Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku nyeri

4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku nyeri

Menurut Harahap 2007, yang mempengaruhi perilaku nyeri meliputi beberapa faktor yaitu : 4.3.1Jenis Kelamin Jenis kelamin mungkin menyumbang kepada pertunjukkan perilaku nyeri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang kuat dengan perilaku nyeri tertentu Lofvander Forhoff, 2002: Asghari Nicholas, 2001. Wanita khususnya ibu rumah tangga mungkin lebih sering menunjukkan dan mengeluhkan perilaku daripada laki-laki Philips Jahanshahi, 1986. 4.3.2 Intensitas nyeri Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang dirasakan oleh pasien. 4.3.3 Sukubudaya Setiap suku dan budaya mempersepsikan sakit dengan cara yang berbeda Waddle et al, 1998 dan juga berbeda dalam mengekspresikan perilaku mereka yang berhubungan dengan nyeri Lofvander Furhoff, 2002 kepercayaan budaya barat sungguh perbeda dengan kepercayaan budaya timur yang mana budaya timur lebih tenang dan tabah serta lebih sedikit bisa menerima sakit dan kelemahan sedangkan budaya barat lebih liberal, bebas dan pluralistik. Bates, Edwards, Anderson 1993 mengatakan bahwa negara dan suku dapat mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan emosional dan psikologi negara Harahap, 2007. Universitas Sumatera Utara Beberapa penelitian telah menunjukkan suku dan budaya mempengaruhi perilaku nyeri. Brena Sanders, and Motoyama 1990 menyelenggarakan sebuah studi untuk membandingkan psikologi, social dan perilaku umum jumlah pasien nyeri tulang punggung di Jepang dan Amerika. Mereka menemukan bahwa pasien berkebangsaan Jepang lebih sedikit lemah secara psikologi, sosial kejujuran dan ketidak jujuran dalam fungsi mereka dibanding dengan pasien berkebangsaan Amerika Harahap, 2007. 4.3.4Percaya diri Percaya diri menunjukkan pada kepercayaan bahwa percaya diri dapat mengalihkan situasi secara spesifik Bandura, 1997 diambil dari Harahap, 2007. Pasien dengan percaya diri yang tinggi dapat menunjukkan pergaulan yang positip dengan latihan dan negatipnya dengan menggunakan pengobatan. Menurut Kores, Murphy, dan Rosenthal dkk, 1990 diambil dari Harahap, 2007. Percaya diri berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan aktivitas dasar seperti, duduk, berdiri, dan berjalan. Oleh karena itu, percaya diri telah menunjukkan untuk bisa memprediksikan ketidakmampuan pasien pada nyeri kronik dan pasien percaya tentang nyeri mereka dapat mempengaruhi fungsi psikologis dan telah banyak penelitian yang sudah menemukan hubungan yang penting antara percaya diri dengan perilaku nyeri Harahap, 2007. 4.3.5Pasangananggota keluarga Pasangan merupakan sumber yang sangat penting bagi keutuhan kehidupan social pasien dan boleh juga diisyaratkan sebagai syarat yang berbeda dan pilihan yang tepat untuk mengekspresikan sebuah perilaku nyeri Fordyce, 1976. Menurut Flor, Turk, Rudy 1992 Pasangan dan anggota keluarga yang Universitas Sumatera Utara lain sering termasuk dalam pengobatan dan megajarkan kepada pasien untuk berespon positif pada setiap aktivitas yang dilakukan pasien dan indikasi yang lainya bagi perilaku yang baik. Pasangan mempunyai peran yang kuat bagi peningkatan nyeri pasien Harahap, 2007.

4.4 Instrumen perilaku nyeri