96. Menolak hipotesis nol artinya menerima hipotesis alternatif, yakni
.
4.3.6. Uji Permutasi Sampel Berpasangan
Prosedur dan asumsi uji permutasi sampel berpasangan the permutation test for paired replicates, sebagaimana dipaparkan dalam Siegel dan Castellan,
Jr. 1988, adalah sebagai berikut: Uji ini mensyaratkan skala pengukuran data interval. Nilai dalam penelitian
ini memenuhi persyaratan tersebut. Menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian
hipotesisnya adalah: dan
Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta sebelum dan sesudah
diberlakukannya NPA yang baru. Hipotesis alternatif bermakna terdapat perbedaan
– dalam hal ini penurunan – rata-rata pengambilan air tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru.
Menentukan tingkat signifikansi level of significance atau nilai dan jumlah sampel. Dalam penelitian ini ditetapkan
= 0.05 dan jumlah sampel N. Menyusun daftar pasangan sampel dan menghitung perbedaannya ,
kemudian mencari nilai .
Menentukan sebaran sampel, yakni semua kemungkinan untuk semua
kemungkikan permutasi tanda . Jumlah kemungkinan sebaran sampel ,
ditentukan dengan rumus .
Menentukan daerah penolakan hipotesis nol dengan rumus . Untuk
pengujian dua arah two-tailed, jumlah nilai ekstrim terbesar largest
37 dan nilai ekstrim
terkecil smallest dihitung dengan rumus dibagi 2.
Menentukan keputusan menolak atau menerima hipotesis nol. Dalam hal ini hipotesis nol ditolak jika nilai
terletak diantara kelompok nilai-nilai ektrim terbesar atau terkecil.
Menurut Siegel dan Castellan, Jr. 1988 untuk sampel besar, misalnya , jumlah semua kemungkinan adalah 2
13
= 8.192 kemungkikan. Jika ditetapkan
= 0.05, maka didapatkan total 410 kemungkinan nilai ektrim. Perhitungan semua kemungkinan nilai
ektrim akan sangat melelahkan, untuk itu Siegel dan Castellan, Jr. 1988 mngusulkan digunakan
uji The Wilcoxon Signed Ranks Test.