Perubahan suhu ∆T terkecil dihasilkan pada rpm 292 dan yang terbesar pada

5.5.3 Pengukuran tail beat frekuensi

Pengukuran tail beat frekuensi dilakukan menurut prosedur kerja sebagai berikut: Pertama, ikan diambil dari akuarium pemeliharaan dengan menggunakan serok dan dipindahkan ke dalam flume tank. Setelah dipindahkan ke dalam flumetank, ikan dibiarkan selama 15 menit dan diberi kecepatan sebesar 0,5 BLs untuk orientasi dan membiasakan ikan terhadap arus. Dalam anjurannya Beamish 1981 yang menyatakan bahwa untuk orientasi dan menghilangkan pengaruh penanganan ikan dari alam ke tempat penelitian, diperlukan waktu paling sedikit satu jam sebelum ikan diperlakukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini ikan uji telah diaklimatisasi terlebih dahulu ditangki pemeliharaan berkapasitas 300 l selama 2 minggu. Selesai perlakuan orientasi, kecepatan arus mulai ditingkatkan dengan mengatur frekuensi inverter. Kecepatan arus ditingkatkan sampai dengan kecepatan yang telah ditetapkan V 1 hingga V 10 . Tail beat ikan uji pada setiap tingkatan kecepatan arus dihitung melalui analisa hasil rekaman video berkecepatan tinggi 210fs. Video ini akan terbaca oleh pemutar video Windows Media Player dengan durasi 7 kali lebih panjang, karena mempunyai kemampuan membaca 30 framedetik. Perekaman video ini dilakukan bersamaan pada saat pengukuran swimming endurance. Perekaman dengan video berkecepatan tinggi ini dilakukan setiap interval waktu 10 menit dengan lama perekaman selama 5 sampai dengan 10 detik tiap kalinya. Hasil penghitungan tail beat dari setiap rekaman ini menghasilkan satu data frekuensi tail beat TBs. Data dari setiap perlakuan kecepatan kemudian di rata-ratakan. Prosedur yang sama dilakukan untuk kecepatan arus yang lain, yaitu V 2 hingga V 10 . Data yang telah didapat kemudian disusun kedalam bentuk tabel. Data tersebut berfungsi sebagai hasil pengamatan dan bahan analisis peneliti. Dari tabel tersebut diperoleh hubungan antara frekuensi tail beat dengan nilai kecepatan renang yang diujikan.

5.5.4 Penentuan pola gerak ikan kerapu bebek

Pola gerak renang dapat ditentukan dengan pengamatan langsung di lapangan maupun di laboratorium. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan mini flume tank hasil konstruksi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan video camera recorder agar diperoleh hasil pengamatan yang lebih akurat. Pola renang ikan dapat dilihat dengan mengamati hasil rekaman pergerakan ikan dari arah dorsal dan sisi samping yang dilakukan secara bersamaan. Pengamamatan ini dilakukan pada beberapa tingkat kecepatan. Perekaman pola gerak ikan pada saat ikan berenang dengan kecepatan konstan atau sama dengan kecepatan flume tank. Langkah selanjutnya adalah mentransfer hasil rekaman video ke PC untuk di analisa secara digital. Penentuan mode renang ikan, dilakukan dengan mendigitasi gerak tubuh dan sirip ikan uji hasil rekaman video yang kemudian dibandingkan dengan pola gerak menurut Lindsey 1978 hasil penyempurnaan pengelompokkan gerakan ikan yang dirilis oleh Breder 1926.

5.5.5 Penentuan burst speed

Untuk mendapatkan kecepatan lompatan burst speed dilakukan dengan menganalisa hasil rekaman video yang diambil dengan kecepatan 210 framedetik, kira-kira tujuh kali dari kecepatan normal biasanya 27 sd 30 frames. Melalui video tersebut diambil satu scene potongan film yang menunjukkan satu gerakan burst speed kemudian dihitung durasi scene tersebut t sc dan jarak tempuh ikan s dengan menghitung jumlah gridgaris skala yang dilaluinya. Jarak grid pada flume tank adalah 2 cm. Langkah selanjutnya adalah menghitung burst speed dengan menjumlahkan kecepatan arus flume tank v f dengan kecepatan lompatan ikan pada video v v , sehingga: Burst speed = v f + v v ………………………………..10 Kecepatan lompatan ikan pada video adalah jarak tempuh ikan dibagi dengan waktu tempuhdurasi scene t sc . Waktu tempuh nyata sebenarnya sama dengan waktu tempuh pada video t sc dibagi dengan 7, sehingga kecepatan ikan yang tampak pada video mengikuti persamaan berikut: