mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian. Soekirma ; 2000.
2.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Selera Makan Lanjut Usia
1. Kehilangan gigi. Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kekurangan kenyamanan atau munculnya rasa sakit saat mengunnyah
makanan. 2. Kehilangan indera perasa dan penciuman. Hilangnya indera perasa dan
penciuman akan menurunkan nafsu makan. Selain itu, sensitivitas rasa mans dan asin berkurang.
3. Berkurangnya caian saluran cerna sekresi pepsin, dan enzim – enzim pencernaan proteolitik . pengurangan ini mengakibatkan penyerapan
protein tidak berjalan efisien. 4. Berkurangnya sekresi saliva. Kurangnya saliva dapat menimbulkan
kesulitan dalam menelan dan dapat mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi.
5. Penurunan motilitas usus. Terjadinya penurunan motilitas usus yang memperpanjang waktu singgah transit time dalam saluran
gastroinstestinal mengakibatkan pembesaran perut dan konstipasi. Fatmah,2010;31-32.
2.2.4 Perubahan Fisiologi yang Berhubungan dengan Aspek Gizi Pada Lansia dan pengaruhnya .
1. Semakin berkurangnya indera penciuman dan perasa umumnya membuat lansia kurang dapat menikmati makanan dengan baik. Hal ini
menyebabkan kurangnya supan pada lanjut usia atau penggunaan bumbu seperti kecap atau garamyang berlebihan yang tentunya dapat berdampak
kurang baik bagi kesehatan lanjut usia. 2. Perubahan yang banyak terjadi pada fisiologi gastroinstestinal yang
mempengaruhi ketersediaan hayati adalah atrofi gastritis.
3. Berkurangnya sekresi saliva dapat menimbulkan kesulitan dalam menelan dan mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi. Webb
Copeman 1996 4. Kehilangan gigi. Separuh lanjut usia telah banyak kehilangan gigi yang
mengakibatkan terganggunya kemampuan dalam mengkonsumsi makanan dengan tekstur keras, sedangkan makanan yang memiliki
tekstur lunak biasanya kurang mengandung vitamin A, vitamin C , dan serat sehingga menyebabkan mudah mengalami konstipasi.
5. Menurunnya sekresi HCl. HCl merupakan faktor ekstrinsik yang membantu penyerapan vitamin B
12
dan kalsium, seta utilisasi protein. Kekurangan HCl dapat menyebabkan lanjut usia mudah terkena
osteoporosis, defisiensi zat besi yang menyebabkan anemia sehingga oksigen tidak dapat diangkut dengan baik.
6. Menurunnya sekresi pepsin dan enzim proteolitik mengakibatkan pencernaan protein tidak efisien.
7. Menurunnya sekresi garam empedu mengganggu proses penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K.
8. Penurunan motilitas usus. Terjadinya penurunan motilitas usus yang memperpanjang waktu singgah transit time dalam saluran
gastroinstestinal mengakibatkan pembesaran perut dan konstipasi. Fatmah,2010,32.
2.2.5 Permasalahan Pada Gizi Lansia