Komparasi Biaya Perolehan Air Tanah dan Air PAM di Provinsi DKI Jakarta

90 Pada semua kisaran pemakaian, yang menunjukkan kenaikan jumlah pemakaian, tampak MC AC, hal ini menunjukkan model tarif yang dipakai adalah increasing block tariff atau kenaikan satuan biaya pemakaian seiring dengan kenaikan jumlah pemakaian.

6.5.3. Komparasi Biaya Perolehan Air Tanah dan Air PAM di Provinsi DKI Jakarta

Biaya pemakaian air PAM DKI Jakarta ditentukan berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 2007 tanggal 15 Januari 2007 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis PTO Air Minum Semester I Tahun 2007 di DKI Jakarta berlaku terhitung bulan Februari 2007. Biaya pemakaian air PAM DKI Jakarta berlaku sama untuk wilayah timur dan barat. Biaya pemakaian air PAM DKI Jakarta berdasarkan kelompok pelanggan dipaparkan dalam Tabel 34 dan 35. Tabel 34. Biaya Pemakaian Air PAM DKI Jakarta No. Kelompok Pelanggan Blok Pemakaian dan Tarif Air Rp m 3 0-10 m 3 11-20 m 3 20m 3 1 Kelompok I 1.050,- 1.050,- 1.050,- 2 Kelompok II 1.050,- 1.050,- 1.575,- 3 Kelompok IIIA 3.550,- 4.700,- 5.500,- 4 Kelompok IIIB 4.900,- 6.000,- 7.450,- 5 Kelompok IVA 6.825,- 8.150,- 9.800,- 6 Kelompok IVB 12.550,- 12.550,- 12.550, - 7 Kelompok VKhusus 14.650,- 14.650,- 14.650,- 91 Tabel 35. Kelompok Pelanggan Air PAM DKI Jakarta Kelompok I: Tempat Ibadah, Hidran dan Ledeng Umum, Asrama Badan Sosial, dan Rumah Yatim Piatu, Kelompok II: Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Tangga Sangat Sederhana, dan Rumah Susun Sangat Sederhana. Kelompok IIIA: Rumah Tangga Sederhana, Rumah Susun Sederhana, dan Stasiun Air dan Mobil Tangki. Kelompok IIIB: Rumah Tangga Menengah, Rumah Susun Menengah, KiosWarung, Bengkel Kecil. Usaha Kecil Dalam Rumah Tangga, Lembaga Swasta Non Komersial, dan Usaha Kecil. Kelompok IVA: Rumah Tangga di atas Menengah, KedutaanKonsulat, Kantor Instansi Pemerintah, Kantor Perwakilan Asing, Lembaga Swasta Komersial, Institusi PendidikanKursus, Instansi TNI, Usaha Menengah, Usaha Menengah Dalam Rumah Tangga, Tempat Pangkas Rambut, Penjahit, Rumah MakanRestoran, RS SwastaPoliklinikLaboratorium, Praktek Dokter, Kantor Pengacara, Hotel MelatiNon Bintang, Industri Kecil, Rumah Susun di atas Menengah, Bengkel Menengah. Kelompok IVB: Hotel Berbintang 1,2,3MotelCottage, SteambathSalon Kecantikan, Night ClubKafe, Bank, Service Station, Bengkel Besar, Perusahaan PerdaganganNiagaRukoRukan, Hotel Berbintang 4, 5, Gedung Bertingkat Tinggi, ApartemenKondominium, Pabrik Es, Pabrik MakananMinuman, Pabrik KimiaObatKosmetik, PabrikGudang Perindustrian, Pabrik Tekstil, PergudanganIndustri Lainnya, Tongkang Air, P.T. Jaya Ancol,. Kelompok VKhusus: BPP Tanjung Priok Komparasi biaya pemakaian air bersih yang disediakan PAM DKI Jakarta dengan pajak air tanah dipaparkan dalam Tabel 36. Tarif air PAM DKI Jakarta dan pajak air tanah disusun dengan konsep yang sama, yakni increasing block tariff, yakni tarif pemakaian air atau pajak air berbeda untuk setiap subjek pemakai kelompok pelanggan dan besarannya meningkat seiring dengan jumlah pemakaian yang semakin besar. Perbedaan pada keduanya adalah klasifikasi kelompok pelanggan dan batasan jumlah pemakaian yang berbeda. Secara 92 kelembagaan sebenarnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki kewenangan untuk diterapkannya klasifikasi pelanggan dan batasan pemakaian yang sama, hal ini akan memudahkan pemantauan ataupun komparasi tarif kedua jenis sumber air tersebut. Tabel 36. Komparasi Pajak Air Tanah dan Biaya Pemakaian Air PAM Untuk Pelanggan Dalam Jangkauan PAM DKI Jakarta No. Subjek Pajak Air Tanah Lama Pajak Air Tanah Baru Tarif Air PAM 1 Lembaga Swasta Non Komersial Non Niaga Non Niaga IIIB Pemakaian 10 m 3 bulan 6.504,00 88.664,00 49.000,00 Pemakaian 20 m 3 bulan 13.008,00 177.328,00 64.900,00 Pemakaian 50 m 3 bulan 32.520,00 443.320,00 288.400,00 2 Institusi pendidikanLembaga Kursus Non Niaga Non Niaga IVA Pemakaian 10 m 3 bulan 6.288,00 88.664,00 68.250,00 Pemakaian 20 m 3 bulan 12.576,00 177.328,00 149.750,00 Pemakaian 50 m 3 bulan 31.440,00 443.320,00 443.750,00 3 Usaha kecil dalam rumah tangga Niaga Kecil Niaga Kecil IIIB Pemakaian 20 m 3 bulan 28.008,00 198.328,80 109.000.00 Pemakaian 50 m 3 bulan 70.020,00 495.822,00 332.500.00 Pemakaian 250 m 3 bulan 380.100,00 2.525.775,60 1.748.000.00 4 Rumah Sakit Swasta, Praktek Dokter Niaga Kecil Niaga Kecil IVA Pemakaian 20 m 3 bulan 31.992,00 198.328,80 149.750,00 Pemakaian 50 m 3 bulan 79.980,00 495.822,00 443.750,00 Pemakaian 250 m 3 bulan 429.900,00 2.525.775,60 2.305.750,00 93 Lanjutan Tabel 36 No. Subjek Pajak Air Tanah Lama Pajak Air Tanah Baru Tarif Air PAM 5 Rusun sederhana Industri Kecil IIIA Pemakaian 20 m 3 bulan - 291.660,00 82.500,00 Pemakaian 50 m 3 bulan - 729.150,00 247.500,00 Pemakaian 250 m 3 bulan - 3.645.750,00 1.292.500,00 6 Hotel Bintang 1, 2, 3 Niaga Besar Industri Kecil IVB Pemakaian 20 m 3 bulan 49.992,00 291.660,00 251.000,00 Pemakaian 50 m 3 bulan 124.980,00 729.150,00 627.500,00 Pemakaian 250 m 3 bulan 675.060,00 3.715.748,40 3.012.000,00 7 Hotel Bintang 4 dan 5 Niaga Besar Niaga Besar IVB Pemakaian 20 m 3 bulan 55.008,00 338.325,60 251.000,00 Pemakaian 50 m 3 bulan 137.520,00 845.814,00 627.500,00 Pemakaian 250 m 3 bulan 737.520,00 4.322.401,20 3.137.500,00 Pemakaian 500 m 3 bulan 1.487.520,00 8.784.799,20 6.275.000,00 8 Pabrik tekstil Industri Besar Industri Besar IVB Pemakaian 50 m 3 bulan 150.000,00 1.020.810,00 627.500,00 Pemakaian 250 m 3 bulan 810.000,00 5.220.714,00 3.137.500,00 Pemakaian 500 m 3 bulan 1.635.000,00 10.616.424,00 6.275.000,00 Pemakaian 750 m 3 bulan 2.535.000,00 16.157.964,00 9.412.500,00 Pemakaian 1.000 m 3 bulan 3.435.000,00 21.845.334,00 12.550.000,00 Pemakaian 2.000 m 3 bulan 7.434.600,00 45.178.134,00 25.100.000,00 Komparasi biaya seperti ditunjukkan dalam Tabel 36 menunjukkan biaya perolehan air tanah diluar biaya listrik lebih murah dibandingkan biaya perolehan air PAM DKI Jakarta diluar biaya tetap dan biaya-biaya administrasi lainnya. Hal ini sudah sesuai dengan prinsip pengelolaan sumber daya alam, yakni mendahulukan pemakaian sumber daya yang sifatnya dapat pulih 94 renewable resources. Selain itu hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih mengutamakan pemakaian air permukaan ketimbang air tanah. 95 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan