41.7 PROFIL KINERJA FISKAL, PEREKONOMIAN, DAN KEMISKINAN SEKTORAL DAERAH DI INDONESIA

Tabel 12 Rata-rata Pertumbuhan Belanja Daerah per Tahun, 2006-2011 Provinsi Belanja pertanian Belanja perindustrian Belanja perdagangan Belanja infrastruktur Belanja Total PPROVINSI PERTANIAN NAD 12.8 44.3 8.5 22.8 8.5 Sumut 6.8 5.7 22.5 7.4 9.1 Sumbar 6.7 20.3 30.8 1.7 6.2 Jambi 15.1 25.2 39.9 8.4 7.4 Lampung 15.1 100.0 84.7 0.7 8.0 NTB 14.2 -3.1 52.5 15.6 8.4 NTT 4.7 12.0 1692.3 6.1 7.4 Kalbar 15.2 26.8 134.9 4.0 6.4 Kalteng 9.7 23.3 6.3 -4.5 4.2 Kalsel 19.5 13.8 46.3 7.3 7.9 Sulteng 9.5 13.2 14.9 2.9 7.9 Sulsel 5.5 -9.6 22.6 4.6 7.0 Rata-rata 2006-2011 11.2

22.7 179.7

6.4 7.4

2006-2007 49.7 103.9 865.4 33.7 18.5 2007-2008 -2.3 13.9 -11.6 10.9 5.5 2008-2009 -14.1 -13.8 3.9 -5.5 4.1 2009-2010 -2.0 9.6 8.7 -3.8 2.0 2010-2011 24.9 -0.3 32.0 -3.2 6.7 PROVINSI NON PERTANIAN Riau 7.8 115.1 52.4 9.3 1.8 Sumsel 21.6 81.5 49.1 -1.4 8.4 Kepri 14.2 51.2 115.5 26.8 16.7 Jabar 9.0 61.1 71.8 8.2 11.5 Jateng 9.0 91.4 44.5 0.1 7.9 DIY -4.7 15.1 43.4 19.9 6.2 Jatim 7.4 96.7 37.0 0.6 7.8 Banten 3.3 3940.1 95.7 -4.5 9.0 Bali 12.4 -7.1 -8.5 -1.5 7.4 Kaltim 7.8 54.6 65.5 -0.6 3.9 Sulut 12.2 37.9 25.1 14.7 11.3 Rata-rata 2006-2011 9.1 412.5 53.8

6.5 8.3

2006-2007 52.6 2006.1 247.0 22.0 19.4 2007-2008 -7.2 6.9 -14.7 17.2 3.0 2008-2009 -8.7 23.1 19.1 -2.1 7.2 2009-2010 5.4 -16.9 19.0 -5.8 4.7 2010-2011 3.4 43.2 -1.5 1.2 7.3 Sumber: Kemenkeu RI., data diolah Kemandirian Fiskal Tingginya belanja daerah yang tidak diimbangi kemampuan PAD yang cukup yang banyak terjadi di provinsi pertanian menyebabkan rendahnya tingkat kemandirian fiskal. Tabel 13 menunjukkan tingkat kemandirian fiskal di provinsi pertanian selama periode 2006-2011 rata-rata hanya 12.0 per tahun, sedangkan di provinsi non-pertanian rata-rata 20.5 per tahun. Jika mengacu pada kriteria Balitbang Depdagri dan UGM 1991 kinerja fiskal provinsi pertanian tergolong kurang mandiri, sedangkan provinsi pertanian tergolong cukup mandiri. Secara rata-rata provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD memiliki kemandirian fiskal paling rendah yaitu 6.9 yang berarti peran PAD dalam membiayai belanja daerah di seluruh wilayah di provinsi NAD hanya 6.9. Sementara provinsi Bali memiliki kemandirian fiskal paling tinggi yaitu 33.4. Kondisi ini sejalan dengan fakta yang menunjukkan pengumpulan PAD di provinsi NAD paling rendah, sementara di provinsi Bali paling tinggi. Selain itu, pertumbuhan belanja daerah di provinsi NAD lebih besar dari pada rata-rata pertumbuhan belanja daerah seluruh provinsi penelitian, sementara pertumbuhan belanja daerah di provinsi Bali lebih rendah. Rendahnya tingkat kemandirian fiskal daerah di provinsi pertanian mendukung fakta tingginya ketergantungan keuangan daerah pada DAU. Tabel 13 Perkembangan Kemandirian Fiskal Daerah, 2006-2011 Provinsi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata PROVINSI PERTANIAN 1 NAD 7.6 7.1 7.4 6.4 6.4 6.7 6.9 2 Sumut 18.7 15.8 17.8 15.3 17.8 21.9 17.9 3 Sumbar 13.5 12.7 13.2 12.2 13.3 15.8 13.5 4 Jambi 13.2 11.7 13.2 10.9 12.7 16.5 13.0 5 Lampung 12.9 11.4 13.8 12.6 14.3 14.5 13.3 6 NTB 11.2 10.3 11.4 11.6 11.6 16.4 12.1 7 NTT 7.9 7.0 7.1 6.9 7.2 7.7 7.3 8 Kalbar 10.0 10.3 10.3 9.8 11.1 14.6 11.0 9 Kalteng