merupakan antihipertensi yang menunjukkan bukti pengurangan kerusakan ginjal pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan nefropati Saseen dan Carter, 2005.
Contoh obat-obat golongan ini yaitu Valsartan, Losartan, Irbesartan, Telmisartan, Olmesartan Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2006.
3. Diuretics
Diuretik hemat kalium bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus kolingentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorbsi natrium dan
sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif. Contoh diuretik hemat kalium adalah spironolakton. Diuretik ini menyebabkan diuresis tanpa
menyebabkan kehilangan kalium dalam urin Anonim, 2009.
4. Beta Bocker β-blocker
Beta Blocker ditujukan untuk resiko kardiovaskular pada pasien diabetes, dan bahan ini digunakan ketika dibutuhkan. Beta Blocker telah ditunjukan paling
tidak pada satu studi menjadi sama efektif dengan ACE Inhibitor dalam hal perlindungan terhadap morbiditas dan mortalitas pasien diabetes Saseen dan
Carter, 2005. Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol adalah penyekat beta yang
kardioselektif, jadi lebih aman daripada penyekat beta yang nonselektif pada penyakit arteri perifer dan diabetes yang karena alasan khusus harus diberi
penyekat beta. Tetapi kardioselektif adalah fenomena yang tergantung dosis. Pada dosis yang lebih tinggi, penyekat beta yang kardioselektif kehilagan selektifitas
relatifnya untuk reseptor beta-1 dan akan memblok reseptor beta-2 seefektif memblok reseptor beta-1 Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2006.
Universitas Sumatera Utara
5. CCB Calcium Chanel Blocker
CCB direkomendasikan sebagai pilihan untuk merawat hipertensi pada pasien diabetes. CCB tidak mempengaruhi sensivitas insulin atau metabolisme
glukosa dan nampak menjadi obat antihipertensif yang ideal untuk pasien diabetes dan hipertensi. Bagaimanapun bukti menunjukkan penurunan kardiovaskular
dengan CCB pada pasien diabetes tidak meyakinkan sebagaimana antihipertensif yang lain diuretic, beta blocker, ACE inhibitor, dan ARB Sassen dan Carter,
2005. CCB tidak berbahaya bagi penderita diabetes, meskipun demikian, CCB
dianggap sebagai bahan kedua setelah beta blocker, ACE inhibitor, dan ARB. Target tekanan darah pada pasien diabetes adalah 13080 mmHg karena
kebanyakan pasien diabetes membutuhkan tiga atau lebih antihipertensif untuk mencapai tujuan ini, CCB merupakan bahan yang berguna dalam populasi ini,
khususnya bila dikombinasi dengan bahan lain Saseen dan Carter, 2005. Contoh obat-obat golongan ini yaitu Amlodipin, Felodipin, Nifedipin,
Diltiazem, dan Verapamil Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2006.
2 .4 Pelayanan Kefarmasian Pharmaceutical Care
Pelayanan kefarmasian adalah praktek berorientasi pada pasien dimana dalam pelaksanaanya bertanggung jawab pada kebutuhan pasien terkait obat.
Pelaksanaan pelayanan kefarmasian bertanggung jawab dalam terapi obat pasien untuk mencapai hasil outcomes yang lebih baik dan untuk memperbaiki kualitas
hidup pasien Cipolle, dkk., 2004. Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang beorientasi kepada pelayanan
Universitas Sumatera Utara
pasien, penyediaan obat yang bermutu termasuk pelayanan farmasi klinik. Pelayanan kefarmasian terus berkembang tidak terbatas hanya penyiapan obat dan
penyerahan obat pada pasien tapi juga memerlukan interaksi dengan pasien dan professional kesehatan lainnya.
Tujuan pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi yang paripurna sehingga dapat: tepat pasien, tepat dosis, tepat cara pemakaian, tepat
kombinasi, tepat waktu dan harga. Selain itu pasien diharapkan juga mendapatkan pelayanan penyuluhan yang dianggap perlu oleh farmasi sehingga pasien
mendapatkan pengobatan yang efektif, efisien, aman, rasional bermutu, dan terjangkau Anomim, 2011.
2.5 Drug Related Problems DRPs