POMPA AIR TINJAUAN PUSTAKA

7 terus hingga suatu saat dapat membahayakan kehidupan udang, dan binatang lain seperti ikan, kepiting, dan sebagainya, tidak dapat dibersihkan dari kolam.

2.3.2 Pemanenan total

Menurut Wibowo 1990 diacu dalam Handoko 2005, pemanenan total adalah pemanenan terhadap semua udang di dalam tambak, banyak dilakukan di tambak semi-intensif atau intensif yang umumnya ukuran udang lebih seragam. Sebelum pemanenan, biasanya air tambak harus disurutkan sampai kedalaman tertentu, yaitu 20-50 cm. Penyusutan dapat dilakukan dengan pompa air yang pada bagian ujung penghisapnya diberi kasa untuk mencegah udang ikut terhisap bersama air atau dengan memanfaatkan pasang surut air laut. Jika kolam memiliki pengeluaran air dengan sistem monik atau pintu air untuk mengeringkan kolam maka udang dapat dipanen dengan memasang jaring penadah pada bukaan air. Pintu air dibuka dan diatur agar air mengalir perlahan-lahan agar udang tidak banyak yang tertinggal atau bersembunyi di dalam lumpur. Udang akan keluar bersama dengan air dan tertadah didalam jaring yang terpasang itu. Menurut Adisukresno 1978 diacu dalam Thariq 2005, pemanenan secara total mempunyai beberapa kerugian, diantaranya adalah udang yang masih berukuran kecil akan ikut terpanen dan air yang sudah kaya dengan berbagai jenis mineral dan organisme yang merupakan makanan alami udang terpaksa harus dibuang.

2.4 POMPA AIR

Pompa adalah suatu mesin pengangkut zat cair. Pengangkutan zat cair terjadi karena zat cair menerima tekanan atau energi dari pompa untuk mengatasi hambatan aliran yang dialami zat cair pada waktu mengalami pemindahan. Pemindahan zat cair dapat terjadi secara horisontal atau vertikal. Pada pemindahan dengan arah horisontal, terjadi hambatan yang disebabkan oleh gesekan dan pusaran. Sedangkan pada pemindahan dengan arah vertikal terjadi hambatan yang disebabkan oleh gesekan, pusaran, dan adanya perbedaan tinggi antara muka hisap dan muka dorong. Aliran suatu zat cair melalui suatu penampang saluran yang mempunyai tekanan statis p kgfm 2 , kecepatan rata-rata v ms, dan ketinggian z m diukur dari bidang referensi. Berdasarkan hukum Bernoulli, air pada penampang yang bersangkutan dikatakan mempunyai tinggi muka air m yang dinyatakan sebagai berikut: H = pγ + v 2 2g +z .......................................................................................................................1 dimana : γ: berat zat cair per satuan vulome, kgfm 3 g : percepatan gravitasi, ms 2 Menurut Susana 2001 diacu dalam Adisiswoyo 2004, adapun masing-masing suku dari persamaan 1 diatas, yaitu pγ, v 2 2g, dan z berturut-turut disebut head tekanan, head kecepatan, dan head potensial. Ketiga head ini tidak lain adalah energi mekanik yang dikandung oleh satu satuan berat 1 kgf air yang mengalir pada penampang yang bersangkutan. Menurut Sularso dan Tahara 2000 diacu dalam Adisiswoyo 2004, pompa air dapat merubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head potensial pada air yang mengalir secara kontinyu. Prinsip kerja pompa air yang merupakan suatu mesin fluida dimulai dengan poros berputar dan kemudian membangkitkan gerak mekanik dari suatu fluida seperti air. Pada pompa, gerakan poros berputar dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin yang berguna dalam pemindahan fluida. Mesin- mesin fluida tersebut dilengkapi dengan sudu-sudu pada impellernya. Menurut Sularso dan Tahara 2000 diacu dalam Adisiswoyo 2004, laju aliran pompa adalah sebagai berikut: 8 .......................................................................................................................................2 Sementara menurut Sularso dan Tahara 2000 diacu dalam Adisiswoyo 2004, head total efektif yang dibangkitkan pompa adalah sebagai berikut: H = [Hgd + z 1 + V 1 2 2g] – [ Hgs + z 3 + v 3 2 2g] .................................................................................... 3

2.5 KERUGIAN DAYA TEKAN PADA SALURAN FLUIDA