xix Dari ketiga tipe gaya belajar tersebut, hampir setiap siswa belum dapat
mengenal tipe gaya belajar yang dimilikinya, sehingga mereka belum dapat menerapkannya secara optimal. Selain itu sebagian besar guru matematika juga
belum mampu memahami adanya berbagai gaya belajar yang dimiliki oleh siswanya, sehingga para guru matematika cenderung mengajar berdasar gaya
belajar yang dimilikinya. Disamping faktor kesiapan belajar dan gaya belajar, terdapat faktor yang
lain yaitu keluarga, terutama orang tua yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan prestasi belajar anak, termasuk pola asuh yang diterapkan orang
tua terhadap anaknya. Ada tiga tipe pola asuh orang tua yang sering digunakan para orang tua dalam mendidik anak-anaknya, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh
demokrasi, dan pola asuh permisif. Pola asuh orang tua yang otoriter dan permisif cenderung akan membuat
anak tertekan jiwanya, sehingga kondisi psikologis siswa akan terganggu. Kondisi psikologis yang terganggu secara tidak langsung akan menyebabkan tidak
lancarnya proses belajar matematika dalam diri siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia menyebabkan rendahnya nation competitive atau daya saing bangsa Indonesia di tingkat internasional.
2. Kurangnya kesiapan belajar siswa dalam menerima pelajaran matematika menyebabkan jalannya pembelajaran matematika kurang lancar.
3. Adanya perbedaan gaya belajar matematika yang dimiliki oleh siswa kemungkinan akan mengakibatkan prestasi belajar matematika yang dicapai
juga berbeda. 4. Sebagian besar guru belum mampu memahami adanya berbagai gaya belajar
matematika yang dimiliki oleh siswanya, sehingga guru cenderung mengajar hanya berdasar gaya belajar yang dimilikinya.
xx 5. Pola asuh orang tua sangat menentukan perkembangan prestasi anak. Pola
asuh yang otoriter dan permisif menjadikan anak tertekan jiwanya sehingga mengalami kesulitan belajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka
perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Kesiapan belajar dalam penelitian ini dibatasi pada kondisi siswa yang
membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam proses kegiatan belajar mengajar matematika. Kondisi ini mencakup :
a. Kondisi fisik, mental, dan emosional b. Kebutuhan – kebutuhan , motif dan tujuan.
2. Gaya belajar dalam penelitian ini yang dibicarakan adalah gaya belajar matematika bertipe visual, auditorial, kinestetik.
3. Pola asuh dalam penelitian ini yang di bicarakan adalah pola asuh tipe demokratis, otoriter, permisif.
4. Prestasi belajar matematika yang dimaksud dibatasi pada hasil belajar siswa yang dicapai setelah proses belajar matematika, dalam hal ini nilai semester 1
kelas 3 Tahun Ajaran 20052006.
D. Perumusan Masalah