BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini dapat terjadi pada semua kelompok umur terutama pada anak-anak.
25
2.2 Proses Timbulnya Penyakit DBD 2.2.1 Demam Dengue
Demam dengue adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari dengan dua atau lebih manifestasi gejala, seperti : nyeri kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, ruam pada
kulit, manifestasi perdarahan, dan leukopenia serta di tunjang dengan pemeriksaan laboratorium serologis IgM dan IgG.
2.2.2. Demam Berdarah Dengue
Gejala yang di timbulkan antara lain demam yang tinggi 38 C – 40
o
C, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai
timbulnya renjatan sindrom renjatan dengue sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian. Trombositopenia dengan hemokonsetrasi secara
bersamaan adalah temuan laboratorium klinis khusus dari DBD.
27
2.2.3. Dengue Shock Syndrome
Dengue shock syndrom merupakan suatu keadaan yang sangat buruk, penderita DBD dalam keadaan apapun perlu mendapatkan perawatan dan pemantauan
yang serius, terutama jika demam mendadak turun. Selain menjadi indikasi
Universitas Sumatera Utara
kesembuhan, penurunan suhu tubuh sering menjadi gejala awal penderita memasuki tahap dengue shock syndrome.
26
Tanda khas dari dengue shock syndrome antara lain kulit menjadi dingin, kongesti, sianosis, nadi cepat, letargi kemudian menjadi gelisah dan dengan cepat
memasuki tahap kritis dari shock. Gejala yang sering sebelum shock adalah nyeri perut akut. Pasien yang shock dalam bahaya kematian bila pengobatan yang tepat
tidak segera diberikan. Penderita akan sembuh dengan cepat setelah terapi penggantian volume yang tepat.
27
2.3. Agent Infeksius dan Vektor Penularan DBD 2.3.1. Agent Infeksius DBD
Agent Infeksius DBD adalah virus Dengue yang merupakan bagian dari famili flaviviridae. Keempat serotipe virus Dengue DEN-1, DEN-2,DEN-3, DEN-4
dapat dibedakan dengan metode serologi. Infeksi pada manusia oleh salah satu serotipe menghasilkan imunitas sepanjang hidup terhadap infeksi ulang oleh serotipe
yang sama, tetapi hanya menjadi perlindungan sementara terhadap serotipe yang lain.
3
Seseorang akan kebal seumur hidup terhadap serotip yang menyerang pertama kali, namun hanya akan kebal dalam waktu 6 bulan - 5 tahun terhadap serotipe virus
Dengue lain.
26
Virus Dengue tipe 3 merupakan serotipe yang terbanyak berhasil diisolasi, disusul berturut-turut virus dengue tipe 1, virus dengue tipe 2 dan virus
dengue tipe 4. Virus dengue tipe 2 dan tipe 3 secara bergantian merupakan serotipe yang dominan, namun virus dengue tipe 3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat
DBD derajat IV, DBD disertai ensefalopati, DBD disertai hematemesis dan melena,dan DBD yang meninggal.
25
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Vektor Penularan DBD
Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vektor penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan. Nyamuk Aedes aegypti
merupakan vektor penting di daerah perkotaan daerah urban sedangkan di pedesaan daerah rural kedua jenis spesies nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan.
Namun Aedes Aegypti berkembang biak di tempat lembab dan genangan air bersih. Sedangkan Aedes albopictus berkembang biak di lubang-lubang pohon, dalam
potongan bambu dan genangan air lainnya.
28
Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti.
Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti Telur
→ Jentik→ Kepompong→Nyamuk dewasa
Gambar 2.1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti
41
Pertumbuhan dan perkembangan telur sampai nyamuk dewasa memerlukan waktu kurang lebih 7-14 hari.
29
Universitas Sumatera Utara
2.4. Cara Penularan DBD
Gambar 2.2. Cara Penularan DBD
41
Virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Aedes aegypti tersebut dapat mengandung virus Dengue pada saat
menggigit manusia yang sedang mengalami Viremi. Kemudian virus yang berada di kelenjer liur akan berkembang biak dalam waktu 8-10 hari extrinsic incubation
period sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada gigitan berikutnya. Di tubuh manusia, virus membutuhkan waktu masa tunas 4-6 hari intrinsic
incubation period sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami
viremi.
30
Universitas Sumatera Utara
2.5. Gejala Klinis DBD
30
Demam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari.
31
Gejala DBD sangat bervariasi, WHO 1997 membagi 4 derajat: Derajat I :
Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif.
Derajat II : Gejala –gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan
atau manifestasi perdarahan yang lebih berat. Derajat III:
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulitdingin dan lembab, gelisah,
Derajat IV: Shock berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
2.6. Tata Laksana DBD
32
Tata laksana DBD sebaiknya berdasarkan berat ringanya penyakit yang ditemukan antara lain:
2.6.1. Kasus DBD yang diperbolehkan berobat jalan.
Penderita diperbolehkan berobat jalan jika hanya mengeluh panas, tetapi keinginan makan dan minum masih baik. untuk mengatasi panas diperbolehkan
memberikan obat panas paracetamol. Sebagian besar kasus DBD yang berobat jalan ini adalah kasus DBD yang menunjukkan manifestasi panas hari pertama dan hari
kedua.
2.6.2. Kasus DBD derajat I dan II
Pada hari ke-3, 4, dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena penderita ini mempunyai resiko terjadinya shock.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Kasus DBD derajat III dan IV
Dengue shock syndrome termasuk kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu memperoleh cairan pengganti secara cepat.
Biasanya di jumpai kelainan asam basa dan elektrolit.
2.7. Epidemiologi DBD
Epidemi dengue dilaporkan sepanjang abad kesembilan belas dan awal abad keduapuluh di Amerika, Eropa selatan, Afrika utara, Mediterania timur, Asia,
Australia, dan pada beberapa pulau di Samudra India, Pasifik selatan dan tengah serta Karibia.
27
Kejadian luar biasa penyakit Demam Berdarah Dengue DBD yang dicatat pertama kali terjadi di Australia pada tahun 1897. Penyakit perdarahan serupa juga
berhasil dicatat pada tahun 1928 saat terjadi epidemik di Yunani.
33
Kejadian luar biasa pertama penyakit Demam Berdarah Dengue di Asia ditemukan di Manila pada tahun 1954. Pada tahun 1958 terjadi Kejadian Luar Biasa
penyakit Demam Berdarah Dengue “Thai” yang ditemukan di Bangkok-Thonburi dan sekitarnya. Tahun 1960 di Singapura ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue
dalam jumlah yang lebih banyak lagi dengan hasil isolasi virus dengue menunjukkan tipe 1dan 2.
29
Kejadian Luar Biasa penyakit Demam Berdarah Dengue terjadi juga di wilayah Asia lainnya. Virus dengue tipe 1 dan 4 telah diisolasi dari penderita di
kamboja pada tahun1961. Di Penang, Malaysia Barat, penyakit Demam Berdarah Dengue ini pertama kali ditemukan pada tahun 1962.
31
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1968, empat belas tahun sesudah kejadian Luar Biasa pertama di Manila, Demam Berdarah Dengue dilaporkan untuk pertama kalinya di Indonesia
yaitu berupa Kejadian Luar Biasa penyakit Demam Berdarah Dengue di Jakarta dan Surabaya mencatat 58 kasus DBD dengan 24 kematian CFR=41,5. Pada tahun
beriktnya kasus DBD menyebar ke lain kota yang ada di Indonesia dan di laporkan meningkat setiap tahunnya.
29
Sejak tahun 1994, seluruh propinsi di Indonesia telah melaporkan terjadinya kasus DBD dan daerah tingkat II yang melaporkan terjadinya kasus DBD juga
meningkat. Namun angka kematian menurun tajam dari 41,3 tahun 1968 menjadi 3 tahun 1984 dan sejak tahun 1991 CFR stabil dibawah 3 .
25
Selama tahun 2003 di Indonesia tercatat 51.516 kasus IR= 23,87; CFR= 1,5; tahun 2004 tercatat 79.462 kasus IR= 37,11; CFR= 1,2; tahun 2005
tercatat 95.279 kasus IR= 43,42; CFR= 1,36; tahun 2006 tercatat 114.656 kasus IR= 52,48; CFR= 1,04; dan tahun 2007 tercatat 158.115 kasus IR= 71,78; CFR=
1,01;tahun 2008 tercatat 137.469 kasus CFR 0,86;tahun 2009 tercatat 158.912 kasus IR=35,7;CFR=0,89.
34
Tahun 2008 propinsi Jambi melaporkan CFR Demam Berdrah Dengue sebesar 3,67 dengan isiden rate 8,64 per 100.000 penduduk, mengalami penurunan
pada tahun 2009 dengan CFR 2,12, Insiden Rate 7,96 per 100.000 penduduk. Propinsi lampung tahun 2008 melaporkan CFR Demam Berdarah Dengue sebesar
0,83 dengan Insiden Rate 68,83 per 100.000 penduduk, mengalami penurunan pada tahun 2009 IR= 24,85; CFR= 1,07. Propinsi DKI Jakarta tahun 2008 IR=
Universitas Sumatera Utara
317,09; CFR= 0,09 mengalami penurunan pada tahun 2009 IR= 312,65; CFR= 0,11.
35
Di Propinsi Sumatera Utara Kasus DBD selalu terjadi setiap tahun. Pada tahun 2005 tercatat sebanyak 3.723 kasus dengan CFR 1,80. Pada tahun 2006
sebanyak 2.165 kasus dengan CFR 1,60, dan pada tahun 2007 sebanyak 4.231 kasus dengan CFR 0,86.
22
Tahun 2007 Kabupaten Langkat melaporkan kasus Demam Berdarah Dengue dengan CFR 0,10; Insiden Rate 98,00 per 1000 penduduk, mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan tahun 2008 CFR= 0,19; IR= 197,00.
24
2.7.1. Distribusi Frekuensi a. Orang
Selama awal tahun epidemi pada setiap negara penyakit DBD ini kebanyakan menyerang anak-anak dan 95 kasus yang di laporkan berumur 15 tahun.
Walaupun demikian, berbagai negara melaporkan bahwa kasus-kasus dewasa meningkat selama terjadi kejadian luar biasa. Kelompok risiko tinggi meliputi anak
berumur 5-9 tahun, Filipina danMalaysia melaporkan banyak kasus berumur 15 tahun walaupun Thailand, Myanmar, Indonesia dan Vietnam tetap melaporkan
banyak kasus di bawah 14 Tahun. Kasus DBD 15 tahun banyak di jumpai di Amerika dari pada Asia, dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 proporsi kasus
DBD terbanyak pada kelompok umur 4-5 tahun tetapi pada tahun 1998 dan tahun 2000 proporsi kasus pada kelompok umur 15-44 tahun meningkat.
31
Hasil penelitian Jonson 2004proporsi penderita DBD rawat inap di RS St. Elisabeth Medan, umur
≥ 15 tahun67,5 dan 15 tahun 32,5.Laki-laki 53,3 dan perempuan 46,7.
36
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Essy 2009 proporsi penderita DBD rawat inap di RSU. DR. Pirngadi Medan, umur penderita tertinggi pada kelompok umur 10-14 tahun 26
dan proporsi umur penderita terendah pada kelompok umur 30-34 tahun 0,9. Laki-laki 48,1 dan perempuan 51,9.
23
b. Tempat
DBD dapat terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan. Di Daerah perkotaan bertindak sebagai vektor utama adalah Aedes aegypti sedang di daerah
pedesaan nyamuk Aedes albopictus. Namun tidak jarang kedua spesies nyamuk tersebut di jumpai baik daerah pedesaan maupun perkotaan.
37
Sejak pertama kali dilaporkan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968, penyakit DBD makin menyebar, jika pada mulannya hanya dilaporkan dari kota-kota
besar di Jawa, sekarang hampir seluruh kota besar di Indonesia pernah melaporkan adanya penyakit DBD, bahkan kota-kota kecil dan tempat terpencilpun pernah
terserang.
37
Sampai akhir tahun 2005, DBD telah ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia dan 35 KabKota telah melaporkan adanya kejadian Luar Biasa KLB. IR
meningkat dari per 100.000 penduduk adanya tahun 1968 menjadi 43,42 per 100.000 penduduk akhir tahun 2005.
38
c. Waktu