Jenis Kelamin METODOLOGI PENELITIAN

4.2.Hasil dan Pembahasan 4.2.1. Prevalensi LBP di Poliklinik Orthopaedi RSUP Fatmawati tahun 2013 Tabel 4 Prevalensi LBP dari semua kasus orthopaedi Variabel Frekuensi Persentase Low Back Pain 245 3,2 Bukan Low Back Pain 7340 96,8 Total 7585 100.0 Pada tahun 2013, jumlah kasus rawat yang ditangani oleh bagian orthopaedi mencapai 7585 dengan kasus LBP mencakup 245 di antaranya.

4.2.2. Jenis Kelamin

Tabel 5 Prevalensi LBP Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi n Persentase Pria 16 37,2 Wanita 27 62,8 Total 43 100,00 Pada penelitian ini ditemukan jumlah pasien LBP wanita lebih banyak dibandingkan jumlah pasien pria, yakni 62,8 dan 37,2. Hal ini serupa dengan temuan pada survei kesehatan nasional CDC pada tahun 2011, LBP lebih sering terjadi pada wanita dengan prevalensi sebesar 29,9 dari jumlah populasi wanita, sedangkan pada pria sebesar 26,8 dari jumlah populasi pria. 33 Temuan ini berbeda dari hasil penelitian Djais 2002 di RS Dokter Saiful Anwar, dalam penelitian tersebut didapatkan persentase pasien laki-laki 54,8, lebih banyak daripada wanita 45,2. 17 Secara fisiologis, pria dan wanita memiliki perbedaan dalam sensitivitas terhadap nyeri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan modulasi rasa nyeri akibat pengaruh hormon godad dan proses di sistem saraf pusat. Dalam hal ini, wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk merasakan nyeri daripada pria. 50 Meski mekanisme pastinya belum diketahui, kadar hormon gonad diduga memiliki pengaruh terhadap sensitivitas nyeri. Hormon estrogen dapat meningkatkan respons inflamasi. Meski bermanfaat dalam mempercepat penyembuhan dan respons terhadap infeksi, derajat inflamasi yang lebih kuat dapat meningkatkan rasa nyeri yang timbul akibat berbagai kondisi, termasuk LBP. Estrogen juga dapat memicu serabut saraf spinal untuk memproduksi N- metil-D-aspartat NMDA yang dapat menurunkan ambang rangsang saraf nociceptor sehingga sensitivitas terhadap nyeri meningkat. 50 Perbedaan modulasi sensasi nyeri juga ditemukan pada sistem saraf pusat pria dan wanita. Dengan menggunakan PET scan, pada pria ditemukan jumlah reseptor u-opioid yang lebih banyak daripada wanita di beberapa bagian otak yang berperan dalam mendeteksi rasa nyeri seperti thalamus anterior, ganglia basalis ventral, dan amygdala. Aktivasi reseptor u-opioid dapat menginhibisi transmisi stimulus nyeri. 51 Kecenderungan wanita untuk memiliki risiko LBP yang lebih tinggi juga didukung oleh systematic review yang dilakukan oleh Hoy 2012. 32 Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Djais 2002 menimbulkan sebuah pertanyaan karena menunjukkan bahwa jumlah pasien LBP pria lebih banyak daripada wanita. Berdasarkan data dari BKKBN, pada tahun 2000, jumlah penduduk Malang berdasarkan jenis kelamin adalah pria sebanyak 17.193.272 dan wanita 17.572.726. Berdasarkan angka tersebut, didapatkan perbandingan sebesar 97,8 pria per 100 wanita. Pada tahun 2010 perbandingan pria dan wanita menurun mencapai 97,5 pria per 100 wanita. 52 Perbedaan temuan ini dapat dijadikan landasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai LBP di Indonesia untuk memastikan apakah hal ini disebabkan oleh kebetulan belaka atau memang terdapat perbedaan faktor risiko LBP di Indonesia.

4.2.3. Usia