Kecepatan renang ikan Hasil dan Pembahasan .1 Pengolahan film

bersamaan dilakukan pula pengukuran terhadap perubahan suhu air dan hasilnya adalah : pada rpm motor listrik yang berbeda-beda, selama lebih dari 200 menit terjadi peningkatan suhu dari 0,2 sd. 1,8 o C. Unjuk kerja motor listrik selain menunjukkan rpm yang stabil, demikian pula dengan perubahan suhunya, suhu motor listrik stabil di bawah 60 o C pada frekuensi 10 sd 40 Hz. dan stabil pada suhu 73 o C untuk frekuensi 50 Hz. Kecepatan arus yang bisa dihasilkan sistem propeller pada flume tank ini dapat diatur dari 0 sampai dengan 85 cms 1,7 knot dengan selang kecepatan yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Selain kecepatan arus yang dapat diatur sesuai dengan keinginan peneliti , sifat arus pada ruang pengamatanjendela observasi juga telah di uji dengan metode Dye test, hasil dari jejak warna tinta yang bergerak pada kolom air menunjukkan sifat arus yang dapat digolongkan laminer Noakes dan Sleigh, 2009. Kenyamanan dan kesehatan bekerja merupakan hal yang perlu juga diperhatikan saat melakukan penelitian dengan menggunakan mesin. Masalah kenyamanan dan kesehatan yang perlu diperhatikan disini adalah tentang kebisingan alat saat bekerja. Menariknya sistem pembangkit arus pada mini flume tank ini pada rpm motor listrik yang rendah hingga tertinggi 100 sd 1400 rpm hanya menghasilkan tingkat kebisingan yang kecil, yaitu berkisar antara 49 sd 61 dB. Tingkat kebisingan ini setara dengan baku mutu tingkat kebisingan di lingkungan rumah sakit ≤ 55 dB dan tempat ibadah ≤ 65 dB yang telah ditetapkan KLH dalam KEP-48MNLH111996.

6.3 Unjuk Kerja Penelitian Flume Tank

Mini flume tank yang telah dibuat tersebut mempunyai unjuk kerja yang dapat diandalkan, hal ini dibuktikan dengan telah berhasil dilakukannya pengujian terhadap swimming endurance ikan kerapu bebek dengan baik. Termasuk didalammya adalah penggunaan perangkat kamera video berkecepatan tinggi untuk menggambarkan pola renang dan aspek-aspek kecepatan renang ikan. Pengujian terhadap aspek-aspek kecepatan renang ikan kerapu bebek adalah: asemakin tinggi kecepatan renangnya maka makin tinggi pula frekuensi tail beat, sebaliknya ketahanan renangnya makin rendah; b kecepatan prolong maksimum dicapai ikan pada kecepatan renang 29,2cmdetik dan kecepatan burst speed mencapai kecepatan renang sebesar 80,8 cmdetik. Pola renang ikan kerapu bebek yang diamati adalah Subcarangiform. Pada kecepatan tinggi, ikan kerapu bebek hanya berenang menggunakan sirip ekor saja, sedangkan pada kecepatan renang yang rendah, ikan ini juga menggunakan sirip dadanya. Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan tersebut diatas, mini flume tank dapat dikatakan handal untuk digunakan dalam penelitian kecepatan dan tingkah laku renang ikan secara baik. Meskipun demikian pengembangan terhadap mini flume tank ini masih terus perlu dikembangkan, sesuai dengan keperluan yang lebih spesifik. Sebagaimana telah dinyatakan oleh Beamis, 1978, bahwa mengevaluasi perubahan kapasitas renang baik ikan besar maupun ikan kecil dalam alat yang sama adalah sulit. Kebanyakan ikan juvenile terlalu besar untuk diuji dalam swimming tunnels berarus gravitasi yang dirancang untuk larva ikan dan terlalu kecil untuk diuji di swim tunnel yang dirancang untuk ikan dewasa. Pernyataan Beamis ini semakin dipertajam oleh Jonsson et al. 2006, bahwa belum ada sesuatu yang dapat dijadikan sebagai “flume tank standar”, dan tidak ada flume tank yang cocok untuk menjawab setiap jenis pertanyaan penelitian. 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1 Mini flume tank hasil desain dan konstruksi mempunyai ukuran P x L x T = 250 x 55 x 135 cm. Menghasilkan kecepatan aliran maksimum 85 cms 1,7 knot, dan kapasitas air 155 l. 2 Hasil pengujian terhadap kinerja flume tank adalah: Cermin pemantul menghasilkan bidang pandang tampak atas top view dapat dilihat dari satu sisi horisontal dengan baik. Air bubble eliminator berhasil mengurangi gelembung udara dalam aliran air dengan baik. Pemerata arus yang dikonstruksi berhasil meratakan arus pada setiap tingkat kecepatan yang di uji. Pengujian terhadap swimming endurance ikan dapat dilakukan dengan baik. 3 Suhu motor telah mencapai stabil pada suhu dibawah 60 o C dalam kurun waktu kurang dari 1 jam pada rpm 292 sd 1146 Hz. Pada rpm 1411, suhu motor sudah mencapai 60 o C dalam 25 menit dan mencapai suhu stabil pada 73 o C setelah hampir 1 jam motor hidup. Rpm motor relatif stabil selama dihidupkan lebih dari 200 menit. Perubahan suhu air selama waktu tersebut dengan rpm berbeda-beda, berkisar antara 0,2 sd. 1,8 o C 4 Hasil pengujian terhadap aspek-aspek kecepatan renang ikan yaitu semakin tinggi kecepatan renangnya maka makin tinggi pula frekuensi tail beat, sebaliknya ketahanan renangnya makin rendah. Kecepatan prolong maksimum dicapai ikan pada kecepatan renang relatif sebesar 29,2 cmdetik. Dengan memperkirakan durasi kecepatan renang lompatan ikan kerapu bebek tidak lebih dari 10 detik, maka kecepatan burst speed dicapai pada saat kecepatan renang sebesar 80,8 cmdetik. Pola renang dari ikan kerapu bebek yang diamati termasuk dalam kategori Subcarangiform. Pada kecepatan tinggi, ikan kerapu bebek hanya berenang menggunakan sirip ekor saja, sedangkan pada kecepatan renang yang rendah, ikan ini juga menggunakan sirip dadanya.

7.2 Saran

Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap mini flume tank seperti: 1 penambahan tingkat kecepatan arus yg lebih tinggi 2 Penambahan alat untuk mempertahankan suhu air pada flume tank. 3 Pengembangan mini flume tank untuk menguji tingkat respirasi pada saat ikan berenang dengan kecepatan yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Aji SP. 2008. Pengaruh Kecepatan Arus Terhadap Dinamika Jaring Kejer Pada Percobaan di Flume Tank. Skripsi. IPB. Bogor. Arimoto T, Namba K. 1996. Fish Behaviour and Physiology for Fish Capture Technology. Nikon Suisan Gakkai, Fisheries Sciene Series No. 108. Tokyo. Arnold GP. 1969. A Flume for Behaviour Studies of Marine Fish. Lowestoft : Fisheries Laboratory. Bainbridge R. 1958. The Speed of Swimming of Fish as Related to Size and to The Frequency and amplitude Of The Tail bait. Cambridge : The Zoological Laboratory. Bams RA. 1967. Differences in performance of naturally and artificially propagated sockeye salmon migrant fry, as measured with swimming and predation tests. Journal of the Fisheries Research Board of Canada 24:1117–1153. Beamish FWH. 1978. Swimming capacity. Fish Physiology, Vol. VII:101-187. Beamish FWH. 1981. Swimming performance and metabolic rate of three tropical fishes in relation to temperature. Hydrobiologia 254 83, 245-1981. Beamish FWH. 1984. Swimming performance of three southwest Pacific fishes. Marine Biology 79, 3il-313 1984. Bernatchez L., and Dodson JJ. 1985. Influence of temperature and current speed on the swimming capacity of lake whitefish, Coregonus clupeaformis, and cisco, C. artedii. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 42:1522–1529. Berry CR Jr., and Pimentel R. 1985. Swimming performance of three rare Colorado River fishes. Transactions of the American Fisheries Society 114: 397– 402. Binnie AM, Davies dan Orkney. 1955. Experiments on The Flow of Water From a Reservoir Through an Open Horizontal Channel. The Production Of A Uniform Stream. Proc. R Soc. A 230, 225-226. Blake RW. 1983. Fish Locomotion. Cambridge University Press. London. Breder CM. 1926. The Locomotion of Fishes.Zoologica, Vol.4, pp. 159-256. Boyar HC. 1961. Swimming speed of immature Atlantic herring with reference to the Passamaquoddy Tidal Project. Trans. Am. Fish. Soc. 90, 21-26 1961. Boyar 1961 http:www.ece.eps.hw.ac.ukResearchoceanprojectsflaps.htm. http:www.toolmex.comnewproductsproduct.cfm?id=34432cid=83_73v=50 mc=Y. De Boect G., van der Ven K., Hattink J., Blust R. 2006. J Aquatic Toxicology 80. 92-100. Budiman J. 2001. Studi Tentang Hambatan Tarik Drag Force Pada Model Alat Penangkapan Ikan Cang Net. Tesis. IPB. Bogor. Childs MR., and Clarkson RW. 1996. Temperature effects on swimming performance of larval and juvenile Colorado squawfish: implications for survival and species recovery. Transactions of the American Fisheries Society 125:940–947. Chabot A., and Claireaux G. 2008. Environmental hypoxia as a metabolic constraint on fish: The case of Atlantic cod, Gadus morhua. Marine Pollutan Bulletin 57 2008 287-294. Denny MW. 1991 Air and Water; The biology and physics of life’s media. Princenton University Press.314p. Fitzgibbon QP, Strawbridge A, Seymour RS. 2007. Metabolic scope, swimming performance and effects of hypoxia in mulloway, Argyrosomus japonicus Pisces: Sciaenidae. Aquaculture 270 2007 358-368. Fisher R, Green BS. 2003. Temperature influences swimming speed, growth and larval duration in coral reef fish larvae. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 299. 115-132. Fisher R, Wilson SK. 2004. Maximum Sustainable Swimming Speed of Late-Stage Larvae of Nine Species of Reef Fishes. Dalam J. Exp. Mar. Biol. Ecol.312.171-186. Griffiths JS., and Alderice DF. 1972. Effects of acclimation and acute temperature experience on the swimming speed of juvenile coho salmon. Journal of the Fisheries Research Board of Canada 29:251–256. Gunarso W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya dengan Alat, Metoda dan Taktik Penangkapan. Bogor : Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. He P. 1989. Fish Behauvior and Its Application in Fisheries Marine Institute New Foundland and Labrador of Fisheries and Marine Technology. Hocutt CH. 1973. Swimming performance of three warmwater fishes exposed to a rapid temperature change. Chesapeake Science 141:11–16. Houde ED. 1969. Sustained swimming ability of larvae of walleye, Stizostedion vitreum vitreum, and yellow perch, Perca flavescens. Journal of the Fisheries Research Board of Canada 26:1647–1659. KEP-48MNLH111996 Tentang Baku Mutu Kebisingan 1996. __________KEPMEN Tenaga Kerja No. KEP-5MEN1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, 1999