Permasalahan Pada Gizi Lansia Penialain Status Gizi

3. Berkurangnya sekresi saliva dapat menimbulkan kesulitan dalam menelan dan mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi. Webb Copeman 1996 4. Kehilangan gigi. Separuh lanjut usia telah banyak kehilangan gigi yang mengakibatkan terganggunya kemampuan dalam mengkonsumsi makanan dengan tekstur keras, sedangkan makanan yang memiliki tekstur lunak biasanya kurang mengandung vitamin A, vitamin C , dan serat sehingga menyebabkan mudah mengalami konstipasi. 5. Menurunnya sekresi HCl. HCl merupakan faktor ekstrinsik yang membantu penyerapan vitamin B 12 dan kalsium, seta utilisasi protein. Kekurangan HCl dapat menyebabkan lanjut usia mudah terkena osteoporosis, defisiensi zat besi yang menyebabkan anemia sehingga oksigen tidak dapat diangkut dengan baik. 6. Menurunnya sekresi pepsin dan enzim proteolitik mengakibatkan pencernaan protein tidak efisien. 7. Menurunnya sekresi garam empedu mengganggu proses penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K. 8. Penurunan motilitas usus. Terjadinya penurunan motilitas usus yang memperpanjang waktu singgah transit time dalam saluran gastroinstestinal mengakibatkan pembesaran perut dan konstipasi. Fatmah,2010,32.

2.2.5 Permasalahan Pada Gizi Lansia

1. Penyakit kronis : jantung, diabetes, hipertensi. 2. Problem like depression : kehilangan daya ingat, arthritis yang dapat mengubah nafsu makan 3. Kesehatan mulut buruk : penyakit gigi, susah menelan dan mulut kering 4. Obat : terkadang lanjut usia suka menelan obat bebas tanpa resep 5. Kemiskinan 6. Hidup sendiri bagi yang tidak hidup dipanti werda dan merasa dirinya sehat 7. Masalah dan morbiditas : tidak bisa melakukan kegiatannya sendiri. Azizah,2011;56.

2.2.6 Penialain Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. 2. Penilaian Status Gizi Untuk menentukan status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: 1 Klinis Digunakan untuk memeriksa tanda-tanda fisik dan gejala-gejala kesehatan dalam kaitannya dengan kurang gizi. 2 Biokimia Digunakan untuk mengetahui kejadian status gizi kurang secara dini, pemeriksaan cara biokimia ini dilakukan pada pemeriksaan jaringan tubuh seperti darah dan urin. 3 Biofisik Dilakukan misalnya terhadap tulang untuk menilai derajat osteoporosi, jantung untuk kecurigaan beri-beri dan smear terhadap mukosa organ tertentu. 4 Antropometri Adalah pengukuran variasi berbagai dimensi fisik dan komposisi tubuh secara umum pada berbagai tahapan umur dan derajat kesehatan. Pengukuran dilakukan meliputi berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit dan khusus pada lanjut usia adalah pola distribusi lemak. Ausman dan Russel, 1991. Semua hasil pengukuran tersebut harus dikontrol terhadap umur kecuali pola distribusi lemak dan jenis kelamin: pemeriksaan tinggi badan pada lanjut usia dapat bermasalah karena terjadinya osteoporosis untuk itu diganti dengan penentuan indeks massa tubuh IMT. Rabe, et, all, 1995. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : IMT: Berat badan BB TBm X TB m Azizah, 2011;56

2.2.7 Kebutuhan Gizi lanjut Usia