Metode Observasi Metode Wawancara

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga macam teknik yaitu: metode observasi, metode interview dan metode dokumentasi.

1. Metode Observasi

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto 2002: 128 “Observasi dapat dilakukan melalui pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan penyerap”. Sehingga dapat dikatakan bahwa observasi merupakan hal yang dapat dilakukan secara langsung terhadap obyek penelitian, mencatat fenomena yang diselidiki melalui pengelihatan dan pendengaran. Teknik observasi dalam kegiatan penelitian dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung seperti ungkapan Spardley yang dikutip H.B Sutopo 2002: 65 menjelaskan “Peran dalam observasi dapat dibagi menjadi 1 tidak berperan sama sekali, 2 berperan yang terdiri dari berperan pasif dan berperan aktif, dan 3 berperan penuh”. Penjelasan dari ungkapan di atas dapat dilihat sebagi berikut: a. Tidak berperan sama sekali, peneliti sama sekali kehadirannya untuk melakukan observasi tidak diketahui oleh subjek yang diamati. b. Berperan pasif, peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif. c. Berperan aktif, merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data. d. Observasi berperan penuh, bahwa peneliti memang memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya . Dalam penelitian ini peneliti tergolong dalam kategori ketiga yaitu observasi dengan berperan aktif dalam pengamatan di lokasi penelitian.

2. Metode Wawancara

Teknik yang dilaukan peneliti selain observasi adalah wawancara. Lexy J. Moleong 2005: 186 mengemukakan bahwa “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Adapun jenis wawancara menurut Patton, seperti yang dikutip oleh Moleong 2005: 187 adalah sebagai berikut: a. Wawancara Pembicaraan Informal Pada jenis ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. b. Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. c. Wawancara Baku Terbuka Adalah wawancara yang memakai seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya dan cara penyajiannya pun sama untuk semua informan. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara baku terbuka. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan wawancara diperlukan hal- hal sebagai berikut: 1 Perencanaan Wawancara Dalam perencanaan ini tahap pertama adalah menentukan orang yang akan diwawancarai. Langkah kedua mencari tahu bagaimana cara yang sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan mereka, langkah ketiga mengadakan persiapan yang matang seperti latihan memperkenalkan diri dan memberikan iktisar singkat tentang penelitian. 2 Pelaksanaan Wawancara Pelaksanaannya menyangkut pewawancara dengan yang diwawancarai yaitu yang meliputi mengatur strategi dan taktik berwawancara serta melakukan pencatatan data wawancara. 3 Kegiatan Sesudah Wawancara Sesudah kegiatan wawancara berakhir hendaknya menggunakan waktu untuk mengecek kualitas datanya dan membuat catatan lapangan serta mengorganisasikan data agar siap dijadikan bahan analisis. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari sumbernya sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan dengan wawancara merupakan data penguat bagi penemuan data yang dikumpulkan untuk mendukung penjelasan tentang permasalahan yang diteliti.

3. Metode Dokumentasi