27
Menentukan arus dengan menggunakan delta-delta sama juga seperti hubungan delta sebelumnya yaitu:
I
LINE
= √3 I
FASA
2.25 Dimana :
I
LINE
= Arus line to line Ampere I
FASA
= Arus fasaAmpere
2.6 Transformator Tiga Fasa hubungan Open-delta
Transformator tiga fasa hubungan open-delta umumnya hanya digunakan untuk sementara apabila transformator yang mengalami kerusakan dalam sistem tiga
fasa hubungan delta-delta akan diperbaiki atau diganti dengan transformator yang baru. Hubungann open-delta ini menggunakan dua belitan dalam melayani beban tiga
fasa.Perubahan belitan pada inti tidak perlu dilakukan untuk mengurangi leakageimpedance untuk memperoleh sistem yang lebih seimbang.Selain itu,
hubungan open-delta juga dilakukan jika beban yang dilayani sekarang terlalu kecil dibandingkan dengan kapasitas transformatornya.
Untuk menentukan daya pada transformator open-delta maka perlu diperhatikan vektor tegangan dan vektor arusnya.Dengan mengubah hubungan
kumparan transformator menjadi hubungan open-delta maka tegangan tiga fasanya adalah tetap. Misalkan, tegangan pada dua kumparan tersisa yaitu: V
AB
= V
L
120 dan V
BC
= V
L
, sehingga :
Universitas Sumatera Utara
28
Gambar 2.23 Transformator Tiga Fasa Open-delta Berbeban V
CA
= - V
AB
- V
BC
= - V 120 - V 0
= 0,5 - j0,866 V - 1 V = V 240
2.26 Jika transformator open-delta melayani beban tiga fasa resistif yang seimbang
maka vektor arus dan tegangannya sebagai berikut:
Gambar 2.24 Diagram vektor Tegangan dan Arus Transformator Open-delta Dari Gambar 2.24 terlihat bahwa arus fasa Iab tertinggal dari tegangan Vab
sebesar 30 sedangkanarus fasa Ibc mendahului Vbc sebesar 30
. Hubungan arus fasa dan arus line adalah sebagai berikut :
Ia = Iab
Universitas Sumatera Utara
29
Ib = Ibc Ic =
-Iab - Ibc 2.27
Sehingga besar daya pada transformator open delta yaitu: P =
VI Cos θ P
1
= V
ab
I
ab
Cos -30 =
√32 VI 2.28
P
2
= V
bc
I
bc
Cos 30 =
√32 VI 2.29
Jadi, P = P
1
+ P
2
P = √3 VI
2.30 Sedangkan daya reaktifnya adalah:
Q
1
= V
bc
I
bc
Sin 30 =
12 VI 2.30
Q
2
= V
ab
I
ab
Sin -30 =
- 12 VI 2.31
Dari persamaan di atas terlihat bahwa pada transformator open-delta kapasitasnya akan berkurang dibandingkan dengan transformator delta-delta.
Besarnya kapasitas transformator open-delta tidak sama dengan penjumlahan kapasitas kedua transformator 1 fasa tetapi hanya 86,6 nya. Hal ini dapat dijelaskan
dengan persamaan-persamaan berikut ini : Kapasitas ∆-∆ = √3 V
LINE
I
LINE
= √3 V
LINE
√3 I
FASA
= 3 V
LINE
I
FASA
2.32
Universitas Sumatera Utara
30
Sedangkan hubungan open-delta, arus line to line sama dengan arus fasa sehingga : Kapasitas V-V
= √3 V
LINE
I
LINE
= √3 V
LINE
I
FASA
2.33 Dengan membandingkan kedua persamaan diatas, maka diperoleh :
S
V-V
= √3 V
LINE
I
FASA
S
∆-∆
3 V
LINE
I
FASA
= 0,577 atau 57,7 2.34
Dimana :S
V-V
= rating KVA transformator hubungan open-delta S
∆-∆
= rating KVA transformator hubungan delta-delta Transformator open-delta dengan dua belitan seharusnya dapat menyuplai 23
persen dari kapasitas total transformator hubungan delta-delta, tetapi ternyata kedua belitan tersebut hanya mampu menyuplai 57,7 persen dari kapasitas total
transformator. Jadi, perbandingan transformator atau yang disebut juga faktor utilitas yaitu 57,7 66,6 = 0,866 atau 86,6 persen saat kedua belitannya melayani keadaan
berbeban. Dengan dioperasikan seperti ini, transformator masih dapat mengirim daya tiga fasa dengan urutan belitan yang sama, tetapi kapasitasnya yang turun menjadi
57,7 persen dari kapasitas total transformator delta-delta. Misalnya, transformator delta-delta bekerja pada beban nominalnya, jika transformator tersebut diubah
menjadi open-delta dengan beban yang sama seperti sebelumnya, maka sisa kedua transformator akan mengalami overload atau beban lebih masing-masing sebesar
173,2 persen. Total beban hubungan V-V =
√3V
LINE
I
FASA
= √3
2.35 VA masing-masing transformator
V
LINE
I
FASA
Universitas Sumatera Utara
31
Untuk mencegah kerusakan akibat terjadinya overload ini, maka beban transformator harus dikurangi atau menggunakan otomatisasi yang dapat
menghubungkan sistem open-delta langsung menjadi delta-delta tanpa mengurangi beban secara otomatis.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB III SISTEM DIGITAL
Sistem digital merupakam wahana pengembangan bilangan biner 0 dan 1 yang terdapat pada komputer, kalkulator dan sistem terpadu lainnya.Hal ini merupakan
satu bidang yang menarik karena penggunaan rangkaian digital yang telah berkembang pesat.Rangkaian yang hanya menangani sinyal tinggi dan rendah disebut
rangkaian digital.Rangkaian digital lebih menonjol dan lebih produktif terutama dikarenakan IC digital yang diandalkan dengan harga yang lebih murah.
3.1. Bilangan Biner