62
Untuk mengembalikan sub-sistem faultdetector ke kondisi normal saat sistem mengalami reset, maka ditambahkan sebuah masukan RESET yang terhubung ke pin
MR Master Reset pada IC 74123 multivibrator dan pin R Reset pada IC 7476 JK. Masukan RESET ini berasal dari sub-sistem Reset.
4.5. Fault Handler
Gambar 4.8 menampilkan rangkaian skematik sub-sistem fault handler. Sebagaimana telah disebutkan sub-sistem fault-handler berfungsi menangani kondisi
fault yang terjadi, dengan melakukan rekonfigurasi sistem. Kondisi fault diindikasikan oleh masukan FAULT yang berasal dari sub-sistem fault detector.
Rekonfigurasi sistem sendiri dilakukan dengan menghubungkan transformator cadangan ke sistem dalam cara tertentu sesuai dengan transformator yang mengalami
fault menggunakan sejumlah relay. Pada tugas akhir ini diasumsikan hanya satu transformator yang rusak atau terlepas dari sistem.
Pada saat terjadi fault, sub-sistem fault handlerakan membaca kondisi transformator dan menyimpan nilainya pada sebuah flip-flop JK untuk setiap
transformator. Masukan K pada ketiga flip-flop JK tersebut dihubungkan ke ground sedangkan masukan J dihubungkan ke masukan kondisi transformator, sehingga
keluarannya akan sama dengan kondisi tranformator. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
sinyal kondisi
transformator bernilai
high mengindikasikan
transformator yang gagal atau terlepas dari sistem. Keluaran dari flip-flop kemudian akan mengatur relay-relay untuk menghubungkan transformator cadangan. Karena
Universitas Sumatera Utara
63
kapasitas arus keluaran I
O
flip-flop tidak cukup kuat, maka dibutuhkan sebuah transistor untuk menggerakkan drive relay. Pada rancangan ini digunakan transistor
daya tipe TIP 41 yang memiliki kapasitas arus kolektor I
C
yang cukup besar hingga 6 A.Dari datasheet
dapat diperoleh informasi bahwa penguatan arus minimal β transistor TIP 41 adalah sebesar 30 kali. Resistansi relay sendiri diperoleh melalui
pengukuran menggunakan multimeter sebesar 150 dengan tegangan kerja 12 V, sehingga untuk meng-energize relay setidaknya dibutuhkan arus sebesar ,
I
RELAY
= I
C
= 12 150 = 80 mA 4.11
Untuk menghasilkan arus kolektor sebesar tersebut, maka pada basis harus diberikan arus sebesar,
I
B
= I
C
β = 80m 30 = 2.67 mA 4.12
Tegangan keluaran IC 7476 sendiri dalam keadaan high sesuai dengan level tegangan TTL yaitu sebesar 5 V, sehingga untuk menghasilkan arus basis sebesar
dibutuhkan resistor sebesar, R
B
= V
OH
– V
BE
I
B
= 5 – 0,7 2.67 m = 1.610 Ώ
Dimana V
BE
merupakan tegangan jatuh pada sambungan basis-emitor pada transistor. Adapun nilai resistor standar terd
ekat yang digunakan yaitu 1k5 Ώ. Untuk mengembalikan sub-sistem faulthandler ke kondisi normal saat sistem mengalami
reset, maka ditambahkan sebuah masukan RESET yang terhubung ke masukan R Reset pada IC 7476 flip-flop JK. Masukan RESET ini berasal dari sub-sistem
Reset.
Universitas Sumatera Utara
64
Gambar 4.8 Rangkaian Skematik Fault Handler
Universitas Sumatera Utara
65
4.6 Reset