Untuk membantu penegakan diagnosis, terdapat berbagai macam cara untuk
mengklasifikasikan LBP.
Berdasarkan durasinya,
LBP dapat
diklasifikasikan sebagai akut, subakut, dan kronik, dengan masing-masing memiliki rentang waktu kurang dari 6 pekan, 6-12 pekan, dan lebih dari 12
pekan.
28
Salah satu klasifikasi LBP berdasarkan etiologinya menurut Macnab
9
:
1. Viserogenik
Lesi pada saluran genitourinaria dan organ-organ pada daerah pelvis, lesi intraperitoneal, maupun lesi retroperitoneal yang mengiritasi bagian
posterior dari peritoneum dapat menyebabkan LBP. Ciri khas dari LBP jenis ini adalah tidak mereda pada saat istirahat dan tidak semakin parah
pada saat beraktivitas.
2. Vaskulogenik
Kelainan yang melibatkan aorta descendens dan arteri iliaka, seperti oklusi vaskular dan pelebaran atau pecahnya aneurisma, dapat menyebabkan
nyeri yang dialihkan ke punggung.
3. Neurogenik
Tanda dan gejala yang timbul akibat infeksi dan neoplasma yang terjadi pada chorda spinalis atau pada cauda equina serupa dengan herniasi
diskus vertebrae.
4. Spondilogenik
Penyebab tersering tersering dari LBP, dengan atau tanpa sciatica, adalah kelainan pada komponen tulang columna vertebralis osseus lesions dan
struktur-struktur terkait soft tissue lesions. a.
Osseus Lesions Trauma
Efek residual dari fraktur dan dislokasi Infeksi
Osteomyelitis pyogenik, osteomyelitis tuberkulosa Inflamasi non spesifik
Spondilitis ankilosa
Neoplasma Primer dan sekunder
Kelainan tulang yang menyebar Granuloma eosinofilik, Paget’s disease
Penyakit tulang metabolik Osteoporosis, osteomalasia, ochronosis
Deformitas tulang Spondylolysis, spondylolisthesis, skoliosis, kyphosis remaja
b. Soft Tissue Lesions
Lesi myofascial Ketegangan otot, tendinitis
Ketegangan pada daerah sakroiliaka Biasanya berhubungan dengan proses melahirkan
Lesi diskus intervertebralis Instabilitas segmental, hiperekstensi segmental, penyempitan
segmental, herniasi diskus intervertebralis. Lesi sendi facet
Penyakit sendi degeneratif osteoarthritis
5. Psikogenik
Meski pasien dengan keluhan LBP biasanya memiliki kondisi emosional yang tidak stabil ataupun neurotik, tidak berarti nyeri yang dideritanya
hanyalah hasil dari imajinasinya. Seringkali, pada pasien seperti ini terdapat kelainan organik yang merupakan dasar timbulnya nyeri dan
kondisi psikologis yang memperparah nyerinya. Oleh karena itu, meski terkadang LBP merupakan gejala yang timbul akibat penyakit
psikosomatik, kelainan organik yang mendasarinya harus tetap dicari dan pemulihan kondisi kejiwaan pasien harus diperhatikan.
2.1.4. Epidemiologi