Deskripsi Lokasi Penelitian HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Sentra industri gerabah Pundong terdapat di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sentra industri gerabah Pundong meliputi 8 pedusunan yaitu: a. Watu b. Gedong c. Klisat d. Jetis e. Semampir f. Soronaggan g. Pundong h. Nglorong Industri kerajinan gerabah di Kecamatan Pundong terkonsentrasi di dusun Watu, Gedong, Pundong dan Soronanggan. Untuk pedusunan yang lain seperti Jetis, Semampir, Klisat, dan Nglorong, hanya sebagai sentra industri yang masih sangat sederhana, dan untuk proses produksi masih dikerjakan sendiri. Hasil produksinya masih terbatas pada peralatan rumah tangga dengan bahan baku dari tanah liat yang di ambil dari sawah di sekitar pemukiman mereka. 2. Sejarah Singkat Gerabah di Kecamatan Pundong Cikal bakal berdirinya industri gerabah di Kecamatan Pundong, bermula dari seorang pelarian dari Kerajaan Majapahit. Industri gerabah Pundong mulai dikenal orang sejak tahun 1978. Pada tahun tersebut, kegiatan produksi masih sangat sederhana dan belum mengenal teknologi modern. Alat bantu produksi seperti alat putar belum digunakan, untuk proses pembakarannya juga masih sederhana dan seadanya. Pada masa itu, gerabah dibakar di alam terbuka dengan menggunakan jerami atau kayu, seperti proses pembakaran batu bata. Lama kelamaan masyarakat mulai membuat tungku pembakaran meskipun masih sederhana. Semua peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan gerabah, umumnya dibuat dan dirancang sendiri oleh para perajin. Teknik produksi serta alat yang digunakan merupakan warisan pengetahuan dari para perajin sebelumnya. Desain yang ada pada waktu itu juga masih sangat sederhana, namun dari tahun ke tahun tetap ada perubahan bentuk. Produk-produk yang dihasilkan belum bervariasi, dan lebih dikhususkan pada alat-alat dapur, seperti: keren, cobek, kwali, maron tempat wudlu, nampan, dan lain-lain. Kemajuan sentra industri gerabah di Kecamatan Pundong ini mulai berkembang pada tahun 1990, pasar domestik maupun mancanegara mulai ditembus. Dengan semakin berkembangnya sentra industri gerabah di Kecamatan Pundong, Pemerintah turut ambil bagian dalam mengembangkan usaha gerabah ini. Hal ini dilakukan karena kegiatan pembuatan gerabah di Kecamatan Pundong ini memenuhi keunggulan dalam hal penyerapan tenaga kerja dan pemerataan kesempatan berusaha. Kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah dengan membuka Balai pelatihan di dusun Watu, memberikan bantuan modal kepada para perajin, melakukan studi banding ke sentra industri gerabah di daerah lain, dan sebagainya. Namun usaha pemerintah dalam melakukan studi banding ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, kegiatan pemasaran juga belum berhasil, sehingga masih diperlukan pembenahan-pembenahan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya yaitu tahun 1995-2006, Pemerintah terus andil dalam mengembangkan usaha kerajinan gerabah di Kecamatan Pundong. Kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti: ASMINDO, Asosiasi Perajin Yogyakarta dengan nama AL FIKRI, dan AKB Asosiasi Konsultasi Bisnis. Dari berbagai kegiatan dan kepedulian yang dilakukan pemerintah serta usaha dalam diri para perajin sendiri untuk terus maju dalam mengembangkan usaha, membuat sentra industri gerabah di Pundong semakin di kenal sampai sekarang, baik oleh masyarakat lokal maupun Luar Negeri. Terdapat berbagai masalah yang dihadapi perajin gerabah di Kecamatan Pundong, terutama saat memasuki tahun 2000, diantaranya adalah kenaikan BBM yang dirasa sangat merugikan para perajin. Karena kenaikan BBM ini semua barang mengalami kenaikan, termasuk bahan baku juga mengalami kenaikan harga, pendistribusian barang juga terhambat. Masalah besar yang muncul di awal tahun 2006 tepatnya pada 27 Mei yaitu pada saat terjadi bencana gempa bumi di Yogyakarta juga mempengaruhi kelangsungan usaha kerajinan gerabah di Pundong. Namun ditengah permasalahan yang menimpa perajin sentra industri gerabah di Kecamatan Pundong terkait permasalahan gempa bumi tersebut, sentra industri gerabah tetap menunjukkan eksistensinya untuk mampu bertahan dan bangkit dari keterpurukan pasca gempa bumi. Dan kini sebagian perajin gerabah di Kecamatan Pundong sudah memulai usahanya kembali dengan bantuan dan peran serta pemerintah dan berbagai pihak yang membantu membangkitkan usaha ini. 3. Kesempatan Pasar Sentra Industri Gerabah di Kecamatan Pundong Kesempatan pasar sentra industri gerabah di Kecamatan Pundong ini dilihat dari adanya kebutuhan pasar yang belum terpenuhi, tersedia bahan baku dan mudah dalam memasuki pasar, serta sumber daya manusia yang cukup dan terampil. Kebutuhan pasar yang belum terpenuhi ini bisa dilihat dari banyaknya pesanan produk gerabah, yang datang baik dari dalam maupun Luar Negeri. Sedangkan untuk bahan baku yang digunakan dalam pembuatan gerabah Pundong ini diambil dari daerah Godean, Bangun Jiwo, Kasongan, Plered, dan Bayat. Perolehan bahan bakunya juga tidak terlalu sulit. Bahan baku yang digunakan adalah campuran dari tanah liat dan pasir halus sehingga hasilnya akan lebih bagus. Sumber Daya Manusia yang cukup dan terampil merupakan kesempatan yang menarik bagi produsen untuk menciptakan produk yang berkualitas sehingga mampu merebut pasar.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian Sentra Industri Gerabah di Kecamatan Pundong Pasca Gempa Bumi